Bagian Empat

30.9K 1.5K 4
                                    

 "kek kalau misalnya Caca pindah ke NY gimana?" tanya Caca di sela makan malam nya. gadis itu masih terngiang tentang ucapan Putri yang ada benarnya. dia bisa saja di blacklist dengan mudahnya mengingat jika Pradipta memiliki kekuatan khusus yang memudahkan untuk melakukan itu. miller tidak bisa menyaingi karena perusahaan miller corp lebih memprakarsai New York ketimbang Indonesia

"kamu mau ninggalin kakek?" tanya Prabowo. keinginan laki-laki tua itu untuk makan sudah hilang, setelah kehilangan salah satu cucu nya, mana bisa dia kehilangan yang hanya tinggal seorang

"Enggak kek. kan bentar lagi Caca juga kuliah, bingung mau kuliah di NY apa di sini" jawab Caca asal. tidak mungkin ia menceritakan pada sang kakek jika seorang Caca telah menyiram Samudra pradipta. bukan memberi solusi, malah yang ada akan memperkeruh suasana, bisa-bisa sakit jantung yang di derita Prabowo malah memarah atau kumat

"kakek kira mau pindah SMA" ucap Prabowo. Caca terdiam sejenak kemudian melanjutkan makan malam nya, dalam hati membenarkan tapi tidak di ucapan

"besok malam kamu ikut kakek ya ca" ucap Prabowo membuat Caca menatap kakek nya lekat-lekat

"kemana kek?" tanya Caca seraya memasukkan sup iga ke mulutnya kemudian mengunyah dan menelan nya

"ada pertemuan dengan perusahaan yang menanamkan modalnya ke perusahaan kita di Swiss hotel" jawab kakek. Caca hanya mengangguk. gadis itu merasa ada yang ganjal, tidak biasanya Prabowo mengajak cucu nya jika ada meeting atau pertemuan perusahaan, baik dengan client penting atau bukan. biasanya kakek lebih memilih mengajak penasehat perusahaan atau sekertaris pribadi nya

                            ****

Sepanjang rapat Osis berjalan, Caca hanya memperhatikan Rafa yang sibuk berbicara panjang lebar mengenai di adakan nya pensi saat diesnatalis ke 52 sekolahan mereka 3 minggu lagi, sekaligus mempertimbangkan tentang di adakan nya prom night atas usul kakak kelas yang hendak lulus 4 bulan lagi.

sebagai bendahara Osis, Caca yang akan menampung semua uang iuran yang masuk dan keluar saat di adakannya pensi, menyusun acara dan memastikan bahwa acara pensi berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan ibu kepala sekolah, juga sebagai pembuktian bahwa Osis tahun ini lebih bagus dari tahun kemarin

"baiklah, pembagian tugas sudah selesai. kalian bisa masuk ke kelas kalian masing-masing karena ini sudah jam 8, rapat selanjutnya akan saya informasikan di grup. terimakasih atas waktunya" ucap Rafa selaku ketos mengakhiri acara rapat pagi ini yang dimulai sejak jam 6 sampai jam 8

"Ca tunggu" panggil Rafa saat Caca hendak mendahului cowok itu untuk segera ke kelas dan menerima pelajaran seperti biasa. Caca tersenyum tipis ke arah Rafa

"kita kan sekelas Ca, tungguin bentar" ucap Rafa seraya merapikan buku-bukunya yang berserakan di meja ke dalam tas ransel cokelat besar miliknya

jarak antara sekertariat Osis dengan kelas mereka dapat dikatakan jauh, sekertariat osis berada tepat di samping UKS yang berada di samping ruang guru. sementara ruang kelas XI IPA 1 berada di sebelah laboratorium biologi, dan itu hampir pojok sekolahan paling belakang

sepanjang perjalanan hanya obrolan renyah yang dibahas, mulai dari jadwal futsal, kapan ingin nya Rafa untuk mengadakan rapat kembali, apa yang dilakukan sepulang sekolah dan masih banyak lagi yang keduanya bahas hingga lupa bahwa seharusnya mereka terburu-buru bukan berjalan santai seperti ini.

"gue denger-denger lo habis nyiram Samudra ya ca kemarin?" tanya Rafa dengan manik mata yang tak pernah lepas untuk menatap objek menarik disampingnya. risih? tidak, justru Caca senang di tatap seperti itu oleh Rafa

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang