Shania PovPagi ini aku terbangun di atas sofa ruang TV. Ku tolehkan kepalaku kiri kanan dan tak mendapati siapapun di sana. Oke, aku baru sadar kalau aku di tinggal di ruang TV sendiri. Tunggu! Sendiri?
Aku menoleh ke bawah dan melihat Beby masih terlelap dengan tubuh yang tengkurap. Kepalaku berusaha mengingat apa yang semalam terjadi padaku dan Beby.
"Aku suka kamu."
Mataku seketika melotot ketika mengingat Beby mengatakan itu. Meski aku mabuk, tapi aku masih bisa mengingat apa yang aku dan dia katakan. Jangankan apa yang kami katakan, yang kami lakukan...
"Oh, NO!!" Memalukan. Bagaimana bisa kami berciuman semalam dan mereka meninggalkan kami sendirian? Kacau-kacau! Aku harap ini hanya mimpi buruk. Apa perlu aku mengatakan ini mimpi buruk? Sedangkan aku menikmatinya? Oh, God!!
Dengan cepat ku ambil sandalku dan aku berlari menuju kamarku sebelum Beby bangun. Aku tidak mau ketika dia bangun dan melihatku masih berada di sana. Dan dia pasti akan mengingat hal bodoh yang semalam kami lakukan. Dasar, Shania bodoh!
*****
Author Pov
Beby terbangun dari tidurnya. Dia merasa tubuhnya sangat sakit karena tidur dalam posisi tengkurap. Tangannya terasa kram karena terlalu lama menumpu kepalanya sendiri. Saat dia duduk, kepalanya terasa pusing efek alkohol semalam. Perlahan dia mengangkat kedua tangannya dan merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.
"Udah bangun?"
Dia menoleh dan melihat Veranda yang kelihatannya baru saja selesai mandi. "Iya," jawabnya menganggukan kepala.
"Shania mana?" Tanya Veranda lagi. Beby mengerutkan keningnya bingung. Kepalanya menoleh kiri kanan dan dia mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam. Saat otaknya sudah mengingat apa yang terjadi, dia langsung memukul jidatnya.
"Kenapa, Beb? Pusing?" Tanya Veranda khawatir.
"Nggak. Aku mau ke kamar aja." Jawab Beby berdiri dan berjalan sempoyongan menuju kamarnya. Sementara Veranda tersenyum melihat tingkah Beby tadi. Dia yakin, kalau Beby mengingat ciumannya bersama Shania.
Di lain tempat, Shania yang baru saja akan mandi berjalan dengan santai. Perlahan dia mengetuk pintu kamar mandi. Takut jika ada orang di sana. Beberapa saat menunggu, tidak ada orang dan dia segera masuk.
Dengan bersenandung, dia turun melewati tangga kecil yang ada di sana untuk berendam di bathtub. Namun saat kakinya melangkah, dia tidak melihat tumpahan sabun cair di anak tangga ke dua, dan akhirnya kakinya terpleset.
"AAAAA!!" Teriakannya membuat orang-orang segera berlari menuju kamar mandi. Tidak terkecuali Beby yang baru akan melanjutkan tidurnya.
Karena memang Beby yang ada di lantai atas, dia yang sampai di tempat terlebih dahulu. Dia segera membuka pintu kamar mandi tanpa berfikir panjang.
"Shania!" Serunya khawatir melihat Shania yang sudah terduduk di samping bathtub. Shania terus meringis merasakan kakinya terkilir.
"Shania! Kok bisa jatuh sih!" Seru Gaby yang baru datang bersama Shani dan Veranda. Di susul Kinal dan lainnya.
"Kok bisa jatuh?" Tanya Beby meluruskan kaki Shania.
"Ini aku nggak liat ada sabun tumpah." Katanya masih meringis.
"Bawa ke dokter." Semua menoleh pada Kinal yang menyandarkan tubuhnya di dinding dekat pintu kamar mandi.
Tanpa berfikir, Beby langsung menggendong Shania yang masih menahan rasa sakit pada kakinya. "Kita ke dokter sekarang." Ucap Beby berjalan melewati mereka yang menatapnya tidak percaya. Apalagi Veranda. Dia tersenyum bahagia melihat wajah khawatir Beby pada Shania.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Of Love
Hayran KurguSeiring berjalannya waktu, mereka sedikit demi sedikit luluh akan apa yang di perbuat Shania. Beby yang awalnya tidak menyukai Shania, akhirnya mengakui perasaan yang selama ini tidak ia percayai. Dan Kinal, mengakui semua yang dia rasakan pada saha...