Suatu pagi di pertengahan musim dingin, Jungkook mendapatkan dirinya berada di flat bernomor 202. Kalau kalian bertanya-tanya apa yang dilakukan bocah itu, jawabannya adalah dia sedang membantu memilihkan baju yang akan dipakai oleh Taehyung untuk pergi hari ini. Kegiatan itu sudah berlangsung sejak dua puluh menit yang lalu. Karena baju yang dipilih Taehyung selalu tidak disetujui oleh Jungkook, jadilah mereka membutuhkan waktu yang begitu lama hanya untuk sekadar memilih pakaian. Alasannya seperti, tidak... itu terlalu tipis bahannya, lengannya kurang panjang, Tae, atau, motifnya terlalu mencolok.
Hingga akhirnya Jungkook sendiri yang memilihkan pakaian mana yang akan dikenakan oleh Taehyung. Dari mulai kaos dalaman, coat, celana dan belt. Semuanya adalah pilihan Jungkook. Barulah setelah puas dan merasa semua yang dipilihkan itu cocok, Jungkook langsung menyuruh Taehyung untuk berganti baju. Dia bisa meninggalkan Taehyung dan pergi membuat sarapan untuk mereka berdua.
Taehyung keluar dari kamar setelah beberapa menit mengganti bajunya. Semua yang dipakai sudah sesuai dengan yang dipilihkan oleh Jungkook. Celana bahan untuk musim dingin berwarna hitam, kaos turtleneck warna abu-abu dan winter coat panjang warna putih yang terjurai pada satu lengannya. Bocah itu keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur sambil cemberut. Padahal tadi dia ingin sekali memakai coat animal print yang baru dia beli seminggu yang lalu. Tapi Jungkook tidak memperbolehkan, malah prianya memilihkan coat putih panjang berbahan tebal biasa. Sungguh tidak asik!
"Aku malas denganmu, susu pisang."
Taehyung duduk di kursi sambil menggerutu. Anak itu masih mengerecutkan bibirnya, melirik kesal juga ke arah Jungkook yang sedang menyiapkan omelette dan sosis goreng ke piring Taehyung. Jungkooknya sih tidak mau melihat wajah Taehyung saat ini. Karena wajah Taehyung yang cemberut itu malah jadi berkali-kali lipat kadar kelucuannya.
"Sudah, jangan berisik. Habiskan sarapan dengan tenang, oke?"
Taehyung menggeleng. Makin kesal, karena Jungkook dari tadi tidak mau menatapnya. Padahal dia menggeleng juga Jungkook tidak akan lihat. Akhirnya anak itu diam saja. Melipat tangannya ke depan dada, lalu menatap Jungkook dengan sok garang. Duh, harus dibilang berapa kali ya. Taehyung bersikap begitu malah lucunya berkali-kali lipat dan menggemaskan.
"Kok tidak dimakan?" tanya Jungkook.
Baru saja Jungkook ingin menyuapkan makanannya. Namun dia sadar, Taehyung belum menyentuh alat makannya sama sekali sejak tadi. Malah tangannya kini sedang dilipat ke dada sambil memasang wajah ngambek tapi menggemaskan. "Tidak mau. Kamunya dari tadi tidak menatapku sama sekali."
"Ini sekarang aku sudah menatapmu, ayo cepat makan." jawab Jungkook, yang pada akhirnya memusatkan atensinya hanya pada Taehyung.
Taehyung menggeleng. "Tetap tidak mau."
"Lalu maunya apa?"
"Maunya cium dulu. Nanti aku langsung makan deh~"
Jungkook menaruh kembali sendok yang tadi siap dia suapkan. Menatap sebentar ke wajah Taehyung yang dari tadi masih memasang ekspresi sok ngambeknya itu. Ya sudahlah. Jungkook berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah tempat duduk Taehyung. Mereka sekarang sudah resmi sebagai sepasang kekasih, jadi tidak apa-apa untuk mencium satu sama lain.
Jungkook membungkuk sedikit, lalu mengecup pipi sebelah kanan Taehyung. Tentu saja anak itu masih merasa kurang puas. Karena memang maksud Taehyung bukan hanya sekadar kecupan singkat di pipi saja.
"Bukan pipi. Tapi cium yang ini." kata Taehyung, sambil menunjuk bibirnya.
"Hanya kecupan saja, ya?" tawar Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT 202; The Fall | KOOKV
Fiksi Penggemar[ dibukukan! ] Ketika semesta mempertemukan dua anak penuh luka dalam sebuah takdir yang lucu. Menemukan cinta, Taetae & Susu pisang, musim gugur 2017. KOOKV, Fluff, Hurt/Comfort, Psychology ‼️ Self-harm, trauma, suicidal thoughts, homicide‼️