Author Pov
Kinal dan Nabilah langsung menoleh ke arah Beby yang membungkukan kepala dan pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di ruang makan. Tanpa berbicara apapun, keduanya berdiri dan mengejar Beby yang berjalan keluar dengan hati yang berkecamuk.
Dia fikir, setelah apa yang dia lakukan kepada perusahaan Opanya itu, restu akan mengalir untuknya dan Shania. Tapi dia salah. Opanya malah memberikan keputusan yang berat untuknya dan kedua sepupunya. Memilih untuk membiarkan Kinal tetap menjalin hubungan dengan Veranda, itu adalah keputusan yang sulit untuk dia ambil. Tapi selama ini dia selalu melihat orang yang sangat baik seperti Veranda harus menderita karena kesalahpahaman antara Kinal dan Veranda.
Dan kini dia harus memikirkan kata apa yang akan dia ucapkan kepada Shania yang pastinya sudah menunggunya di rumah. Ketika dia akan membuka pintu mobilnya, dengan cepat seseorang mendorong pintunya dengan sangat keras hingga suara gaduh itu terdengar sampai ke dalam rumah.
"Apa-apaan lo? Kenapa lo bisa-bisanya mutusin itu sendiri? Hah? Kita bisa minta waktu buat jawab ini ke Opa. Nggak harus gini, Beb. Lo mestinya mikirin perasaan Gaby sama Nabilah yang baru aja pacaran. Lo juga harus mikirin perasaan Shania! Gimana perasaan dia kalo dia tahu lo lebih mentingin perasaan orang lain daripada perasaan dia?! Hah? JAWAB!"
Kinal benar-benar marah dengan apa yang sudah Beby lakukan. Tangan kekarnya sudah mencengkeram kerah baju Beby dengan sangat kuat. Matanya memerah dan rahangnya mengeras akibat amarah.
"Lo nggak serius sama Shania? Lo nggak sayang dia? Gue yakin lo berharap banyak dengan hubungan lo itu. Tapi kenapa lo jadi gini, Beb?! Hah?! Mana Beby yang berandal? Beby yang masa bodoh sama semua aturan? MANA?!" Kinal terus mencengkeram erat kerah baju Beby. Sementara Beby hanya terus diam tanpa mau menjawab. Nabilah yang melihat Kinal semakin emosi segera menarik Kinal untuk menjauh meski itu hanya sia-sia.
"Lo sadar nggak? Lo sadar nggak KALO ITU BAKAL BUAT SHANIA SAKIT!"
BUGH!
Satu pukulan keras mendarat di pipi tirus Beby. Gadis berlesung pipi itu hanya pasrah ketika tubuhnya tersungkur ke tanah. Membiarkan Kinal kembali menarik kerah bajunya untuk membuatnya kembali berdiri.
"HAJAR GUE! HAJAR GUE, BEB! LO ITU PREMAN KAN? HAH?! HAJAR! LAWAN GUE PECUNDANG!" Kinal terus mencoba memancing emosi Beby yang dia tahu kalau Beby membenci orang yang mengatakan kalau dirinya itu pecundang. Tapi ternyata kata-kata itu tak mampu menggoyahkan apa yang sudah Beby ucapkan kepada Opanya. Beby malah diam dan membiarkan Kinal memukulinya terus menerus.
"Lo kenapa, Beb? Hah? Kenapa lo nggak mau lawan gue? Lawan gue, Beby! LAWAN! LAWAN GUE PENGECUT!!! pukul gue, PUKUL!"
Kini Kinal sudah menangis sembari memukuli bahu Beby yang hanya menundukan kepalanya. Wajahnya sudah babak belur karena Kinal yang tadi memukulinya. Sementara Nabilah hanya bisa menangis melihat kedua sepupunya seperti itu.
"Kenapa lo lakuin ini, Beb? Shania bakal sakit hati, Beb." Beby hanya diam mendengarkan semua racauan Kinal yang tak terkendali.
Di dalam rumah, Oma dan Opa ketiga sepupu itu sedari tadi tak hentinya beradu mulut karena pernyataan yang sang Opa buat. Wanita paruh baya itu sedari tadi terus menatap tajam ke arah pria yang kini menjadi satu-satunya pria yang sangat dia cintai.
"Ini tidak sesuai janji yang kamu ucapkan, Yamato Kagawa! Apa-apaan yang kamu ucapkan tadi? Kamu sadar kalau kamu sudah menyakiti cucumu sendiri!"
"Itu harus saya lakukan demi masa depan mereka. Kalau Beby memilih Kinal untuk tetap menjalin hubungan dengan gadis bernama Veranda itu, saya menerima. Itu keputusannya dan saya akan menerimanya. Karena saya percaya, kalau Kinal akan membawa nama baik keluarga kita meski pendamping hidupnya sama sepertinya. Tapi jika mereka bertiga memiliki hubungan yang sama, itu sudah menjadi aib yang buruk untuk keluarga kita."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Of Love
Fiksi PenggemarSeiring berjalannya waktu, mereka sedikit demi sedikit luluh akan apa yang di perbuat Shania. Beby yang awalnya tidak menyukai Shania, akhirnya mengakui perasaan yang selama ini tidak ia percayai. Dan Kinal, mengakui semua yang dia rasakan pada saha...