Hari ini Taehyung memutuskan untuk menemani Jungkook konsultasi dan terapi. Anak itu dengan sabarnya menunggu Jungkook di luar ruangan. Untungnya, ruangan terapi Jungkook dan ruang kerja Jehoon—tempat Taehyung menunggu—hanya dipisahkan oleh sebuah dinding kaca. Jadi, Taehyung dapat melihat cukup jelas kegiatan Jungkook selama sesi terapi dan konsultasinya.
Jungkook tidak henti melihat ke arah di mana Taehyung menunggu. Pacarnya itu sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri. Terkadang dia akan berdiri mondar-mandir di depan rak buku Jehoon, lalu asal memilih salah satu buku untuk dibaca. Kalau sudah bosan, Taehyung akan sibuk dengan kamera kesayangannya. Mengambil gambar ruang kerja Jehoon, secangkir teh di hadapannya, atau mengambil gambar apa pun yang menarik perhatian Taehyung. Setelah itu, bocah itu akan diam dan sibuk memperhatikan hasil jepretannya.
Sumpah demi Tuhan, Jungkook benar-benar tidak bisa berhenti memperhatikan pacarnya. Di luar sana Taehyung sedang lucu dan menggemaskan sekali. Lidahnya sedikit menjulur ke luar dari bibirnya dan tidak sadar kalau dari tadi Jungkook memperhatikan dirinya sambil menahan gemas dalam hati. Sampai-sampai, Jehoon ikut memperhatikan arah pandang Jungkook saat ini.
Seharusnya Jungkook dapat fokus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Jehoon, kini dia malah fokus memperhatikan laki-laki manis yang sedang duduk menunggunya di luar. Jehoon hanya dapat terkekeh melihat anak muda yang sedang kasmaran ini dan memakluminya.
"Jungkook-ah, sepertinya kamu sudah jatuh terlalu dalam ya" ledek Jehoon. Dia tertawa penuh arti, juga sedikit memaklumi situasi yang sedang terjadi pada Jungkook saat.
"Menurut hyung begitu?" tanya Jungkook, yang sebentar mengalihkan pandangannya dari Taehyung menjadi ke arah Jehoon.
"Hmm, begitulah. Berdasarkan apa yang aku lihat dan apa yang aku dengar dari semua ceritamu."
Tentu Jungkook tidak akan membantah. "Aku rasa juga begitu, hyung."
"Tapi, menurutku kehadiran Taehyung membawa dampak positif bagi kesembuhanmu," Jehoon berkata, matanya tetap fokus pada buku di pangkuannya. Kemudian, Jehoon kembali bertanya, "Sudah berapa kali kamu menangis karenanya?"
"Tiga kali? Sepertinya."
"Walau air mata itu keluar hanya setetes, tapi itu tetap sebuah kemajuan besar, Jungkook-ah."
"Tapi, apa menurut hyung aku bisa segera sembuh?"
"Tidak akan lama lagi, Kook-ah. Aku berjanji padamu, kamu akan segera sembuh." Jehoon menjawabnya dengan senyuman.
Setelah itu, Jungkook kembali fokus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan serius dari Jehoon. Juga melanjutkan sesi berceritanya, tentang apa yang dia alami beberapa hari ini. Tentang rasa khawatir dan cemas yang terus bertambah berkali-kali lipat setiap harinya. Juga tentang mimpi yang terus-menerus meneror malam hari Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT 202; The Fall | KOOKV
Fanfiction[ dibukukan! ] Ketika semesta mempertemukan dua anak penuh luka dalam sebuah takdir yang lucu. Menemukan cinta, Taetae & Susu pisang, musim gugur 2017. KOOKV, Fluff, Hurt/Comfort, Psychology ‼️ Self-harm, trauma, suicidal thoughts, homicide‼️