15

2.6K 269 33
                                        

Author Pov

Dua minggu yang lalu...

Seorang gadis dengan pakaian seragam masih melekat pada tubuhnya terus berjalan ke sebuah makam. Sesampainya dia disana, senyumnya mengembang dengan sangat manis.

"Hallo, Ma, hari ini Shania udah nyelesaiin try-out, tadi soalnya lumayan susah. Tapi kata Mama dulu, apapun yang susah harus difikirin kalau itu mudah. Dan ternyata kata-kata Mama itu manjur banget buat Shania. Buktinya Shania bisa ngerjain. Ma, Mama tau nggak, ada orang yang lagi buat Shania jatuh cinta. Meski Shania tau ini salah, tapi Shania bingung harus gimana. Maafin Shania, ya Ma? tapi untuk sekolah, Shania bakal usaha buat bahagiain Mama." Ucapnya sambil tersenyum dengan sangat manis. Tangannya mengusap batu nisan dihadapannya dengan sangat rindu.

"Ma, doain Shania disini ya? biar Shania bisa buat ketiga sepupu aneh itu rukun." Ucapnya lagi. Dia mulai berdiri dari duduknya setelah tangannya telah selesai menaburkan bunga serta meletakan bunga mawar putih seperti biasa.

"Shania balik dulu ya, Ma? maaf cuma sebentar. Shania mau bantuin kak Viny. Kasian dia, semenjak Shania sibuk sekolah, dia nggak ada yang bantuin. Mama baik-baik ya, disana? Shania kangen Mama." Dia menoleh kesampingnya dan kembali tersenyum.

"Gre, Cici balik ya? kamu jangan bandel." Ujarnya tersenyum.

Saat dia berbalik, betapa terkejutnya dia dengan apa yang dia lihat sekarang ini. "Ah!" Pekiknya terkejut. "Lo ngapain disini? lo ngikutin gue ya?!" Serunya sambil menatap tajam kepada orang dihadapannya.

"Siapa yang ngikutin lo, gue mau ke makam nyokap gue tuh," kata orang itu menunjuk sebuah makam.

Shania menoleh dan kembali melihat orang didepannya. "Itu makam nyokap lo?" Tanya Shania yang hanya diangguki.

Orang itu mulai berjalan ke dekat makam, dan dia meletakan bunga mawar yang sama. "Nyokap gue ini, yang besarin gue. Yang jagain gue dari orang-orang yang mau ambil gue dari dia. Dia juga yang ngajarin gue bela diri." Katanya sambil terus menatap makam dihadapannya.

Shania tahu yang sedang di bicarakan orang didepannya ini, hanya saja ada rasa tak enak karena sudah menanyakan tentang orang yang sudah tiada. Apalagi keadaannya orang dihadapannya ini sedang terlihat sedih.

"Lo tau, nama gue ini... sama kayak nama nyokap gue. Dan Mama gue suka banget sama mawar putih, so... thank you, udah kasih mawar putih dari makam nyokap lo buat nyokap gue." Katanya tersenyum manis ke arah Shania. Gadis jangkung itu mengangguk.

"Maaf ya, Beb, jadi bikin lo sedih." Ucap Shania tidak enak.

"Buat apa minta maaf, ini emang makam nyokap gue. Ya udah, kita balik yuk!" Dengan santainya Beby menarik tangan Shania untuk dia genggam dan keduanya mulai berjalan meninggalkan pemakaman itu.

*****

Beby terus memeluk Veranda yang masih menangis. Dia tidak tahu apa yang sudah terjadi. Sedari tadi Veranda tidak mau diam. Hanya menangis dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Beby.

"Kamu kenapa sih, Ve?" Tanya Beby dengan nada lirihnya. Dia biarkan Veranda menangis hingga gadis itu mulai tenang.

"Maaf ya, aku nangis terus tanpa kasih tau alasan aku nangis." Ucapnya setelah tenang. Beby mengangguk dan menghapus jejak air mata di pipi Veranda.

"Sekarang, kamu mau kan, cerita sama aku?" Tanya Beby dengan menaikan satu alisnya. Veranda mengangguk dan menarik Beby ke sebuah bangku. Awalnya Veranda masih terdiam, tapi kemudian dia mulai berbicara. Menceritakan apa yang sudah terjadi.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang