40

1.7K 282 19
                                    

Author Pov

Seminggu setelah Beby terbebas dari Opanya, tidak ada yang tahu bagaimana hati dan pikirannya. Selama berhari-hari dia menjadi pribadi yang dingin dan tidak punya hati. Semua yang menyapanya di kantor tidak sedikitpun dia balas sapaan itu walau hanya senyum, itu semua tidak ada. Sifat ramah yang selama ini melekat pada Beby sudah tidak ada seakan lenyap bersama Shania. Setiap karyawannya melakukan kesalahan walau hanya kecil, Beby akan berteriak bahkan membentak siapapun yang melakukan kesalahan. Tidak ada lagi rasa kasihan dalam hatinya. Dalam hatinya kini hanya sebuah rindu yang sudah terbendung sejak lama untuk sang cinta yang masih melekat di sana.

Tidak ada yang tahu bagaimana Beby kecuali kedua sepupunya. Bahkan Omanya tidak tahu bagaimana Beby yang sekarang. Ketika dulu olahraga menjadi keharusan dalam hidupnya dan kehidupan yang sehat menjadi hal utama untuknya, berbeda dengan sekarang. Rokok dan minuman keras seakan menjadi kebutuhan pokok dalam kesehariannya. Setiap malam, sepulang dari kantor, Beby akan pergi menuju tempat gemerlap yang menyajikan banyaknya minuman keras, rokok, dan musik yang keras. Padahal dulu dia adalah orang paling anti dengan musik yang keras.

Seperti saat ini, tubuhnya yang baru saja keluar dari mobil yang ia kendarai sendiri berjalan tidak terarah menuju kursi taman yang ada di pekarangan rumahnya. Duduk di sana dengan sedikit membanting tubuhnya. Raut wajahnya meringis saat merasakan tubuhnya berbenturan dengan kursi kayu. Tapi itu tidak seberapa dengan hatinya yang selalu sakit jika mengingat Shania, gadis yang hingga kini menjadi cinta dalam hatinya. Dan mungkin itu tidak akan tergantikan oleh siapapun.

"Aku kangen," bisiknya menatap langit pekat. Wajahnya sudah memerah karena banyaknya minuman yang dia minum sebelumnya.

"Aku kangen kamu, Nju." Bisiknya lagi, tapi kini setetes air mata meluncur bebas melewati pipinya yang makin tirus.

"Haaah... Nju! Kamu denger aku nggak, sih? Hah?! Aku kangen kamu, Nju! Kangeeen!!!" Suara yang awalnya kecil berakhir terdengar keras di sertai suara isakan dari bibir Beby. Tubuhnya menunduk dan memegangi kepalanya sendiri yang terasa pusing, tapi itu hanya sebentar sebelum dia berdiri dan mengangkat sebuah pot bunga kecil yang berakhir tragis di atas rumput.

"AKU KANGEN KAMU, NJU! KAMU DENGER NGGAK, SIH?! HAH?! AKU KANGEN KAMU, SHANJUUU!!!"

Nabilah dan Kinal yang sedari tadi sudah ada di depan pintu rumah, hanya bisa diam dan sama-sama ikut menangis. Setiap malam hanya kata-kata itu yang mereka dengar dari mulut Beby yang pulang dengan keadaan mabuk. Suara tangis dan jeritan rindu akan Shania selalu mereka dengar dari sepupunya itu. Mereka bisa merasakan bagaimana rindunya gadis itu pada Shania yang sekarang entah ada dimana.

"SHANJU! AKU KANGEN KAMU!!! HAHAHAHA AKU KANGEN KAMU, NJU! KANGEEEN!!! Aku kangen kamu..." Nabilah berlari ke dekat Beby dan langsung memukul kepala Beby dengan sangat keras.

"BEGO! LO NGAPAIN PULANG SAMBIL MABUK-MABUKAN LAGI? HAH?! BANGUN LO, BAJINGAN! GUE BILANG BANGUN!" Nabilah terus menarik tubuh Beby yang kini sudah ada di atas rumput dengan posisi kaki bersujud dan tubuh yang sedikit menunduk.

Kepalanya terangkat dan menatap Nabilah yang berdiri di hadapannya dengan tatapan sendu. "Gue kangen Shanju, Bil, kangeeen banget. Lo tau? Tiap hari hati gue sakit, Bil. Dia tinggal dimana? Udah makan atau belum? Gue kangen dia, Bil." Ucapnya sambil memukul-mukul dada kirinya seakan menekan semua rasa perih yang ada di sana. Sementara Nabilah yang mendengar itu langsung ikut tertunduk dan memeluk Beby. Keduanya menangis bersama dengan alasan berbeda. Jika Beby sakit karena merindukan Shania terlalu lama, Nabilah sendiri sakit melihat sepupunya yang tiada henti berteriak rindu pada orang yang kini entah dimana.

*****

Suara kicauan burung gereja menyapa telinga seorang gadis. Mata sipitnya perlahan terbuka dan tubuhnya sedikit menggeliat, duduk sebentar di atas ranjangnya untuk mengumpulkan nyawanya yang belum lengkap. Kepalanya menoleh ke sampingnya, melihat Beby yang masih tertidur dengan Kinal memeluknya.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang