Bagian Delapan Puluh Sembilan

13.3K 920 11
                                    

Sangat tidak biasa bagi Caca untuk berangkat sekolah sendiri, mengantri finger print sendiri, berjalan di sepanjang koridor sendiri dan menukar buku di loker tanpa ada gombalan dari Samudra. sehari sudah seperti satu dasawarsa. gadis itu benar-benar merasa kesepian dengan hari ini dimana tanpa ada suara berisik dari Samudra yang terus mengoceh sepanjang perjalanan ke sekolah atau ucapan receh beserta kejutan-kejutan manisnya

Caca menukar buku-buku nya kemudian berjalan gontai menuju ke kelasnya, semangatnya benar-benar tidak ada

"tumbenan muka di tekuk? kenapa?" sambut Putri saat Caca baru saja menaruh tas nya di atas meja

"menurut Rey, Samudra masuk rumah sakit. jadi 99 persen Caca nggak semangat karena nggak ada sang raja di sisinya" sahut Fina kemudian memutar kursinya ke arah samping menghadap langsung ke Caca

"alay lo" ketus Caca

"sakit apa ca?" tanya Putri

"gejala tifus aja" jawab Caca sembari mengeluarkan buku-buku dari dalam tas nya, pelajaran pertama adalah Bu Risma yang akan mengajarkan Fisika pagi ini

"jadi lo hari ini bareng siapa?" tanya Rey yang ikut bergabung dengan pembicaraannya bersama dengan Fina dan juga Putri

"di anter sama tiga bodyguard menyebalkan yang selalu mewanti-wanti agar gue jaga diri" jawab Caca. tiga bodyguard itu memang selalu mengucapkan agar Caca berhati-hati, dengan artian tidak ceroboh selama mereka tidak berada di sisi gadis itu

"berasa ratu yang diiringi pengawal" ucap Putri dengan dramatis membuat Caca memutar bola matanya seketika, begitu malas dan ingin rasanya menumpahkan air di atas kepala Putri agar pemikiran sahabatnya itu sejernih air di pegunungan

"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Risma saat dirinya sudah memasuki kelas, refleks Fina langsung memutar kursinya ke arah semula

"Selamat Pagi bu" jawab 38 anak dengan kompak membuat guru berkacamata tebal dan hidung yang mancung, tapi berbadan gemuk itu tersenyum

sepanjang pelajaran, yang di lakukan Caca hanyalah diam, menatap gurunya, menguap, menenggelamkan wajahnya di atas siku-siku dan finalnya Caca merogoh ponselnya dari dalam tas, memainkan nya sebentar karena kebetulan Bu Risma sedang menulis beberapa rumus penting di papan tulis

Caca melihat beberapa chat masuk yang muncul di ponselnya, ada beberapa chat yang dikirimkan oleh Samudra

Genta: hari ini kamu sama siapa berangkat sekolah

Genta: di rumah sakit nggak enak banget

Genta: tapi dengan adanya jarak, aku paham apa itu rindu dan apa itu mencintai jarak jauh

Genta: semangat sekolahnya princess :*

Caitlyn: Iya sayang

Caitlyn: Aurora kali princess 

Genta: nggk pelajaran?

Caitlyn: pelajaran

Genta: saking rindunya? apa kabar?

Caitlyn: idih najis

Fina menyenggol siku Caca yang berada di bawah namun tidak dihiraukan oleh gadis itu yang masih terus sibuk berkutat dengan ponselnya hingga tangan sebesar batang pohon terulur mengambil ponsel milik Caca

"e eh" Caca terperanjat dengan hadir nya bu Risma

"kamu ingat peraturan ibu Caca?" tanya Bu Risma dengan suara yang mengintimidasi. yang di ajak bicara meneguk saliva nya dengan susah payah, perkataan dengan suara bariton tegas. jelas Caca mengingatnya, barang siapa yang bermain ponsel di dalam kelas maka akan di sita ponselnya dan baru akan kembali setelah kelulusan

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang