50

1.9K 263 8
                                        

Pukul setengah 3 pagi dini hari di Perancis. Seorang gadis berambut pendek terjaga dari tidur lelapnya saat mendengar sesuatu dari ruang depan. Ia menoleh ke sampingnya, namun gadisnya tidak ada di sana. Helaan nafas pelan ia keluarkan dan ia segera turun dari atas tempat tidur, menuju sumber suara tersebut.

Saat pintu kamarnya terbuka, ia bisa melihat gadis bak bidadari dengan masih mengenakan piyama biru mudanya sedang duduk di atas sofa. Entah apa yang gadis itu lakukan di pagi buta  seperti ini. Baru saja ia akan memanggilnya, suara gadis itu mengurungkan niatnya untuk membuka suara. Ia terus berdiri di belakang sofa hingga ia bisa mendengar percakapan gadisnya dengan seseorang di telepon.

"Ya udah, ya? Aku mau ngerjain tugas. Kamu baik-baik aja di sana. Daaah!!!"

Kinal, gadis yang sedari tadi berdiri di belakang sofa itu mengerutkan keningnya bingung. Siapa yang baru saja mengobrol dengan kekasihnya itu? Pagi buta seperti ini?

"Itu Nabilah, Nal. Kamu kira aku telponan sama Dyo, ya?" Kinal terkejut mendengar suara gadisnya yang di susul dengan gadis itu menoleh ke belakang. Menatapnya dengan senyum manisnya.

"Kamu kebangun, ya denger suara aku?" Ucap gadis cantik itu berdiri dari duduknya dan menghampiri Kinal yang masih diam. Di lingkarkan kedua tangannya di leher Kinal sembari tersenyum manis.

"Nabilah ngapain telpon kamu jam segini?" Tanya Kinal membalas pelukannya.

"Tadi dia curhat sama aku, katanya mau curhat sama Beby, eh si Bebynya lagi marah-marah nggak tau apa yang buat dia marah. Jadinya Nabilah telpon aku buat curhat. Kasian deh dia, Nal. Katanya Gaby ilang, dia mau minta tolong kamu, tapi kamunya di sini sebulan jadinya dia nggak enak telpon kamu." Kinal mengerutkan keningnya bingung.

"Nabilah telpon kamu buat curhat, mau curhat ke Beby, tapi Beby lagi marah-marah, terus Gaby ilang? Kok bisa? Bentar-bentar... jangan-jangan ini kelakuan Opa deh. Bentar, ya? Kamu lanjutin nugas dulu." Kinal melepaskan pelukannya dan berlalu menuju kamarnya lagi.

Diambilnya ponsel yang tergeletak di atas nakas dan dia segera mencari nama Nabilah di daftar kontaknya. Saat dia menghubungi Nabilah, tidak ada jawaban dari si empunya ponsel. Kinal sampai menghubunginya beberapa kali, tapi Nabilah tetap tidak mengangkat panggilannya.

"Kemana sih ini anak." Gumam Kinal kembali menghubungi Nabilah.

"Udah, Nal?" Kinal menoleh dan menggeleng menjawab pertanyaan Veranda.

"Masa nggak di angkat?" Ucap Veranda heran.

"Enggak, kamu beneran di telpon Nabilah?" Veranda mengangguk dan memperlihatkan layar ponselnya.

"Tapi dia nggak angkat." Gumam Kinal menghela nafas dan melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur.

"Ya udah, nanti kita telpon lagi, ya? Bobo lagi yuk! Masih subuh." Kinal mengangguk dan kembali membaringkan tubuhnya di susul Veranda.


*****


Minggu pagi ini Kinal dan Veranda memutuskan berada di rumah saja. Mereka memilih di rumah untuk menonton sepanjang hari dan melepas rindu yang sudah lama mereka pendam. Veranda tampak manja pada Kinal yang sedari tadi sibuk memakan kentang goreng yang beberapa menit lalu dia pesan.

"Sayang, kentang mulu yang di perhatiin, akunya kapan?" Rengek Veranda mencubiti pipi Kinal.

"Kentangnya enak nih, mau?" Veranda menggeleng dan tangannya sibuk menariki hidung Kinal sampai Kinal tertawa kecil.

"Seneng bener mainin idung aku." Ucap Kinal memindahkan tangan kirinya ke belakang tubuh Veranda dan mengusap kepala gadis yang dia cintai itu.

"Kamu kangen aku nggak sih?" Gumam Veranda memandang wajah samping Kinal. Tangannya tak henti bergerak di wajah Kinal. Dari mencubit pipi, menarik bibir Kinal sampai menekan hidung Kinal.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang