47

1.8K 293 17
                                    

Beby Pov

Rindu adalah sebuah rasa yang sangat sulit untuk di bendung. Semakin di bendung, akan semakin ingin di lepaskan. Dan hari ini, setelah sekian lamanya aku menunggu dengan waktu yang begitu lama. Dia datang. Cintaku, bidadariku, hidupku, nafasku, dan belahan jiwaku kembali. Rasanya aku sangat enggan melepaskan pandanganku darinya. Aku ingin terus menatapnya tanpa henti dan ini sudah mulai sore, tapi aku masih betah memandangi wajahnya yang semakin hari semakin cantik.

"Cantik." Gumamku pelan. Tapi aku yakin dia mendengarnya.

Kini dia menatap ke arahku dengan tatapan lembutnya. Tatapan yang masih sama seperti dulu. Ingin rasanya aku berteriak karena melihat tatapannya itu masih sama untukku.

"Kamu tau? Hari ini, aku jadi orang paling bahagia di dunia." Ucapku meraih tangannya dan menggenggamnya.

Dia tampak mengerutkan keningnya dan menatapku bingung. "Kenapa?" Tanyanya. Aku tersenyum dan mencubit pelan pipi kirinya. Dia sangat menggemaskan jika memperlihatkan wajah bingungnya.

"Karena aku punya kamu." Jawabku tersenyum lebar. Saat dia akan membuka mulutnya, aku sudah kembali berbicara. "Meski kamu sekarang bukan punya aku sepenuhnya, nanti, kamu akan jadi punyaku sepenuhnya." Kataku menyelanya. Biarkan saja, biar dia tahu kesungguhanku.

"Beb, aku cuma nggak mau kamu sak-"

"Iya, aku tau. Ini kemauanku dan pilihanku. Aku sakit? Iya! Aku sakit karena apa yang aku punya ada orang yang berani ngambil dari aku. Tapi aku bukan orang yang gampang nyerah, kamu punya aku dan akan tetap begitu." Dia tampak menghela nafasnya kasar dan melepaskan genggamannya. Dia berdiri dan berjalan ke dekat pagar pembatas balkon yang ada di sebelah kanannya.

"Kamu jangan egois, Beb. Kamu juga harus pikirin perasaan Opa dan Oma kam-"

"HALAH! Peduli setan! Aku nggak peduli laki-laki tua itu mau ngomong apa. Bahkan dia nggak peduli aku sakit selama kamu pergi. Aku sakit, Nju! Aku sakit kamu pergi dan dia nggak peduli. Kakek macem apa dia itu? Hah? Aku di pisahin dari kamu, orang yang jelas-jelas buat aku bahagia."

Kakiku melangkah perlahan mendekatinya yang membelakangiku. Tanganku memeluknya dari belakang dan ku tenggelamkan wajahku di punggungnya. "Aku lemah tanpa kamu, Nju. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Orang itu jahat, Nju, dia mau pisahin kita. Aku nggak mau. Aku sayang kamu." Aku terus memeluknya tanpa berniat melepaskannya. Dia sendiri tampak diam dan rasanya dia sedikit menegang saat aku memeluknya. Mungkin sudah lama aku tidak memeluknya seperti ini.

"Tapi kamu nggak boleh kurang ajar, Beb." Lirihannya tak aku pedulikan. Yang aku pedulikan hanya dia yang akan terus bersamaku sampai kapanpun.

*****

Author Pov

Shania benar-benar tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Beby sudah memeluknya dari belakang dan dia yakin kalau gadis itu tidak akan melepaskannya lagi. Beby memiliki sifat keras kepala melebihi Nabilah dan Kinal, jadi tidak mungkin dia akan melepaskan dirinya begitu saja.

Sepasang tangan itu semakin erat memeluk perutnya, menghirup aroma tubuhnya dan sesekali mengecup bahunya. "Aku sayang kamu." Begitulah lirihan yang Beby ucapkan sebelum tangannya memutar tubuh tinggi Shania hingga menghadap padanya.

"Jangan pergi lagi, aku mohon. Aku bisa gila, Nju." Betapa hancurnya Shania saat ini melihat tatapan memohon seorang Beby. Orang yang sangat dia cintai sampai detik ini. Rasa bersalah menyeruak dalam hatinya dan dia tidak akan mampu pergi lagi jika Beby sudah seperti ini.

"Aku nggak akan pergi, Beb. Aku di sini, buat kamu dan akan selalu begitu." Shania langsung memeluk tubuh kurus Beby. Memeluknya erat dan lagi-lagi melepaskan air matanya juga rindunya yang masih ada. Dia benar-benar merindukan Bebynya. Beby yang selalu membuatnya kesal juga bahagia dalam waktu bersamaan.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang