Author Pov
"Bawa gadis itu kemari. Berani-beraninya dia kembali setelah sekian lama pergi entah kemana. Cari tahu siapa yang membantunya bersembunyi dan cari tahu juga selama ini dia tinggal dimana. Akan aku buat hancur kehidupannya."
Pria paruh baya yang kini sedang berdiri dengan tongkat kayu di tangannya, menatap lurus pada jendela besar dalam ruang kerja di rumahnya. Mata tajamnya itu seakan menembus kaca tebal yang ada di hadapannya. Sedangkan orang di belakang tubuhnya membungkuk hormat sebelum pergi keluar.
Tangannya meremas tongkat yang sedari tadi dia genggam. Rahangnya mengeras dan wajahnya tampak memerah menahan emosi. "Kamu bermain-main dengan aku? Akan aku buat kamu hancur melebihi ibumu dulu." Ucapnya pelan namun penuh penekanan.
*****
Sudah dua hari lamanya Shania tinggal di Happy House. Ia juga sudah menghubungi Sakti yang masih berada di Banjarmasin. Beby yang hari ini memilih bekerja di rumah tampak melirik Shania yang tersenyum sendiri setelah menelepon pria itu. Helaan nafas kasarnya keluar dari mulut Beby dan tangannya melemparkan bolpoin yang sedari tadi dia pakai untuk menandatangani beberapa berkas yang Anin bawakan.
Shania mengerutkan keningnya bingung ketika melihat Beby membuang wajahnya saat dia berjalan ke arahnya. Senyumnya mengembang ketika tahu kalau gadisnya itu sedang cemburu. Dia pun duduk di sebelah Beby dan memeluknya dari samping.
"Cieee... cemburu, ya?" Katanya tersenyum geli. Beby tidak menjawab tapi dia malah berusaha melepaskan pelukan Shania. Mendapat penolakan seperti itu, Shania malah tertawa kecil karena tingkah Beby yang menurutnya lucu.
"Gemes deh, kamu nggak biasanya cemburu macem gini. Liat aku!" Perlahan Beby menoleh dengan raut wajah yang sangat datar.
"Kamu cemburu boleh, tapi cuekin aku nggak boleh." Kata Shania mengusap pipi Beby dengan lembut.
"Kamu mau kembali sama dia?" Tanya Beby masih menatap Shania datar.
"Kalo aku bilang iya, pasti kamu bakal sekap aku hahaha. Dia yang mau ke sini." Jawab Shania yang berakhir suara pelan. Beby menghela nafasnya pelan dan memeluk Shania. Di tenggelamkan wajahnya di ceruk leher Shania.
"Aku nggak akan ikhlas kalo kamu pergi lagi. Aku bakal cari kamu kemanapun kamu pergi." Bisiknya membuat Shania sedikit geli karena nafas Beby yang berhembus di lehernya.
Tangan Shania mengusap kepala belakang Beby dan mengecup keningnya lembut. "Aku di sini, sayang. Aku nggak bakal pergi lagi." Kata Shania menyandarkan pipi kirinya di kepala Beby.
Beby tersenyum kecil dan semakin memeluk tubuh Shania. Dia bersyukur karena cinta Shania tak pernah berubah untuknya. Meski dalam hati dia sedikit takut kalau Opanya sudah mengetahui jika Shanianya sudah kembali.
"Aku akan jagain kamu, Nju." Bisik Beby begitu pelan namun Shania masih mendengarnya.
*****
Kinal melempar ponselnya dengan kesal. Sudah 2 hari ini Veranda sulit di hubungi. Dan dia memutuskan besok untuk pergi ke Perancis. Rasa rindu yang sudah menumpuk benar-benar ingin dia lepaskan untuk gadisnya. Hanya sekedar ingin mendengar suaranya saja dari kemarin dia tak bisa. Padahal Kinal sudah sangat merindukannya.
"Kamu kemana sih, Ve." Gumamnya pelan. Bibir bawahnya dia gigit dan wajahnya tampak menunjukkan raut wajah yang benar-benar khawatir bercampur gelisah.
Suara ketukan pintu membuatnya menoleh. Di sana tampak ada Nabilah yang berdiri dengan tersenyum padanya." Kenapa lo?" Tanya Nabilah melangkah ke arahnya dan duduk di kursi yang ada di depan meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels Of Love
Fiksi PenggemarSeiring berjalannya waktu, mereka sedikit demi sedikit luluh akan apa yang di perbuat Shania. Beby yang awalnya tidak menyukai Shania, akhirnya mengakui perasaan yang selama ini tidak ia percayai. Dan Kinal, mengakui semua yang dia rasakan pada saha...