Author Pov
Shania langsung mendorong tubuh Beby. Entah mengapa, bayangan Beby bersama Veranda tiba-tiba terlintas. Saat dia akan pergi ke atas, Beby menahan tangannya.
"Aku kangen kamu, Shan. Aku udah pergi kesana sesuai apa yang kamu suruh." Kinal dan Veranda menoleh ke arah dua gadis yang di belakang mereka. Mereka menatap bingung pada keduanya.
"Lepas, Beb. Gue pengen istirahat." Kata Shania berusaha melepaskan genggaman tangan Beby.
"Oke," ucap Beby pelan dan melepaskan tangannya.
Sedangkan Kinal yang sadar akan hilangnya Veranda dari hadapannya langsung menoleh kiri kanan. "Lah, udah ilang aja." Gumamnya pelan. Saat dia menoleh, ternyata Beby juga sedang menatapnya.
"Haaah... nasib kita sama." Ucap keduanya berbarengan.
*****
Setelah kepulangan Shania, suasana rumah kembali menjadi lebih hidup. Apalagi kini semua ujian sudah selesai. Jadi Shania lebih sering di rumah. Kalau keluar pun, dia hanya menjaga toko Viny dan itu hanya siang hari.
Shania sedang asyik membereskan barang-barang di kamarnya. Sesekali dia bernyanyi dan tersenyum saat melipat pakaian yang tergeletak diatas tempat tidur.
Sebuah ketukan membuatnya berhenti dan menoleh ke arah pintu. Dia berdiri dari duduknya dan membuka pintu kamar.
"Kak Ve?"
"Hai, Shan."
"Kenapa, Kak? masuk sini aja, Kak." Veranda mengangguk kecil dengan senyuman manis. Dia melihat kesekeliling kamar Shania yang sedikit terlihat berantakan.
"Maaf loh, Kak, berantakan gini kamarnya. Aku lagi beres-beres soalnya." Veranda tersenyum dan menggeleng kecil.
"Nggak apa kok, Shan. Tadi aku denger kamu kayak lagi bongkar-bongkar, makanya aku kesini. Aku bantuin ya? soalnya bingung, nggak ada yang bisa di kerjain." Ucap Veranda menggembungkan pipinya.
Shania tersenyum melihat gadis yang lebih tua di hadapannya ini. "Boleh sih, tapi nggak ngerepotin Kak Ve gitu?" Tanya Shania tidak enak.
"Ya nggak apa dong, Shania. Kan aku yang minta. Boleh ya?" Ucap Veranda membuat Shania tersenyum.
"Ya udah, boleh deh." Keduanya tersenyum dan mulai melipat beberapa pakaian.
Veranda yang sedang asyik melipat tak sengaja melihat ke arah meja belajar Shania. Perlahan kedua tangannya berhenti melipat pakaian Shania. Matanya terus menatap sesuatu yang ada di atas meja sana.
"Shan..."
"Ya, Kak Ve?" Shania menoleh dan menatap Veranda dengan bingung.
"Itu... adik kamu?" Tanya Veranda sambil menunjuk sebuah pigura.
Shania tersenyum dan meletakan bajunya. Dia berjalan ke arah meja belajarnya dan mengambil pigura itu. "Nih, Kak. Dia meski bukan adik kandung aku, dia tetep adik yang baik. Dia juga nurut loh apa yang aku bilang. Dia tuh anaknya baweeel banget. Tapi nggak apa, bawelnya itu yang bikin kangen." Ucapan Shania membuat Veranda mengerutkan keningnya bingung.
"Bukan adik kandung kamu?" Tanya Veranda melihat ke arah Shania dan pigura yang ada di genggamannya secara bergantian.
"Iya, dia bukan adik kandung aku. Tapi udah aku anggap jadi adik kandung aku kok. Aku sayang banget sama dia. Coba kalo dulu Papa aku nggak nyelametin dia, pasti dia udah kenapa-napa waktu itu." Jelas Shania dengan wajah sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Of Love
Fiksi PenggemarSeiring berjalannya waktu, mereka sedikit demi sedikit luluh akan apa yang di perbuat Shania. Beby yang awalnya tidak menyukai Shania, akhirnya mengakui perasaan yang selama ini tidak ia percayai. Dan Kinal, mengakui semua yang dia rasakan pada saha...