Adel meletakkan tas kecilnya di jok penumpang sampingnya.
Sambil memanaskan mobil yang jarang dipakai itu, ia menaruh dagunya diatas setir mobil dan melamun.
Hatinya gak tenang daritadi setelah mendengar cerita Daniel.
Dia khawatir banget tentu saja.
Cewek mana yang gak khawatir pacarnya lagi dalam masa terberatnya?
Adel menghembuskan napas keras-keras untuk sedikit melegakan hatinya.
Dan setelah dirinya sendiri tenang, gadis itu melajukan mobilnya ke apartement Ong.
Beruntung jalanan sedang berbaik hati dengan tidak macet sehingga Adel bisa sampai di apartement Ong kurang dari satu jam.
Gadis itu memarkirkan mobilnya di basement, di tempat Ong biasa parkir mobil.
Dan begitu sampai disana, Adel terlebih dulu menelfon Ong.
Nada sambung terdengar lumayan lama sehingga Adel deg-degan banget.
Dan saat telfonnya diangkat, Adel langsung menghembuskan napas lega.
"Halo sayang" sapa Adel.
"Hai, yang" balas Ong di seberang sana.
Dengan suara yang sangat lemas, tapi ia tutupi.
Adel menggigit bibirnya sebentar,
"Kamu lagi dimana? Kampus gak?" tanya Adel."Uhm... kampus kok. Tapi aku lagi di sekre" jawab Ong.
Hati Adel mencelos begitu saja.
Ia tau Ong sedang berbohong padanya.
Jelas-jelas dihadapan mobil Adel adalah mobil Ong yang terparkir rapi dan sepertinya tidak digunakan cukup lama.
Dan Ong gak mungkin ke kampus tanpa mobilnya karena ia suka males kepanasan kalo naik motor.
Adel menundukkan kepalanya.
"Oke kalo gitu. Aku masuk kelas dulu ya" kata Adel balas berbohong.
Dan sambungan telfon dimatikan begitu saja.
Adel menenteng kantung plastik berisi makanan siap saji serta satu kantong plastik berisi buah-buahan segar yang sempat ia beli dalam perjalanan kesini tadi.
Dan kemudian melangkahkan kakinya memasuki gedung apartement dan segera naik lift ke lantai tempat apartement Ong.
Adel memencet bel apartement Ong berkali-kali.
Yang membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan mengumpat kesal.
Ong dengan malas-malasan berjalan ke arah intercom untuk melihat siapa yang memencet bel nya tanpa ampun seperti itu.
Namun cowok itu tidak menemukan apapun atau siapapun di intercom.
Dahinya mengerut bingung dan ia menjadi sedikit takut.
Adel sudah terkikik geli membayangkan wajah Ong yang pasti kebingungan dan takut.
Tangan gadis itu terulur untuk memencet bel itu kembali secara brutal.
Membuat Ong mau tidak mau membuka pintu apartementnya.
Dan ternyata benar-benar tidak ada orang.