10

2.8K 273 58
                                        

Author Pov

Seorang gadis berambut sebahu, memasuki sebuah restoran jepang. Dia berjalan dengan tampang cool-nya. Semua tatapan mengarah padanya. Tidak ada yang tidak mengenal dia. Devi Kinal Kagawa, calon penerus perusahaan Kagawa Group. Meski dia terkenal dengan pribadi yang dingin dan sering bergonta-ganti pasangan, tapi penggemarnya sangat banyak. Baik dari wanita maupun pria. Tidak ada yang tidak terpikat dengan wajah manis tampannya.

Dia terus berjalan dan sesekali menoleh kiri-kanan, mencari seseorang. "KINAL!" teriakan itu mengalihkan pandangannya. Seorang gadis manis dengan kaos bergambar panda dan bercelana jeans biru, melambaikan tangannya ke arah Kinal.

Kinal tersenyum tipis dan langsung menghampiri gadis itu. Saat sudah sampai di hadapannya, Kinal memilih duduk. Pikirannya sedang campur aduk sekarang ini.

"Jadi, kamu nyuruh aku kesini... kenapa? kamu kangen aku ya?" tanya gadis di hadapan Kinal itu. Kinal hanya mampu terdiam. Dia sedikit tidak sanggup untuk mengatakannya. Meski dia sering bergonta-ganti pasangan, tapi saat dia mengakhiri hubungan, dia masih memiliki perasaan. Dia tahu apa yang di rasakan gadis-gadis yang sudah dia hancurkan perasaannya.

"Aku mau kita putus." kata Kinal to the point. Gadis itu langsung terdiam. Matanya menatap Kinal tidak percaya.

"A-aku nggak salah dengerkan? kamu mau putus dari aku? emangnya kita ada masalah? nggak kan? kenapa kamu minta kita putus? hah?!" teriak gadis manis itu dengan wajah memerah menahan amarah.

"Eemm... Sinka, aku nggak bermaksud nyakitin kamu. Tapi..." ucapan Kinal tergantung. Matanya bergerak gelisah, mencari alasan.

"Kenapa? ada orang lain yang udah ngerebut hati kamu? iya? jawab aku Kinal!!" Kinal terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Karena jujur, selama dia berpacaran dengan Sinka, dia sama sekali tidak pernah memiliki perasaan terhadap Sinka.

"Ya, ada orang lain. Aku udah cinta sama dia lama banget." Aku Kinal menatap Sinka yang menatapnya dengan air mata mengalir di pipinya.

"Si-siapa?" tanya Sinka. Kinal melirik pada seseorang yang baru saja memasuki restoran itu dengan telinga yang tersumpal oleh earphone. Dia terus berjalan hingga akan melewati Kinal. Sebelum gadis itu melewati Kinal, dengan cepat Kinal berdiri dan menarik lengan gadis itu. Tanpa rasa ragu sedikitpun, Kinal mencium bibir gadis itu di hadapan para pengunjung restoran.

Sinka yang melihat itu langsung mencelos. Rasanya ada ribuan jarum yang menusuk ulu hatinya. Perih dan sesak bercampur menjadi satu.

Kinal terus mencium bibir gadis itu. Dia tidak peduli apa yang akan terjadi setelah ini. Dia mendengar suara langkah kaki menjauh dari keduanya. Sinka pergi. Setelah beberapa lama dalam posisi saling melumat, Kinal melepaskan ciumannya.

"Maaf, Ve." ucap Kinal pada gadis yang ternyata Veranda. Nafasnya masih tersengal-sengal. Dia segera meninggalkan Veranda yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

Di sentuhnya bibir yang baru saja mendapatkan lumatan dari seseorang yang dia rindukan. Senyum tipisnya mengembang, dia merasa senang sekaligus marah. Senang karena Kinal mau menciumnya. Marah karena Kinal menciumnya hanya untuk membuat orang lain sakit hati.

Banyak pasang mata yang menatapnya. Ada yang menatapnya kagum, iri, sinis dan bahkan ada pula yang menatapnya penuh kebencian. Karena penggemar Kinal ada dimana-mana. Oleh sebab itu, dia memilih untuk keluar dari tempat yang penuh banyak pasang mata menatapnya.

*****

Kinal menyandarkan tubuh tegapnya ke sandaran sofa. Dia tidak menyangka kalau akan melakukan hal gila itu lagi. Sudah dua kali dia mencuri ciuman dari Veranda. Ditutupnya matanya, helaan nafas keluar begitu saja dari mulutnya. Entah apa yang akan Kinal lakukan jika bertemu dengan Veranda.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang