51. Kotak Musik Tua

2.4K 334 78
                                    

Kotak musik tua yang hampir dilupakan. Andai saja hari itu Taehyung tidak sok memiliki ide untuk membersihkan flat-nya, mungkin kotak musik tua itu sudah kembali dia kubur dalam-dalam di ingatannya. Kotak musik tua dengan tuas pemutar yang sudah patah. Bagian sudut kotak pun sudah gompal, akibat beberapa kali terkena benturan. Kotak musik yang entah memberikan luka atau kebahagiaan setiap kali Taehyung mengingatnya.

Namjoon memberikan kotak itu saat Taehyung berumur sepuluh tahun. Taehyung kecil yang selalu takut untuk pergi tidur sendirian. Taehyung kecil yang takut untuk memejamkan matanya di kamar yang begitu besar di malam yang sunyi. Malam hari yang gelap dan sunyi selalu menjadi musuh si Taehyung kecil yang manis. Kalau Taehyung terbangun di malam hari dan menyadari lampu kamarnya mati, dia pasti akan berlari keluar kamar dan membangunkan kedua hyung-nya.

Sampai suatu hari Namjoon memberikan Taehyung sebuah hadiah kecil di malam Natal, kotak musik pengantar tidur dan pengusir rasa takut. Kata Namjoon, kotak musik itu yang akan menjaga Taehyung setiap kali adik kecilnya pergi tidur di malam hari. Suara dentingan piano yang mengalun indah dan tenang, seakan-akan dapat mengusir seluruh rasa takut Taehyung.

"Tahu tidak? Monster tidak akan pernah berani menyentuh adik hyung. Setiap kali musik berputar dari dalam kotak ini, mereka akan berlari karena takut. Mereka tahu kalau adik hyung ada yang menjaga. Jadi, Taehyungie tidak perlu takut lagi untuk tidur di malam hari, mengerti?"

Saat itu Namjoon berkata dengan tenang sambil mengangkat tinggi-tinggi kotak musik yang terlihat masih mulus itu. Namjoon mengangkatnya dengan tinggi agar adik kecilnya percaya kalau kotak musik itu memiliki kekuatan magis yang luar biasa besar. Sejak malam itu Taehyung tidak lagi takut untuk memejamkan matanya di malam hari.

Waktu umurnya enam belas tahun dan sudah mau memasuki sekolah menengah atas, appa sempat menyinggung kotak musik tua miliknya itu. Hari itu beliau menghampiri anak bungsunya yang sedang terbaring lemas di kasur selama dua hari karena flu. Appa Kim berkata, "lihat, lihat, anak appa sudah besar tapi masih menyimpan kotak musik tua ini. Bukankah sudah waktunya kotak musik ini untuk istirahat, hahaha."

Taehyung tahu kalau hari itu appa hanya bergurau dan meledeknya saja. Namun Taehyung tetap menjawab dengan serius, "tidaaak, kotak musik itu adalah jimat pengantar tidurku appa. Namjoon hyung juga pasti kecewa kalau aku membuangnya."

Tidak pernah sekali pun Taehyung berniat untuk membuang barang-barang pemberian orang yang dia sayangi. Taehyung selalu menyimpan dan menjaga semua pemberian dari orang lain, apalagi orang-orang terdekatnya. Semua barang-barang dari appa, Seokjin dan Namjoon juga masih dia simpan dengan rapih di kamar kosong flat-nya. Namun Taehyung tidak pernah memiliki keberanian untuk melihat kembali barang-barang itu. Lukanya masih ada di sana, di hatinya.

Jungkook melangkahkan kakinya lagi, mendekat, hingga tidak ada jarak yang tersisa di antara mereka. Taehyung tidak bergeming, masih diam membatu di tempatnya. Namun matanya tetap terpaku pada kotak musik tua di tangannya. Anak itu tidak melamun dan tertarik masuk ke dalam momen tertentu yang ada di dalam ingatannya, dia hanya diam.

Setelah itu tubuh Taehyung langsung direngkuh masuk ke dalam pelukan Jungkook. Jungkook tidak berkata apa-apa, dia membiarkan pria itu tetap memegang kotak musik tua yang sudah membuat matanya berkaca-kaca. Jungkook hanya diam, karena Jungkook tahu mereka berdua sama-sama penuh dengan luka.

"Taehyung?"

"Mm...?"

"Tidak apa-apa, kamu bisa memelukku sampai kamu puas."

Taehyung tertawa kecil, membuat air mata yang sedari tadi tertampung di pelupuk matanya itu akhirnya menetes. Air matanya jatuh membasahi pipi dan sudut bibirnya yang sedikit terangkat karena tertawa, lalu dia menjawab, "Bukannya kamu yang ingin memelukku? Dasar alasan!"

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang