FLAT 202; The Fall | KOOKV

37. Bom waktu yang meledak

"Biar aku saja." kata Jungkook. Tangannya mengambil alih piring berisikan daging mentah yang tadinya berada di tangan Taehyung. Anak itu hanya bisa melongo melihat pacarnya yang begitu cepat mengambil alih piring yang tadi dia pegang. Baru saja Taehyung ingin menyusul Jimin menuju halaman flat, namun tidak jadi.

Entah kenapa rasanya Jungkook kini begitu dingin dan menyeramkan. Memang tidak ada variasi pada nada atau intonasi bicaranya, namun Taehyung bisa merasakan kalau Jungkook begitu mengintimidasi. Haduh, kalau sudah menyeramkan begitu Taehyung lebih baik menempelkan kembali bokongnya pada kursi dan duduk dengan manis saja. Takut kalau kelinci raksasa yang tidak lain dan tidak bukan adalah pacarnya itu mengamuk.

"Susu pisang hyung sepertinya sedang tidak mood ya?" tanya Jinyoung, yang merasakan aura tidak baik sedang mengelilingi Jungkook. Taehyung jadi khawatir, jangan-jangan Jungkook kerasukan hantu penunggu gedung kosong di ujung jalan dekat taman. Kebetulan sekali kan tadi sore Jungkook melamun saat melewati gedung itu. Jihoon ikutan mengangguk. "Wah, bahkan kamu juga merasakannya ya, Jinyoungie?"

"Kalian tidak sedang bertengkar kan, hyung?" kali ini Jihoon ikut menyerobot masuk ke dalam topik pembicaraan. Mug berisikan cokelat hangat yang tadi hampir dia minum langsung diletakan di atas meja begitu saja. Karena membahas hubungan susu pisang hyung dan Taetae hyung jauh lebih menarik saat ini.

Taehyung melamun sebentar, mencoba mengingat-ingat kembali apakah ada sesuatu yang dia lakukan dan membuat suasana hati Jungkook kurang baik. Wajahnya serius sekali, sesekali keningnya mengerut lalu disusul dengan gelengan kepala dari bocah itu. Hingga akhirnya Taehyung menjawab dengan yakin, "Tidak ada kok, aku sudah mencoba mengingat-ingat dengan teliti."

"Tapi aku saja bisa merasakan kalau susu pisang hyung sedang tidak dalam mood yang baik. Seram sekali, bulu kudukku berdiri saat mendengarnya berbicara tadi." jawab Jihoon dengan ekspresi dan nada bicara yang berlebihan.

Lalu Taehyung diam lagi. Tidak lama ekspresi anak itu berubah, jadi senyum-senyum sendiri sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Padahal beberapa menit yang lalu dia melakukan hal kebalikan dari yang dilakukan sekarang.

"Sepertinya susu pisang kesal karena hari ini aku belum menciumnya." kata Taehyung tanpa memedulikan bahwa di hadapannya ada dua anak minor yang mendengar perkataannya itu.

waktunya Jinyoungie melindungi pikiran polos Jihoon dari pembahasan ini, Jinyoung itu Jihoon protection squad nomor satu di dunia. "Jihoon hyung, cokelat hangat untukku mana?" ya, anak itu mencoba mengalihkan Jihoon dari topik dewasa tadi.

*

Awalnya Jungkook pikir semua dugaanya itu hanyalah bagian dari rasa cemburunya—begitu harapannya. Namun Jungkook belum mempersiapkan hatinya untuk terluka, setelah sekian kali mengelak dugaan-dugaan tersebut. Menolak mengakui kalau Taehyung terlalu banyak berbohong pada dirinya. Lantas, apa lagi pondasi dalam sebuah hubungan jika sudah tidak ada lagi rasa percaya di dalamnya?

Jungkook sedikit mengubah sikapnya beberapa hari ini. Dirinya kembali menjadi Jungkook yang amat dingin, jarang sekali berbicara bahkan dengan Taehyung sekali pun. Kalau Taehyung bertanya, Jungkook akan menjawab kalau dirinya hanya sedikit lelah. Kurang dari dua minggu pameran perdananya akan diselenggarakan dan hal itu yang dia jadikan alasan untuk menjaga jarak dengan Taehyung. Ya, ada sedikit jarak dalam hubungan mereka atau mungkin akan semakin bertambah jauh jika Jungkook memilih bersikap seperti ini terus-terusan.

Sebenarnya pameran memang menjadi salah satu hal yang menyita waktunya dari Taehyung. Meskipun secara tidak sengaja. Jungkook sedikit bersyukur akan hal itu, jadinya dia bisa sedikit mengalihkan pikirannya. Namun yang terjadi malah beban yang dia rasakan semakin bertambah. Rasa lelah, kecewa dan marah menjadi satu. Mungkin sewaktu-waktu bisa saja meledak dan tak bisa dia tahan lagi.