50. Sembuhnya Sebuah Luka

3K 393 119
                                    

Roti panggang setengah gosong. Pemandangan pagi ini di dalam flat 202 adalah Jungkook yang sedang menatap tumpukan roti panggang setengah gosong di atas meja makannya. Lalu di seberang tempat duduknya ada Taehyung yang sedang tersenyum lebar sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya di bawah meja.

Memang sih, pemandangan roti panggangnya tidak mengindahkan mata, namun senyuman Taehyung di hadapannya ini sudah sangat cukup menggantikan bayang-bayang rasa pahit dari roti panggang gosong di hadapannya. Kekasih manisnya itu bangun pagi-pagi sekali hanya untuk membuatkan Jungkook roti panggang untuk sarapan mereka. Apa tega dia tidak menghargai usaha besar Taehyung ini?

Kalian tahu tidak apa yang Taehyung katakan waktu Jungkook menemukannya yang sedang sibuk di dapur berantakan flat 202 itu?

Loh, pacarku kenapa bangun? kan sarapannya belum siap.

Setelah itu Jungkook dibuat gemas sekaligus pusing melihat dapur mereka yang berantakan. Eh, maksudnya dapur Taehyung yang berantakan. Tapi pusing kepalanya itu tentu saja tidak akan ditunjukkan oleh Jungkook. Malahan dia langsung memeluk badan Taehyung dari belakang dan membuat kerja jantung pria lucunya itu tidak keruan. Coba tebak siapa yang sedang berlagak malu-malu dipeluk pacarnya sendiri? Taehyung laaah~

Halah, biasanya juga memalukan diri sendiri tapi sekarang malah pipinya merah merona seperti tomat. Entah kenapa sentuhan Jungkook tidak pernah gagal membuat jantungnya berdebar seperti habis berlari maraton. Taehyung serasa habis berlari mengelilingi stadion sebanyak sepuluh putaran.

"Susu pisang, ih, jangan memelukku tiba-tiba begini. Aku kan sedang menyiapkan sarapan!" bohong, dia sok tidak suka padahal aslinya bahagia sekali.

"Ah... mau ku lepaskan saja, hm?"

"JANGAAN DONG!" jawab Taehyung cepat.

Mereka diam dengan posisi itu untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Jungkook melanjutkan acara pusing-pusingannya dengan roti panggang gosong buatan Taehyung.

Tumpukan roti panggang gosong di hadapan Jungkook pun berhasil masuk ke dalam perutnya tanpa ada paksaan yang keras dari Taehyung. Senyum lebar Taehyung di hadapan Jungkook masih mengembang, namun tidak bertahan lama. Senyumannya lenyap saat satu gigitan roti buatannya sendiri menyentuh ujung lidahnya. Belum ada beberapa detik Taehyung sudah mengeluarkan lagi dari mulutnya.

Hanya ada rasa pahit, bahkan rasa manis dari selai strawberry kesukaannya pun kalah dengan sensasi pahit yang ditinggalkan roti gosongnya. Tinggal kita lihat saja apa beberapa jam lagi perut Jungkook bergejolak atau tidak.

"Susu pisang, kamu serius tidak kenapa-kenapa? Perutmu baik-baik saja, kan?" kata Taehyung, mukanya terlihat khawatir sekali.

Taehyung menggeser kursi makannya sedikit, agar jaraknya dengan Jungkook bisa menjadi lebih dekat lagi. Diusap-usap perut pacarnya dengan pelan, takut kalau diusap dengan keras nanti perut susu pisangnya sakit betulan. Tahu tidak kenapa Taehyung tiba-tiba khawatir begini?

Karena roti panggang buatannya sendiri, dong.

"Tae, aku tidak apa—" kata-kata Jungkook keburu dipotong oleh Taehyung. "Bahkan aku tidak bisa menelan satu gigitan pun. Kamu ini, lho, malah menghabiskan 3 lembar roti panggang buatanku. Rasanya kan pahit!"

"Kamu mungkin memakan bagian gosongnya, aku kan dari tadi memilih yang tidak terlalu gosong, sayang."

"—tetap saja! nanti kalau kamu kenapa-kenapa, bagaimana?"

Ah, omong-omong, kalau kalian lupa—semoga sih ingat, Jungkook sudah ada perkembangan untuk masalah berekspresi. Karena penyebab utama traumanya itu sudah terkuak, Jungkook juga semakin rutin terapi dan konsultasi dengan Jehoon. Oh iya, satu lagi yang berperan penting dalam proses pemulihannya, Taehyung si pria manisnya yang rutin sekali menarik-narik sudut bibir Jungkook ke atas dan ke bawah.

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang