Chapter 3 : Feelings

3.2K 104 4
                                    

-Hana's POV-

'Tiiit Tiiit'

Bunyi alarmku berdering. Seperti pagi biasanya. Aku segera siap2 dan sarapan di bus. Sudah beberapa minggu aku sekolah disini. Ya jadii, rasanya udah terbiasa. Tapi, sepertinya aku belum bisa beradaptasi. Bus sudah berhenti. Aku segera turun dan pergi ke kelasku.

Lisa ternyata cukup populer. Sedangkan aku tidak. Aku juga menaruh perasaan kepada temanku. Namanya Johnny. Dia pinter olahraga, matematika, fisika, dia juga pinter buat hati cewek meleleh. Ehe. Dia sangat populer. Dia juga dingin. Dia sekelas denganku. Dia duduk didepanku.

Pelajaran Fisika dimulai. 'Hufft' aku tidak mengerti apapun. Yg kuingat hanya alfa, beta dan gama. Aku melihat guru fisika mengajarnya dengan sangat cepat. Aku melihatnya dengan bengong.

'Krriiinggg' akhirnya istirahat !! Aku hanya duduk dikelasku karena Lisa sedang bersama teman populernya.

-Johnny's POV-

Gw liat si Hana sedang duduk sendirian. Sambil melihat ke jendela.

"Hey bro ! Ayo kita ke kantiiin !" ajak teman2 gw.

Tapi gw gak tega melihat Hana sendirian. "Ah gw gak ikut dehh," ujar gw.

"Yaaah, yodah cabutss yuk guyss," teman2 gw pergi ke kantin.

Gw duduk di kursiku dan memutar balik arah posisi gw menghadap ke Hana.

"Hey, jangan bengong !" Kata gw. Dia tetep aja bengong.

"Hei !" ujar gw sambil memegang dagu-nya agar dia bisa melihat kearah gw.

Dia liat gw dengan mata bulatnya yg besar. "Ahh, sorry sorry tadi aku gak konsen," katanya.

Gw jadi melemah di depan nih cewek. Gw jadi ngomong 'aku,kamu'.

"Gak papa. Oh ya, tadi aku liat kamu bengong pas pelajaran fisika. Kenapa ?" tanyaku.

"Oh. Aku gak ngerti sama sekali. Jadi aku bengong deh," ujarnya.

"Sini aku ajarin," kataku sambil berdiri dan pindah ke sebelahnya.

"Jadi ini dikali ini trus dibagi trus ditambah satu, trus….." aku mengajarnya panjaangg lebar.

"Gimana udah ngerti ?" tanyaku.

"Ohh ternyata begitu. Thanks yaa, aku udah ngerti kok !" jawabnya.

"Oke deh," jawabku sambil tersenyum.

Keesokan harinya

-Hana's POV-

Yup, hari ini ulangan fisika. Dan aku udah selesaaii ! Berkat rumus yg dikasih sama Johnny. Aku langsung kumpul dan gurunya langsung nilai. Jantung ku deg-deg an.

"Hana, one hundred," kata gurunya dengan muka datar.

Yess !! Kataku dalam hati. Johnny melihat kearahku dan tersenyum. Aku membalas senyumannya. OMAIGAATTT dia senyum ke aku !

Dia baik,perhatian dan peduli. Badannya bagus, dia blasteran. Rambut warna pirangnya bagus bangeeett. Tapi sayang dia gak jago nyanyi. Kalo nyanyi…. Umm lupakan. Tapi setiap aku selesai ngomong sama Johnny, Jenny si cewek indo yg gak ada blasterannya, melihat ke arahku dengan sinis. Ah, aku tidak menghiraukannya.

Jenny memang populer. Dia diidolakan banyak cowok. Dia memakai rok yg sangat mini, dan kemeja yg sangat ketat setiap hari. Rambutnya dicatok setiap hari. Dia juga selalu menggoda cowok2, termasuk guru dan staff.

Dia sering menyontek. Tapi saat ketahuan oleh gurunya, dia langsung cari perhatian. Cara cari perhatiannya yg membuatku geli. Saat gurunya datang ke tempat duduk dia, dia melebarkan kakinya supaya pahanya terlihat dan dia membuka salah satu kancing kemejanya supaya dadanya yg besar terlihat. Lalu dia membasahi bibirnya dan memainkan rambutnya. Eww ! Cowok2 sering termakan oleh rayuannya. Entah apa yg sudah dilakukannya.

Dia juga sering sekali terlambat. Gossipnya dia adalah cewek yg play-girl. Dia punya banyak mantan. Mantannya bisa se-gudang ! Katanya sih dia broken home jadi begitu. Orang tuanya sering pergi ke luar negri. Dia dari kecil emang udah deket sama mbaknya.

'Kriiingg' bel istirahat berbunyi, aku sedang duduk di kantin sendirian dan
Jenny dateng.

"Hey, kau sini ikut kami," kata Jenny dan ketiga temannya.

Aku ditarik oleh teman2nya ke lift. Mereka membawaku ke rooftop. Mereka mengenggam tanganku kuat. Pintu lift pun terbuka.

"Aahh," teriakku kesakitan karena mereka mendorongku ke tanah.

"Hey kau cewek centil. Sudah kuperingatkan yah ! Jangan dekat2 sama pacarku. Dia milikku ! Kau mengerti !" Katanya sambil marah.

"Kamu gak ngerti juga ya? Ayo kita beri dia pelajaran !" Mereka memukuli-ku.

Sakit sekali. Aku tidak bisa melawan. Aku hanya melindungi diriku. Mereka juga menggoreskan gunting ke tubuhku.

"Sini Hana cantik, biar aku buat kamu jadi cantik," kata Jenny sambil tertawa jahat.

Mereka membuka bajuku dan mensobeknya dengan gunting. Mereka juga mensobek rok-ku.

"Gaya rambutmu kuno dehh sini ke salon dulu," kata Jenny sambil menggunting rambutku.

"Hentikan Jenny. Kumohon hentikan," kataku memohon sambil menangis.

"Udah selesai ! Sekarang kamu jadi tambaaah cantik. Hahaahaha. Dah dah Hana cantikk," katanya sambil masuk ke lift.

Mereka sudah meninggalkanku. Aku sendirian. Aku tidak memakai baju. Badanku memar semua. Apa yg harus aku lakukan. Oh tidak. Pintu lift terbuka. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Siapa itu ? Rambutnya berwarana coklat.

-Author Notes-
Tunggu episode berikutnya yaa

Like A Dream [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang