21

2K 283 8
                                    


Author Pov

Kinal berlari mencari keberadaan Veranda juga Beby yang tadi pergi entah kemana. Dalam hati dia terus berdoa agar Veranda tidak salah paham. Bahkan dia juga memaki dirinya sendiri karena memang hubungannya dengan Veranda mulai baik beberapa hari ini dan dia tidak ingin kembali hancur karena sebuah kesalahpahaman.

Kakinya perlahan berhenti saat melihat orang yang dia cari ada di dalam pelukan orang lain. Ya, dia melihat Veranda sedang di peluk oleh Beby. Entah mengapa tiba-tiba emosinya memuncak. Dia berlari dan mendorong tubuh Beby hingga terlepas dari Veranda. Di pukulnya wajah Beby berulang kali.

"KINAL STOP!!" teriakan Veranda tidak dia pedulikan. Dia terus memukul wajah Beby. Sementara Beby yang tadinya diam kini mulai membalas. Di tendangnya perut Kinal yang berada di atasnya. Perlahan dia berdiri dengan nafas tersengal-sengal. Wajahnya pun sudah babak belur akibat pukulan Kinal.

Kinal yang masih belum puas memukuli Beby langsung berdiri dan kembali menerjang tubuh kurus Beby. Tapi dengan sigap Beby tepis pukulan tangan Kinal yang akan mendarat di wajahnya.

"Lo mau pukul gue lagi? yang harusnya marah di sini itu gue, bukan lo! lo udah buat dia nangis karena lo yang selalu mainin perasaan dia! lo nyadar nggak? hati dia hancur tiap dia liat lo sama pelac-"

PLAK!!

Beby terdiam saat pipinya di tampar oleh seseorang. Veranda dan Kinal ikut terdiam. Perlahan kepala Beby menoleh ke sampingnya. Seorang gadis berbando ungu sedang menatapnya tajam.

"Lo boleh benci dia, tapi lo nggak punya hak buat bilang dia kayak gitu. Sejelek apapun dia, dia tetep sahabat gue. Gue nggak bakal biarin ada orang yang nyakitin perasaan dia." Beby tersenyum mengejek ke arah gadis SMA di hadapannya.

"Sahabat? lo nggak nyadar, dia udah buat Nabilah juga suka sama dia? bahkan nabilah cinta banget sama dia." Ucap Beby dengan nada sengit.

"Gue nggak peduli, kan yang suka Nabilah, bukan sahabat gue. Kalo lo emang cinta sama dia, lo harusnya percaya sama dia. Kak Ve juga, kalo Kak Ve cinta sama Kak Kinal, harusnya Kak Ve mau dengerin penjelasan Kak Kinal dulu baru terserah Kak Ve mau per-"

"Apa itu berlaku juga sama lo?!" Semua menoleh dan menatap Nabilah yang berjalan cepat ke arah mereka.

"Nabilah..." Lirih Gaby menatap gadis yang menatapnya tajam namun tampak penuh kasih di sana.

"Aku, Nabilah Azalia Kagawa, mengaku salah karena udah meluk-meluk sahabat kamu. Tapi aku lakuin itu ada alasannya." Kata Nabilah menjeda pengakuannya.

"Dia bilang, Shania nangis karena dia kangen sama orang tuanya, makanya aku peluk dia." Ucap Nabilah menunjuk Kinal. Ketiganya terus menatap Gaby dan Nabilah yang terlihat unik. Apalagi Nabilah dengan bahasanya yang sangat aneh menurut mereka.

"Pengakuan selesai, terserah kamu mau percaya atau nggak. Aku udah jujur sama kamu." Lanjut Nabilah mengangkat kedua tangannya.

Gaby tersenyum tipis mendengar pengakuan Nabilah. Kini dia sadar, Lilinya yang dulu masih sama. Tidak sedikitpun dia berubah.

"Aku percaya." Ucap Gaby tersenyum manis.

"Ya udah, karena udah kelar. Ikut aku yuk!" Ajak Nabilah menarik tangan Gaby, meninggalkan ketiganya yang masih diam memperhatikan Gaby dan Nabilah yang mulai menghilang.

"Udah ngerti kan? Ve, aku meluk Shania karena dia lagi sedih, bukan karena yang lainnya. Kamu percaya ya? aku sayangnya sama kamu doang kok, serius." Veranda diam menatap Kinal yang merengek layaknya anak kecil. Sedangkan Beby menatap Kinal dan Veranda secara bergantian.

Veranda melirik Beby yang masih diam. Kinal mengikuti arah pandangan Veranda yang ternyata tertuju pada Beby. Dia tidak tahu apa yang sekarang Veranda fikirkan.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang