Author PovMalam pekat menjadi saksi bisu keduanya yang duduk dalam satu meja. Mereka hanya memfokuskan diri pada makanan masing-masing. Begitulah mereka sekarang.
Atas permintaan gadis jangkung itu, mereka memutuskan untuk makan di salah satu tempat makan yang terletak di pinggir jalan. Tanpa kemewahan dan tanpa suara mereka menikmati hidangan. Shania memang meminta untuk makan di tempat biasa dia makan bersama Gaby. Dan dengan patuh Beby menurutinya.
"Enak?" pertanyaan Shania menjadi pembuka percakapan keduanya.
Beby mengangkat wajahnya dan menatap Shania yang masih memakan makanannya.
"Yap, ini enak. Bahkan melebihi makanan restoran," kata Beby memuji.
Shania mengangguk-anggukan kepalanya dan beralih meminum minumannya. Beby sedikit tertegun melihat lesung pipi Shania yang tercetak begitu jelas saat dia meminum minumannya.
"Kenapa?" tanya Shania mengagetkan Beby yang langsung menggeleng cepat.
"Lo sering makan disini?" tanya Beby mengunyah makanannya.
"Sering, sama temen gue," jawab Shania memakan suapan terakhirnya.
"Oohh... " lirih Beby kembali memakan makanannya.
Keheningan kembali mendominasi keduanya. Mereka diam memikirkan apa lagi yang harus mereka bahas. Karena yang mereka ingat, ini adalah pertama kalinya mereka berdua dalam satu meja.
"Bang, berapa semuanya?" tanya Shania berdiri dari duduknya.
Beby yang mendengar itu segera berdiri dan menahan lengan Shania. "Kan gue yang traktir, lo duduk aja. Biar gue yang bayar," ujar Beby berjalan menuju si penjual.
Shania sedikit terkejut saat lengannya bersentuhan dengan tangan Beby. Ada getaran aneh yang tiba-tiba dia rasakan. Belum pernah dia merasakan hal seperti ini. Dia segera menggelengkan kepalanya, membuang fikiran-fikiran aneh yang tiba-tiba muncul.
"Udah yuk, balik. Keburu makin malem," ajak Beby yang di turuti Shania.
Mereka berjalan menuju mobil Beby yang di parkir di dekat sana. Tapi, belum sampai di dekat mobil, Shania berhenti dan menatap sesuatu. Dan itu membuat Beby bingung melihat tingkah aneh Shania.
"Kenapa?" tanya Beby menyentuh bahu Shania.
Shania terkejut dan sedikit menjauh dari Beby. Dia kembali merasakan apa yang tadi sempat dia rasakan. Dia segera menggeleng saat sadar tatapan bingung Beby.
"Nggak kok, gapapa." Shania berjalan cepat menuju mobil Beby yang sudah di buka. Beby mengindikan bahunya dan menyusul Shania ke dalam mobil.
Dalam perjalanan pulang, mereka terus terdiam. Shania hanya memandang jendela sampingnya, sedangkan Beby terus fokus pada kemudinya.
"Boleh nanya sesuatu?" Beby menoleh sebentar pada Shania dan kembali menatap ke depan.
"Boleh, apa?" Shania sedikit menggigit bibir bawahnya dan menatap wajah samping Beby.
"Nggak jadi deh," ucap Shania kembali menatap jendela mobil. Beby mengerutkan keningnya dan kembali fokus pada kemudi.
Sesampainya di rumah, mata Beby membulat ketika turun dari mobil. Dia melihat Veranda tergeletak di depan pintu rumah.
"Ve!!" teriak Beby yang langsung berlari menghampiri Veranda yang tidak sadarkan diri.
Shania yang melihat itu juga panik dan membantu Beby membukakan pintu rumah. Beby segera membawa Veranda ke dalam kamarnya. Sementara Shania, dia hanya bisa terdiam mengingat wajah panik Beby. Entah mengapa, ada rasa tidak suka dalam hatinya melihat Beby menggendong Veranda.
![](https://img.wattpad.com/cover/116408893-288-k290238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Of Love
Fiksi PenggemarSeiring berjalannya waktu, mereka sedikit demi sedikit luluh akan apa yang di perbuat Shania. Beby yang awalnya tidak menyukai Shania, akhirnya mengakui perasaan yang selama ini tidak ia percayai. Dan Kinal, mengakui semua yang dia rasakan pada saha...