Chapter 47 : Which One

651 19 0
                                    

-Ludes's POV-

"Caranyaaa…. Gak tau ! Yg penting kamu harus curi2 pandang ya. Buat lebih romantis lagi," saranku.

"Oke dehh. Makasih sarannya ya Ludesseeuu," katanya sambil mengacak-acak rambutku.

"Ah iya iya," jawabku.

Jaeseung lalu berdiri dan kembali ke tempat duduknya. Tiba2 Jeongkok datang menghampiriku.

"Hyung ! Boleh aku minta tolong sesuatu ?" tanya Jeongkok.

"Tentu saja. Apa itu ?" tanyaku.

"Bantuin aakuuu. Joddohin aku sama Haanaaa !" pinta Jeongkok sambil menggoyangkan tubuhku.

"Aaa iyaa iyaa," jawabku dgn suara yg bergetar.

"Makasih hyung !" katanya lalu pergi.

Waduuh ! Aku harus bantu yg mana ?! Jeongkok minta. Jaeseung minta. Arghh ! Bingung bangeet. Aku dukung mereka berdua aja deh.

-Hana's POV-

Huft, bosen. Ngapain yah enaknya ?? Masa tidur ?! Gak lama kok nyampenya. Coba ada kertas, aku bisa gambar2.

"Hana !" panggil Jaeseung sambil mendekatiku.

"Oppa ! Ada apa ?" tanyaku.

"Bosen nihh, kita ke belakang yuk," ajak Jaeseung sambil menunjuk 2 kursi kosong yg berada di belakang.

"Ayuk !" jawabku sambil berdiri dari kursi.

Kamipun duduk di kursi belakang.

"Huft, cerita2 yuk," ajak Jaeseung.

"Hmm cerita apa yaa ?" tanyaku.

"Kamu berapa bersaudara ?" tanya Jaeseung.

"Aku tiga bersaudara. Aku anak tengah," jawabku.

"Ohh, aku dua bersaudara. Aku punya kakak laki2," ucapnya.

"Aku sudah tau. Aku punya kakak laki2 dan adik perempuan," jawabku.

"Kakak laki2mu galak ya ?" tanya Jaeseung.

"Ah iya ! Dia benar2 over protective ! Dia nyeremin bangeet. Dia bisa baca pikiran." jawabku.

"Dia selalu ngomong 'Hana ! Jangan pacaran loh ya. Kalo kamu pacaran, suruh pacarmu hadapi aku' ," kataku sambil mengikuti Kak kenneth.

"Tapi, dia perhatian. Dia peduli. Dia selalu menolongku. Tapi sekarang, dia sudah kuliah. Hubungan kami agak renggang," tambahku.

"Aww ! Kamu sayang banget ya sama dia ?" tanya Jaeseung.

"Iya. Aku kangen dia. Eh, bagaimana dengan kakak laki2 mu ?" tanyaku.

"Jaehwan ? Dia udah kayak ayah aku. Dia selalu mengkhawatirkan aku. Tapi tidak berlebihan ," jawab Jaeseung.

"Hana, sorry kalo aku kepo. Tapi, kenapa punggungmu ? Tadi kulihat saat kau pakai bikini," ucap Jaeseung.

Mampus ! Aku lupa ! Ternyata masih ada bekasnya. Sampe kapan ilangnya ?! Aku harus ngomong apa ?! Jujur aja deh.

"A...ah i..itu bekas dibully waktu tahun lalu sama teman sekelasku. Namanya Jenny. Rumornya, dia ngebully aku karena iri sama aku. Gara2 aku dekat sama cowok yg dia suka. Tapi untungnya ada satu cowok yg nyelamatin aku," ucapku.

Huwaa jadi kangen sama Dave. Gak sabar ketemu mereka !!

"Masih sakit ?" tanya Jaeseung.

"Nggak kok," jawabku.

"Han, kamu suka cowok itu ?" tanya Jaeseung sambil memegang pahaku.

Dia pegang pahaku ! Dia PEGANG pahaku !! DIA PEGANG PAHAKU !!

"Ahh, aku gak tau," jawabku sambil melihat kearah pahaku.

"Omo ! Maafkan aku ! Aku benar2 gak sengaja," katanya sambil mengangkat tangannya.

"Ah, iya. Gak papa kok," ucapku.

"Kenapa kamu bisa ikut audition ?" tanya Jaeseung.

"Itu gara2 diajak sama temen. Tadinya aku ragu, tapi apa boleh buat. Aku iseng2 aja deh. Gak nyangka sih bakal keterima. Dan aku udah 3 bulan setengah disini," ucapku.

"Terus berjuang ya ! Jangan menyerah !" kata Jaeseung menyemangatiku.

"Iya ! Kalo oppa kenapa bisa jadi idol ?" tanyaku.

"Aku juga sama kayak kamu, ikut audisi. Yah abis itu diterima. Tapi, waktu itu kayaknya gak seketat sekarang persaingannya," ucap Jaeseung.

"Kamu sudah punya berapa mantan ?" tanya Jaeseung.

"Aku belum pernah pacaran. Aku juga belum pernah first kiss," ucapku.

"Wah pesawatnya udah landing. Gak kerasa ya," ucap Jaeseung.

Kamipun turun dari pesawat.

-Author Notes-

Vomment yaa

Like A Dream [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang