Bagi Jungkook, mencintai Taehyung sangatlah mudah, namun untuk mengenali pria manis itu yang begitu sulit. Terkadang anak itu terlihat berisik, namun Taehyung adalah orang yang paling banyak menyimpan rahasia dengan dirinya sendiri. Terkadang anak itu akan terlihat kekanakan, namun sebenarnya Taehyung orang yang lebih mementingkan kebahagiaan orang yang disayang dibanding dirinya.
Sebab itulah dia berbohong. Bagi Taehyung, tidak ada gunanya mengungkit sesuatu yang bisa membuat orang yang disayangnya merasa tidak nyaman dan tidak senang. Ya, itu bagi Taehyung.
Begitu mudah untuk mencintai Taehyung dan sebenarnya begitu sulit untuk membencinya. Namun egonya kini menguasai, memaksanya mengabaikan Taehyung bagaimanapun caranya. Memaksanya untuk menghindari lelaki manis itu. Bahkan sampai mengambil keputusan untuk melepaskannya.
Bayangan-banyang manisnya bersama Taehyung terputar, saat pria manis itu merengek meminta Jungkook memasak makan malam untuk mereka. Atau Taehyung yang sedang berbaring di atas sofa dengan selimut lembutnya, menunggu Jungkook untuk pulang ditemani oleh Yeontan dan Franklin. Bocah itu akan langsung melompat keluar dari selimut dan berlari untuk memeluk Jungkook yang baru saja membuka pintu flat.
Susu pisang, poppo untukku mana? Kata Taehyung dengan wajah lucu andalannya. Kalau Jungkook tidak menggubris keinginannya, Taehyung akan berpura-pura cemberut dan membelakangi Jungkook. Malas, susu pisang tidak memberikan poppo. Lalu, Jungkook yang gemas akan memeluknya dari belakang, menghirup ceruk leher Taehyung dengan lembut. Menghirup wangi dari sabun lavender khas kekasihnya itu dalam-dalam. Lalu dia kecup rahang dan dagu Taehyung. Setelah itu Jungkook akan menjawab, Itu, sudah aku beri poppo. Jangan merengek dan merajuk lagi.
Namun itu hanyalah bayangan dari hari-hari manis yang pernah mereka lalui. Sekarang tidak ada lagi hari dan rasa manis itu, setidaknya bagi Jungkook sudah tidak ada.
Sebenarnya Jungkook sudah menduganya sejak awal. Gelagat Taehyung saat berbohong, matanya yang tidak berani menatap Jungkook secara langsung. Lalu soal Jimin, hanya orang bodoh yang tidak menyadari kalau perhatian Jimin pada Taehyung itu terlalu berlebihan jika dikatakan hanya sebatas sahabat. Tatapan Jimin, betapa protektifnya Jimin pada Taehyung. Jungkook tahu, karena dia juga menyayangi Taehyung—mencintai, jadi tidak mungkin jika Jungkook tidak menyadarinya.
Kalau ada yang berkata bahwa Jungkook berlebihan dan jahat, apa kalian sudah mencoba melihat dan merasakan dari sudut pandangnya?
Jungkook selalu saja merasa bodoh dan buta akan masa lalu Taehyung. Apa saja yang menjadi ketakutan kekasihnya itu, alergi Taehyung, makanan yang tidak Taehyung sukai, hal yang sekecil itu menjadi begitu mengganggu. Apalagi Taehyung begitu sering tidak berkata jujur.
Taehyung pernah berkata kalau dia menonton sebuah drama. Katanya dalam drama itu pemeran utamanya tidak berkata jujur kepada kekasihnya. Jungkook tahu, kalau saat itu Taehyung sedang membahas dirinya sendiri.
Kamu marah tidak kalau aku tidak jujur dan menyembunyikan sesuatu darimu?
Hmm. Kalau aku lebih kecewa, mungkin?
Kenapa kecewa?
Kecewa. Karena belum bisa mendapatkan kepercayaan kekasihku. Karena dia tidak mau berbagi denganku. Mungkin aku belum cukup baik? Atau mungkin tidak meyakinkan untuknya?
Kecewa, marah, sedih, semuanya dirasakan oleh Jungkook. Kecewa pada Taehyung dan dirinya, karena tidak bisa menjaga hubungan mereka dengan baik. Kecewa karena Taehyung tidak mau terbuka mengenai hal serius padanya, juga kecewa pada dirinya sendiri karena mungkin tidak bisa meyakinkan Taehyung. Tidak bisa membuat Taehyung merasa nyaman seutuhnya, tidak bisa membuat Taehyung membagi segala beban yang dia rasakan, tidak bisa menggantikan posisi Jimin bagi Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT 202; The Fall | KOOKV
Fanfiction[ dibukukan! ] Ketika semesta mempertemukan dua anak penuh luka dalam sebuah takdir yang lucu. Menemukan cinta, Taetae & Susu pisang, musim gugur 2017. KOOKV, Fluff, Hurt/Comfort, Psychology ‼️ Self-harm, trauma, suicidal thoughts, homicide‼️