30

2.4K 335 30
                                    

Author Pov

Setelah jam kuliah siang ini, Kinal melajukan mobilnya menuju sebuah perumahan. Di parkirkannya mobil sportnya sedikit jauh dari sebuah rumah. Rumah Gaby. Dia pergi ke sana hanya ingin melihat keadaan Veranda yang kemarin dia salah berkata hingga gadis itu pergi.

Dia terus menunggu dengan bersembunyi di sebuah pohon yang lumayan rindang.

Tak lama terlihat Beby berjalan menuju rumah Gaby dengan Veranda di sampingnya. Gadis itu sangat di terima dengan baik oleh keluarga Gaby. Bahkan Mama Gaby ingin Veranda untuk tetap di sana.

"Makasih ya, Beb? Jadi ngerepotin di anter terus." Ucap Veranda saat keduanya sudah di depan pagar rumah Gaby.

"Gapapa kok, Ve. Kamu masuk gih! Istirahat. Kan, hari ini cuma satu mata kuliah, kamu pake waktunya buat istirahat." Ujar Beby tersenyum.

"Iya, aku bakal istirahat kok. Ya udah, aku masuk, ya? Kamu hati-hati nyetirnya." Beby mengangguk dan menunggu Veranda hingga masuk ke dalam rumah. Setelah Veranda masuk, kepalanya menengok sedikit ke belakang dan senyum miringnya tampak di wajahnya.

"Keluar lo." Katanya tiba-tiba.

Kinal yang masih bersembunyi sampai terkejut dengan suara Beby yang menyuruhnya untuk keluar dari persembunyiannya. Karena sudah ketahuan, Kinal pun keluar dengan wajah datarnya menatap Beby yang mulai membalikan badannya.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Kinal menatap Beby tajam. Beby yang di tatap seperti itu membalasnya dengan lebih tajam.

"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo di sini? Setelah lo bikin dia pergi, lo dengan gampangnya mau nemuin dia?" Amarah Beby yang sedaritadi dia tahan akhirnya meluap.

"Gue ke sini cuma mau tau keadaan dia. Dan lo nggak ada hak buat ngelarang gue liat dia." Ucap Kinal menatap Beby tajam.

"Gue peringati sama lo, sekali lagi gue tau lo nyakitin dia, gue nggak bakal segan buat ngehajar lo sekalipun lo sepupu gue." Ancam Beby sambil menunjuk wajah Kinal. Setelah berkata seperti itu, Beby melangkah menuju mobilnya dan pergi dari sana.

Kinal masih terdiam di tempatnya. Dia mencerna semua perkataan Beby barusan. Otaknya terus menghitung berapa banyak luka yang dia torehkan pada hati gadis bak bidadari yang amat dia cintai. Dan setelah dia lukai, dengan beraninya dia kembali menarik hati gadis itu meski tak berlangsung lama.

Veranda sudah terlalu bersabar dengan kelakuannya selama ini. Gadis itu sudah banyak berkorban perasaan untuknya. Tapi dengan bodohnya dia melukai perasaannya yang pasti sangat kecewa akan sikapnya selama ini.

*****

Hari ini adalah keajaiban untuk Shania. Karena kakinya sudah tidak terasa sakit. Dengan gembiranya dia berjalan sambil bersenandung kecil menuju dapur.

Saat kakinya sudah sampai di lantai dasar, tubuhnya membeku melihat seseorang di hadapannya yang baru saja keluar dari ruang Gym. Beby dengan rambut barunya memikat tatapan Shania. Rambut yang awalnya sudah pendek, dia potong kembali hingga wajahnya sudah tak menyerupai wanita tapi pria.

"Apa?" Tanyanya melihat Shania yang terdiam.

"E-enggak, gapapa. Habis potong rambut?" Tanya Shania mencoba mengalihkan pandangannya.

"Iya, kenapa? Aku makin ganteng, ya?" Jawab Beby dengan PDnya.

"Dih, siapa yang mau muji situ. Udah ah, aku mau ke dapur." Sebelum Shania melangkah, tangannya di tarik oleh Beby. Mata keduanya terkunci. Shania yang terkejut hanya mampu terdiam. Apalagi dengan wajah Beby yang lumayan dekat dengan wajahnya.

The Angels Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang