43. Penguntit

3.7K 612 181
                                    

SAYANG-SAYANGKUUUU RINDUUUUUU😣💜!



***




Ini bukan kali pertama Jungkook memutuskan kontak mata mereka berdua. Taehyung seharusnya tidak perlu merasa begitu sakit dan terkejut atas tindakan Jungkook itu. Namun, tetap saja Taehyung tidak mau munafik, kalau rasa nyeri di dadanya selalu hadir setiap kali dia melihat Jungkook.

Taehyung takut. Takut sekali kalau suatu saat nanti perasaan sayang mereka berdua pada satu sama lain akan benar-benar hilang. Takut untuk membayangkan di masa yang akan datang, tidak ada lagi Jungkook di hidupnya. Tidak ada lagi sensasi hangat dan desiran nikmat pada dadanya yang terasa menyenangkan, setiap kali dia mengingat sosok Jungkook.

Bagaimana kalau nantinya Jungkook akan menjadi luka baru dalam hidup Taehyung?

Memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi rasanya membuat kepala Taehyung pening dan ingin pecah. Mimpi buruk dan suara-suara jahat yang dulu sering mengganggu pikirannya bahkan kini kembali menyapa Taehyung. Saat waktu senggangnya menunggu jam perkuliahan, waktu makan siang, di flat, di perjalanan pulang, pikiran-pikiran jahat itu kembali menghantui Taehyung ke mana pun kakinya melangkah.

Beberapa hari lalu, tepatnya di taman depan fakultas Jungkook. Taehyung dan Jungkook bertemu secara tidak sengaja, namun tatapan mata mereka hanya bertahan tidak sampai dua detik. Pada akhirnya, Jungkook menjadi orang yang paling pertama memutuskan kontak mata mereka berdua.

Jangan ditanya seberapa besar sakit yang Taehyung rasakan. Jangan. Rasanya Taehyung sendiri pun jengah dengan rasa sakit itu, saking sudah terlalu lelah dengan perasaannya sendiri akhir-akhir ini. Jengah, lelah, kecewa, karena merasa semuanya akan percuma. Apa gunanya memaksakan keadaan. Sudah jelas Jungkook tidak akan mau membuka hatinya kembali untuk Taehyung. Jadi, untuk apa penantiannya selama ini?

Taehyung ingin menyerah. Hatinya rasanya sakit sekali. Dia merasakan sesak di dadanya semakin bertambah setiap kali mata mereka bertemu. Tatapan Jungkook yang dulu datar, namun Taehyung bisa merasakan kasih sayang dan ketulusan di sana, kini sudah lenyap. Yang ada hanya tatapan kosong, tidak ada lagi jejak kasih sayang di sana.

Hal menyakitkan itu terulang lagi siang tadi. Saat mereka tidak sengaja bertemu di perpustakaan pusat di kampus. Mata itu bertemu untuk beberapa detik, hingga akhirnya Jungkook memutuskan untuk pergi segera mungkin dari ruangan itu. Jungkook bahkan seperti tidak sudi untuk menghirup udara di ruangan yang sama dengan Taehyung. Itulah yang menyakitkan sekali bagi Taehyung.

Sebesar itukah rasa bencinya? Ke mana perginya rasa sayang yang dulu selalu Jungkook ucapkan pada Taehyung? Secepat itukah dia melupakan dan membuang semua kenangan manis yang mereka lalui bersama? Secepat itu rasa sayangnya pada Taehyung menghilang?

Taehyung lelah untuk mengejar, di saat Jungkook bersikeras untuk menjauh. Taehyung lelah untuk menunggu, lelah untuk bersabar, karena yang dilakukan Jungkook adalah semua kebalikan dari yang dia lakukan. Jungkook tidak ingin dikejar, tidak ingin ditunggu, tidak ingin memberikan—dugaan Taehyung—kesempatan kedua untuk hubungan mereka berdua.

Yang Jungkook lakukan adalah membangun dinding beton yang teramat tinggi dan kokoh. Berulang kali Taehyung coba untuk meruntuhkan dinding tersebut, namun Jungkook semakin keras membangunnya. Berulang kali Taehyung berusaha untuk menggapai sisi tertinggi tembok, melewati tembok pertahanan tersebut, Jungkook akan semakin tinggi membangunnya.

Haruskah Taehyung tetap bertahan? Haruskah dia mengejar untuk yang kesekian kalinya? Setidak berharga itukah dirinya?

"Yoongi hyung, sepertinya aku akan menyerah saja." kata Taehyung pada akhirnya.

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang