4

2.6K 259 10
                                    

Shania Pov

Sungguh di luar dugaanku. Seorang gadis berkelakuan kasar bisa selembut itu dengan anak kecil? Logikanya sih, cuma buat pencitraan. Tapi..... Mana mungkin pencitraan sampai mau seperti itu? Haaaahh.... Sepertinya dia orang baik yang sedang terjebak dalam sebuah problem batin. Makanya dia berperilaku kasar terhadap sekitarnya.

Ku lirik jam yang ada di tembok depanku yang sudah menunjukkan pukul dua siang. Setelah Nabilah pulang mengantarku, Kinal terus menghubungiku tapi tidak ku angkat. Enak aja dia, udah seenak jidatnya bilang ke kak Viny kalo aku gak kerja hari ini, sekarang mau ajak jalan-jalan. Padahal bilangnya ke kak Viny, aku mau ada bimbingan belajar. Anak macem apa dia itu.

Saat sedang serius membaca buku, pintu pagar rumahku di ketok oleh seseorang. Aku rasa itu Kinal. Tapi mana mungkin gadis itu mengketuk selembut itu? Ah sudahlah, coba ku lihat saja.

Author Pov

Shania membuka gorden depan dan melihat ke arah pagar. Disana sudah ada dua orang sedang berdiri. Yang Shania tahu, satu dari dua orang itu adalah Oma ketiga gadis yang beberapa hari ini dia temui. Shania sedikit shock, apa yang Oma mereka inginkan setelah kejadian dimana Kinal membuat malu Omanya di hari ulang tahunnya? Dia berkali-kali menghela nafasnya untuk menetralkan degub jantungnya yang tidak beraturan. Setelah di rasa lebih baik, Shania merapikan rambut serta bajunya dan keluar untuk membukakan pintu pagar rumahnya.

"Eemm... Selamat siang nyonya." Ucap Shania sedikit membungkuk saat membukakan pagar rumahnya. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat perilaku sopan Shania. "Kamu ini santai saja. Gak perlu seformal itu, panggil saya Oma. Benar-benar sangat mirip ya dengan almarhum Mama kamu." Ucap Oma sambil tersenyum. Shania sedikit tercekat saat Oma dari ketiga gadis itu berkata bahwa dirinya sangat mirip dengan almarhum Mamanya.

"Maaf, Oma. Oma kesini mau ngapain ya?" Tanya Shania tersenyum kikuk. Oma tersenyum dan melirik pintu rumah Shania yang terbuka. Shania yang tahu lirikan itu langsung tersadar. "Eh! Maaf, maaf Oma. Silahkan masuk." Ucap Shania mempersilahkan masuk. Oma tersenyum melihat tingkah Shania dan berjalan masuk ke dalam rumah Shania yang sederhana. "Silahkan duduk, Oma. Sebentar saya buatkan minuman." Ucap Shania yang akan berjalan ke dapur namun ditahan oleh Oma. "Gak usah, Shania. Kamu temani Oma saja disini. Oma mau cerita-cerita sebentar sama kamu." Kata Oma tersenyum manis pada Shania yang mengangguk kecil.

"Sudah berapa lama kamu tinggal disini?" Tanya Oma memperhatikan sekelilingnya yang terbilang sederhana namun sangat nyaman. "Berapa ya, Oma? Kira-kira sih hampir 4 tahun. Saya tinggal disini dari kelas 2 SMP semester akhir." Oma mengangguk mengerti dan matanya jatuh pada sebuah foto yang di letakkan di atas bufet kecil dan sampingnya terdapat banyak sekali piala.

"Sangat mirip." Ucap Oma saat mengambil foto yang di bingkai dengan pigura sangat indah. "Ini pasti Gracia kan? Pasti dia menjadi gadis yang sangat cantik seperti kamu kalau dia masih hidup." Shania terkejut saat mendengar perkataan Oma yang sangat banyak tahu tentang keluarganya.

"Eemm.. maaf Oma, apa sebelumnya Oma mengenal keluarga saya?" Tanya Shania mengerutkan kening. Oma terkekeh pelan mendengar ucapan Shania. "Ya. Kamu itu pernah saya gendong, Shania. Bahkan dulu, Mamamu pernah berpacaran dengan anak Oma. Tapi sayang, hubungan mereka berhenti setelah suami Oma mengetahui hubungan mereka. Suami Oma menentang hubungan mereka karena mereka sama. Oma yang pertama tahu cuma bisa diam dan membiarkan hubungan mereka berlanjut. Namun anak Oma meninggal dalam insiden kebakaran. Haahh... Kalau kamu melihat wajah Beby, itulah wajah Mamanya. Bahkan, Oma memberikan nama Mamanya untuk dia pakai," penjelasan Oma membuat Shania berfikir keras untuk mencernanya satu persatu.

"Ma....maksud Oma Mamaku pacaran sama Mama Beby?" Tanya Shania berhati-hati karena takut menyinggung perasaan Oma. Oma tersenyum dan kembali duduk di sofa yang sama dengan Shania sambil membawa foto keluarga Shania. "Betul, nak. Mereka berpacaran hampir 4 tahun. Tapi kandas di tengah jalan. Dan Mama Beby di jodohkan oleh Papanya. Dulu Oma menentang keputusan suami Oma itu, tapi mau bagaimana? Kalau suami sudah berkata A, kita sebagai istri hanya bisa menurut." Ucap Oma menatap foto yang sedaritadi dia pegang. Ada keheningan beberapa menit diantara mereka.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang