☆84☆

1.5K 213 84
                                    

Kegiatan mengajar tidak hanya berhenti disitu.

Sekarang, perwakilan dari FH telah mempersiapkan games yang melibatkan semua mentor pengajar dan anak-anak yayasan tersebut.

Mereka diinstruksikan untuk membuat sebuah lingkaran besar.

Maka dari itu Ong langsung melompat ke samping Adel agar ia bisa bersebelahan dengan gadis itu. Sekaligus mencegah kalau ada yang curi-curi tempat di samping Adel.

Kemudian mereka harus bergandengan tangan dengan orang di sebelah mereka agar bisa membuat lingkaran yang lebih besar lagi.

Ragu-ragu Adel memegang tangan Ong dan menggenggamnya seadanya.

Gadis itu menahan mati-matian senyuman gugupnya.

Jantungnya berdegup lebih kencang tapi entah kenapa ia malah menyukai debaran jantungnya sekarang ini.

Namun tiba-tiba saja Ong melepaskan genggaman mereka dan menggantinya dengan menautkan jari-jari besarnya ke buku-buku jari Adel kemudian menggenggam erat tangan Adel.

Adel langsung ambyar di tempatnya.

Ingin rasanya Adel melebur dengan tanah dan rumput yang dipijaknya karna sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak lemas.

Kenapa Ong sebegitu manisnya sih.

Adel jadi lemah banget nih.

Genggaman Ong terasa hangat di udara yang dingin seperti di Bogor ini.


Sesekali ibu jari Ong mengelus punggung tangan Adel membuat Adel ingin melompat ke tengah lingkaran dan berteriak-teriak histeris dan menimpuki Ong dengan kayu untuk menyuruhnya berhenti bersikap manis.

Karna jujur saja, sesungguhnya hati Adel tidak sekuat itu.

Bahkan sekarang Adel gak fokus sama sekali.

Teman-temannya pada ngomongin apa juga dia gak denger.

Kemudian Adel menggeleng-gelengkan kepalanya agar kembali fokus.

Tapi Ong langsung menarik tangan Adel sehingga Adel menoleh.

"Kenapa?" tanya Ong.

Adel menggeleng.

Gadis itu berteriak dalam hati,

KENAPA KATANYA?

UDAH JELAS-JELAS DIA GAK FOKUS GARA-GARA ONG TERLALU BERSIKAP MANIS DAN SEKARANG COWOK ITU MALAH NANYA ADEL KENAPA

Cih. Dasar gak peka.


"Pusing?" tanya Ong lagi.

"Enggak kok gakpapa. Ada lalat tadi" jawab Adel.

"Tuh kan masih idup aja udah di laletin apalagi kalo udah mati entar" kata Ong.

"EH ANJIR YA KALO NGOMONG" teriak Adel kesal sudah melepaskan tangannya dan ingin menampol keras-keras cowok itu.

Ong malah ngakak dan menarik kembali tangan Adel, "Gaboleh ngomong kasar ih banyak dedek dedek" katanya mengingatkan.

Adel melotot, "Ya lo duluan ya anjir yang ngomong kayak gitu!" ujar Adel sudah maju ingin menabok kepala Ong.

Ong masih tertawa dan menggenggam kembali tangan Adel, "Simpen aja marah-marahnya buat nanti. Aku bakal tetep dengerin kok" kata Ong.

Adel mencibir malas mendengarnya.

Kayaknya ia gajadi ambyar deh.



Dan kemudian games tersebut berlanjut dengan sesekali Ong memperhatikan Adel atau memperhatikan cowok-cowok yang kadang lirik-lirik ke Adel.

OngWhere stories live. Discover now