12

2.1K 248 14
                                    

Author Pov

Minggu pagi yang cerah, Shania sudah siap dengan pakaiannya. Satu persatu anak tangga dia lewati. Dia berhenti sebentar saat tak sengaja berpapasan dengan Kinal. Gadis itu menoleh dan berjalan mendekati Shania.

"Lo mau kemana? kok udah cantik?" tanya Kinal tersenyum ke arahnya. Shania hanya menatap penampilannya dan membalas tatapan Kinal.

"Nggak, biasa aja. Awas, gue mau lewat." kata Shania mencoba berjalan tapi Kinal menahannya.

"Bentar kenapa sih, lo nggak mau gue anter?" tanya Kinal mengangkat satu alisnya.

"Nggak perlu Kinal, udah cepetan awas!" ucap Shania yang kesal karena Kinal tak kunjung pindah.

"Iya deh, ati-ati ya, cantik." Goda Kinal  yang tidak di gubris oleh Shania. Gadis itu terus berjalan dan menghilang di balik pintu.

"Kita sama, Shan..." lirih Kinal kembali menaiki tangga.

*****

Shania turun dari bus yang tadi membawanya pergi. Dia tersenyum karena dia ingin bertemu dengan orang yang sangat dia rindukan. Langkahnya terhenti saat melihat rangkaian bunga di kiri kanan jalan. Akhirnya dia memilih untuk membeli satu bunga yang disukai orang yang akan dia temui.

Setelah membeli bunga, dia berjalan kembali menuju tempat tujuannya. Senyumnya terus mengembang, tak sedikitpun senyumnya pudar dari wajah manisnya. Langkahnya terhenti di sebuah gundukan tanah yang terlihat kurang terawat. Dia berjongkok dan mulai mencabuti rumput-rumput liar yang ada diatasnya. Kemudian dia mulai menaburkan bunga juga meletakan sebuah bunga mawar putih yang penuh.

"Pagi, Ma! Shania seneng bisa kesini lagi. Maaf ya, Ma, hampir dua tahun Shania nggak kesini. Tapi Shania janji, mulai sekarang, Shania bakal sering-sering dateng kesini. Ma, Shania kangen banget sama Mama, sama Gre dan juga sama Papa. Kalian gimana disana? pasti seneng karena ketemu Oma sama Opa. Shania akan berjuang biar bisa kayak apa yang Mama harapin selama ini." Shania mengusap air matanya yang menetes di sudut matanya. Dia menoleh ke samping kanannya dan tersenyum. Dia kembali membersihkan makam di sebelahnya. Senyum tipisnya mengembang saat menatap batu nisan disana.

"Kamu jangan nakal ya disana, kakak kangen kamu." lirih Shania mengusap batu nisan itu. Air matanya bertambah deras saat mengingat masa kecilnya yang menurutnya sangat bahagia.

"Kakak kangen kamu, Gre..." ucap Shania dengan sesenggukan.

Shania yang puas meluapkan air matanya, mulai mengusap air matanya sendiri dan mulai menaburkan bunga ke atas makam adik tersayangnya itu. Matanya tertutup dan mulai memanjatkan doa untuk dua orang yang sangat dia cintai.

Setelah memanjatkan doa, Shania kembali mengusap air matanya. "Enggak kok, Ma, ini kelilipan, Shania nggak nangis lagi kok. Shania kan nggak cengeng kayak Gre hehehehe cici becanda kok, Gre. Mama sama Gre bahagia ya disana, Shania juga bakal bahagia disini. Shania pulang ya, nanti kalo ada waktu lagi, Shania kesini buat nengokin kalian. Ya udah, daaah Mama, daaah adek Cici yang cantik." Shania berdiri dan membalikan tubuhnya. Namun dia urungkan saat matanya tak sengaja menatap makam sebelah kiri Ibunya.

Dia menggeser tubuhnya hingga berada di depan makam itu. Makamnya terlihat begitu megah, Shania fikir kalau makam itu milik orang kaya.

"Makamnya gede, tapi kok ada rumput liarnya ya? aku bersihin deh," gumam Shania mulai mendekati makam itu. Sepasang tangannya mulai mencabuti rumput-rumput disana. Dia berfikir sebentar dan menoleh ke makam Ibunya. Diambilnya satu tangkai bunga mawar itu dan dia letakan di dekat batu nisannya.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang