Author Pov
Sudah satu minggu setelah Shania pergi menemui Beby. Dan kini gadis jangkung itu lebih memilih tidur di toko Viny. Itu pun atas ijin Viny, si pemilik toko.
Selama itu juga, Kinal dan Nabilah sibuk dengan kuliah serta mempelajari semua berkas yang sebelumnya sudah Omanya berikan. Bukan tidak ingin mencari Beby, tapi dengan uang yang mereka miliki, mereka bisa menyuruh orang untuk mencari keberadaan sepupunya itu. Mereka juga tidak tahu jika Shania keluar dari rumah mereka karena memang mereka tidak pulang ke sana dan memilih melakukan semuanya di rumah sang Opa.
Hari Senin ini adalah hari terpenting untuk mereka. Dengan di kawal oleh beberapa bodyguard dan di dampingi seorang sekretaris baru yang di khususkan untuk membantu mereka, Nabilah dan Kinal berjalan memasuki gedung megah itu.
Banyak sekali wartawan yang datang untuk meliputi kedatangan pewaris Kagawa Group tersebut. Semua bertanya-tanya mengapa pewaris Kagawa Group hanya dua orang? Padahal mereka tahu jika pewaris Kagawa Group berjumlah tiga orang.
Keduanya berjalan berdampingan menuju ruang pertemuan yang ada di lantai 7. Dengan setelan yang sangat rapi dari biasanya, keduanya tampak sangat manis dan anggun. Kinal yang memakai celana kain berwarna hitam, kemeja lengan pendek berwarna putih dengan kerah yang sedikit lebar, dan di padukan dengan blazer berwarna hitam yang memberi tampilan ramping di tubuhnya dan tidak lupa tas kecil di tangan kanannya menjadikan fashionnya tampak berbeda dari biasanya.
Sementara Nabilah yang memang tidak suka memakai pakaian terlalu formal, tampak memakai skinny jeans hitam, kemeja garis-garis kecil hitam-putih, dan blazer hitam yang hanya dia sampirkan di tangan kirinya. Kacamata hitam dan tas kecil bertalikan rantai yang dia gantungkan di bahu kanannya membuat semua orang menatapnya kagum karena Nabilah yang biasa tidak seperti sekarang yang mereka lihat. Tampak manis dan mewah dengan perpaduan warna hitam serta putih.
Sesampainya mereka di depan pintu ruang pertemuan, keduanya berhenti dan Kinal mengkode kepada para bodyguard-nya untuk menjauh. Nabilah menghela nafasnya kasar. Ada rasa ragu dalam hatinya. Apalagi dengan tidak adanya Beby selaku pemegang saham terbesar di antara mereka.
"Nal, lo yakin kita cuma berdua aja? Kita bakal kalah, Nal. Semua pemegang saham harus hadir buat tanda tangan. Kita emang bakal menang untuk data keuangan yang katanya Opa korupsi, tapi itu nggak menjamin kita menang untuk besar kecilnya saham, Nal. Lo gila apa? Kita harus cari Beby!" Ucapan Nabilah ada benarnya. Kinal mengangguk kecil, tapi dia juga tidak tahu harus kemana lagi mencari Beby. Sedangkan anak buahnya tidak ada yang berhasil mencari keberadaan sepupunya itu.
"Nal, gue boleh nanya nggak?" Kinal menghentikan tangannya yang sedang mengetikan pesan kepada Veranda. Dia menoleh pada Nabilah yang menyandarkan tubuhnya pada dinding di belakangnya.
"Apa?" Tanya Kinal kembali menggerakan tangannya.
"Kenapa saham Beby lebih banyak dari kita? Ya, gue nggak ada maksud buat iri. Gue juga nggak peduli sama hal semacem ini. Gue cuma bingung aja gitu." Kinal tersenyum kecil. Itu adalah pertanyaannya dulu saat umurnya masih 16 tahun. Dia melontarkan pertanyaan itu kepada sang Oma yang di jawab dengan Omanya dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.
"Karena bokap Beby. Seluruh saham bokapnya di serahin ke Beby tanpa tersisa sedikitpun untuk keluarganya sendiri yang kata Oma terlalu kikir. Tapi Beby nggak pernah tau kalo sebagian saham yang dia punya itu, punya bokapnya. Dia taunya cuma punya dia yang Opa kasih." Nabilah mengangguk paham. Dia tahu bagaimana Beby pada Ayahnya.
"Kenapa dia ngebenci bokapnya? Padahal kan, bokapnya sayang banget sama dia?"
"Itu karena bokapnya ninggalin nyokapnya setelah dia lahir. Mau gimanapun Oma sama Opa sembunyiin hal semacam itu, Beby bakal tau. Dia otaknya nggak kayak kita, dia beda, Bil."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Of Love
FanfictionSeiring berjalannya waktu, mereka sedikit demi sedikit luluh akan apa yang di perbuat Shania. Beby yang awalnya tidak menyukai Shania, akhirnya mengakui perasaan yang selama ini tidak ia percayai. Dan Kinal, mengakui semua yang dia rasakan pada saha...