55 - FINAL CHAPTER

4.6K 383 212
                                    

Flat 202 Final Chapter
Enjoy!💜




Hal pertama yang menyambut pandangan Jimin dan Yoongi ketika mereka turun dari pesawat adalah: Taehyung yang dengan nyaman berada di atas gendongan Jungkook.

Anak itu meminta Jungkook untuk menggendongnya di punggung, karena dia masih merasa ngantuk sekali. Matanya lengket seolah menolak untuk disuruh bangun. Ini semua ulahnya Jimin yang memesan tiket pesawat keberangkatan di pagi buta, bahkan langit masih sangat gelap dan matahari belum juga terbit ketika mereka sampai di Seoul.

Kakinya masih lemas, matanya masih setengah terpejam. Taehyung berjalan dengan tidak seimbang. Bagaimana bisa Jungkook diam saja kalau melihat bayi beruangnya begitu?

Walhasil, Jungkook langsung berjongkok ketika mereka hendak menuruni anak tangga di pintu keluar pesawat. Taehyung yang masih belum sepenuhnya sadar itu juga langsung otomatis naik ke atas punggung Jungkook. Jadilah adegan gendong-gendongan di punggung terjadi.

Kasihan sekali orang-orang di sekitar mereka, masih pagi buta sudah harus iri melihat adegan romantis dan menggemaskan Taehyung dan susu pisangnya itu. Taehyung yang masih setengah terpejam sibuk menggumamkan berbagai kalimat tidak jelas di telinga Jungkook, lalu si susu pisangnya itu hanya akan menanggapi dengan, "Iya," atau "Hm." saja.

Sesekali Jungkook berhenti sebentar untuk memperbaiki posisi Taehyung yang mulai sedikit merosot dari gendongannya. Duh, bisa dibayangkan betapa repotnya Jungkook yang harus menggeret koper Taehyung sembari menggendong pacarnya itu.

Sebenarnya Jimin dan Yoongi sudah menawarkan bantuan sejak tadi. Namun dengan keras Jungkook menolaknya. Rasakan kamu susu pisang, siapa suruh tadi sok tangguh!

"Aku dan Jimin akan kembali ke apartemenku dulu, kalian berdua langsung kembali ke flat saja." kata Yoongi.

"Ya, memangnya kami mau ke mana lagi hyung?" jawab Jungkook.

Ya iya juga sih. Memangnya Jungkook akan membawa kabur Taehyung ke mana. Anak itu saja masih tertidur di gendongan Jungkook, juga mereka masih membutuhkan waktu untuk istirahat dan tidur. Mengingat pagi ini jam tidur mereka terpotong banyak oleh jadwal penerbangan.

"Ya sudah, hati-hati. Jangan lupa suruh Taehyung menghubungiku kalau dia sudah bangun nanti."

Min Yoongi itu salah satu orang paling pendiam yang pernah Jungkook temui. Pria itu lebih banyak mengamati sekitarnya jika dibandingkan dengan Jimin—pacarnya yang lebih aktif berbicara dan berinteraksi. Tapi jika itu berhubungan dengan Taehyung, Yoongi tidak lagi menjadi sekadar pengamat dan si pendiam. Dia tidak pernah sekali pun absen untuk memberikan perhatian dan kasih sayangnya pada anak itu. Memang benar, Yoongi sudah seperti sosok saudara dan orangtua sambung untuk Taehyung.

Pagi itu dia mengecup puncak kepala Taehyung, lalu mengatakan untuk hati-hati dan selamat hingga sampai di flat. Setelah itu mereka pulang dengan taksi yang terpisah, Jimin dengan Yoongi menuju apartemen si pria manis itu dan Jungkook dengan Taehyung kembali ke flat.

Sepanjang perjalanan di dalam taksi, bahu Jungkook sudah menjadi pengganti bantal untuk Taehyung. Nyaman sekali dia tidur sambil bersandar pada pundak pacarnya. Lalu, sepanjang perjalanan Jungkook tidak bisa berhenti mengelusi rambut Taehyung yang lembut.

.

.

.

Menjelang siang Taehyung terbangun ketika merasakan sinar matahari menyelip masuk, menembus gorden kamarnya yang tidak tertutup rapat. Sepertinya Taehyung tidur cukup nyenyak sejak subuh tadi, karena hal terakhir yang dia ingat hanya Jungkook yang menggendongnya turun dari pesawat.

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang