45. Kembalinya Ingatan Jungkook

4.4K 592 111
                                    

"Menurutmu aku itu seperti apa?"

Jungkook mengerutkan keningnya samar setelah mendengar pertanyaan dari Taehyung. Kalau dia disuruh mendeskripsikan seorang Taehyung, boro-boro merangkai kalimat panjang untuk mendeskripsikan pacarnya itu. Menemukan satu kata saja sudah sulit. Yang jelas, Taehyungnya begitu indah.

"Kamu? Indah." jawab Jungkook.

"Sudah, begitu saja?" Taehyung bisa saja berpura-pura tidak puas dengan jawaban Jungkook. Tetap, pipinya yang kini bersemu itu tidak bisa berbohong. Kalau Taehyung sudah lucu begini bagaimana cara Jungkook untuk tidak jatuh semakin dalam pada pesona pacarnya?

Wah, sudah tidak ada jalan lain lagi Jungkook-ah selain semakin menyukai, mengagumi, menyayangi dan mencintai Kim Taehyung.

"Kamu bahkan lebih indah dari jalan setapak di Yeouido park saat musim semi. Lebih indah dari langit cerah berwarna biru di musim panas. Lebih indah dari warna oranye dan merah pepohonan di musim gugur. Lebih indah dari lagu-lagu Natal yang diputar di sepanjang Myeongdong street saat Christmas eve, Taehyung."

Jungkook, andai saja dia tahu kalau hati Taehyung kini sudah tidak keruan lagi karena omongannya barusan. Taehyung tahu kalau pacarnya bukan tipe pria yang suka menggombal. Jungkook lebih ceplas-ceplos dan semaunya, terkadang. Jadi, saat Jungkook mengatakan kalau Taehyung itu indah, berarti Taehyunya memang indah.

Siapa juga yang ingin protes? Toh, memang keindahan Taehyung tidak bisa dibantah lagi.

"Aduh, jantungku rasanya meletup-letup. Susu pisang sialan."

Dan malam itu ditutup dengan rasa gemas Jungkook pada pacar lucunya yang tidak tertahankan lagi, sampai akhirnya mereka terlelap di dalam dekapan satu sama lain. Tidak ada jarak seinci pun pada tubuh mereka.

"Taehyung, kamu kenapa melamun terus, sih?"

Mata besar Taehyung langsung beralih menatap orang di hadapannya. Setelah beberapa menit pikirannya kembali dipenuhi dengan kenangan manisnya bersama Jungkook, kini akhirnya anak itu kembali tersadar pada kenyataan. Pria yang lima tahun lebih tua itu kini menatap Taehyung dengan serius, seakan-akan protes karena tidak diperhatikan sejak tadi.

"Ah, maaf, sampai mana tadi hyung?"

"Foto-fotomu indah. Tae, aku sudah melihat kamu memiliki potensi besar. Masih tidak berminat menjadi model untuk proyekku?"

"Hyung, tapi aku tidak berminat sama sekali." jawab Taehyung pada akhirnya.

"Tapi kamu memiliki potensi, lho, Tae." ulang pria itu, lagi.

"Hyung, aku tidak suka difoto. Aku tidak mau dan tidak bisa."

Iya, tidak suka, karena Taehyung hanya suka menjadi muse-nya susu pisang saja.

"Hyungsik hyung, aku pergi dulu, ya? Sudah ada janji dengan Yoongi hyung dan Jiminnie. Sampai nanti, hyung."

Hyungsik tersenyum kecil sebelum akhirnya dia mengacak-acak rambut Taehyung pelan. Memang si Taehyung itu kepala karang, mau dipaksa seperti apa pun kalau dia sudah berkata tidak ya pasti jawabannya akan tetap sama. Satu hal yang tidak akan pernah berubah dari Kim Taehyung, sifat keras kepalanya.

"Baiklah, baiklah. Dasar kamu kepala karang, hahaha. Jangan lupa sampaikan salamku pada Jimin dan Yoongi, ya?"

"Eum. Sampai nanti, hyung!"

Hyungshik hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil memperhatikan Taehyung yang sudah melangkah keluar dari kafe. Namun, senyum kecil itu masih terpasang di wajahnya.

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang