29

2.1K 326 16
                                        

Author Pov

Nabilah yang duduk di sebuah tangan dengan memainkan gitar kesayangannya terus melantunkan lagu yang dia ciptakan sendiri. Dia terus menyanyikannya dengan senyum yang merekah. Di belakangnya berdiri seorang gadis manis dengan jaket warna ungu yang dia kenakan.

"Suara aku bagus, ya? Sampe berdiri di situ terus." Ucap Nabilah tanpa menoleh. Gadis itu tersenyum dan berjalan mendekati Nabilah yang sudah meletakan gitarnya ke dalam tas.

"Aku kira kamu nggak peka aku dateng." Kata gadis itu duduk di samping Nabilah.

"Parfum kamu." Ucapan Nabilah membuat gadis itu kebingungan. Dia cium bajunya sendiri karena takut Nabilah tidak menyukai bau parfumnya.

"Parfum kamu yang buat aku tau kalo kamu udah dateng." Kata Nabilah tersenyum.

"Segitu kecium, ya?" Tanya gadis itu cemberut.

"Kalo orang mungkin nggak cium, beda sama aku yang udah hafal. Kamu bawa apa?" Gadis itu tersenyum dan mengangkat tas yang dia bawa.

"Makan. Aku tau kamu belum makan. Makan, ya?" Nabilah mengangguk dan membantu gadis itu membuka tas yang dia bawa.

"Gaby, awas tumpah!" Pekik Nabilah menahan botol yang hampir saja jatuh.

"Hahaha nggak bakal tumpah. Kan, ada tutupnya, Nabilah." Ucap Gaby tertawa kecil. Sedangkan Nabilah hanya cengengesan.

"Sini, aku suapin." Nabilah tersenyum dan menerima suapan pertama dari tangan Gaby. Namun belum sempat sendok yang berisi makanan itu masuk ke dalam mulutnya, suara ponsel Nabilah menghentikan adegan romantis itu.

"Ehehehe maaf ya, Gab? Nabilah angkat dulu." Gaby mengangguk dan meletakan sendoknya kembali. Sementara Nabilah melihat siapa yang berani mengganggu waktunya bersama Gaby.

"Lah? Ngapain Beby nelpon?" Gumam Nabilah menatap layar ponselnya yang menampilkan nama, "Jenong."

"Penting kali, coba di angkat." Ucap Gaby yang diangguki Nabilah.

"Hallo! Hah? Gila lo, ya? Anak lagi sakit di tinggal sendirian. Oke, gue jemput dia." Nabilah menutup panggilannya dan menoleh pada Gaby.

"Maaf ya, Gab? Aku mesti jemput Shania. Dia sendirian di rumah sakit, Beby jemput Kak Ve. Kamu mau ikut?" Gaby terdiam mendengar penjelasan dari Nabilah. Hatinya kembali terluka ketika mendengar Nabilah mengkhawatirkan Shania. Tapi dia sadar, Shania memang sedang membutuhkan orang yang sayang kepadanya.

"Oke, aku ikut." Kata Gaby pada akhirnya. Dengan cepat Nabilah dan Gaby membereskan kotak makan itu dan segera pergi menuju rumah sakit.

*****

Sore hari di kediaman Happy House. Tampak Nabilah dan Kinal sedang duduk di ruang tamu dengan raut wajah sangat kusut. Sementara Gaby yang tadi pergi bersama Nabilah ke rumah sakit hanya mampu menenangkan Nabilah yang terlihat tidak karuan.

Bagaimana tidak, keduanya tidak mendapati Shania di tempat yang Beby katakan. Dan ini sudah sangat sore tapi Shania belum juga pulang. Kekhawatiran menyergap Nabilah dan Gaby juga Kinal yang baru saja pulang dari kantor Kagawa Group.

"Lo telpon Jenong sana, Bil. Bilang Shania belum pulang." Kata Kinal sambil mengusap wajahnya kasar.

"Nggak di angkat. Gila tuh, orang demi Veranda sampe ninggalin Shania sendirian." Gerutu Nabilah meremas tangannya sendiri. Gaby yang duduk di sampingnya terus mengusap bahu Nabilah agar lebih tenang.

Suara pintu rumah membuat ketiganya berdiri dan menoleh ke arah pintu. Bukan orang yang mereka tunggu yang datang melainkan Beby dan Veranda yang menatap mereka dengan tatapan bingung.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang