Bagian Duapuluh Sembilan

20.8K 977 5
                                    

Suasana hotel mewah yang berada di Yogyakarta tempat SMA Salvator menginap selama beberapa hari cukup ramai karena terbilang banyaknya anak yang berada disana dengan tawa yang nyaring. Caca berada di lantai 4 dimana kamar 205 berada, gadis itu sekamar dengan Fina yang sudah tertidur di ranjang

suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Caca dari layar tv yang menayangkan acara sinetron di jam 6 ini. gadis itu kemudian beranjak dari duduknya kemudian membukakan pintu

sosok Rey yang celingukan menjelajah ke seluruh area kamar dan Samudra yang cengar-cengir langsung di dapati oleh Caca yang baru saja membukakan pintu

"nyari siapa Rey?" tanya Caca

"nyari Fina ca" jawab Rey. Caca yang paham suasana pun langsung membukakan jalan untuk cowok itu agar bisa masuk dan melihat Fina yang sudah terkapar lelah di tempatnya

"ca Malioboro yuk? anak-anak yang lain udah pada kesana" ajak Samudra

"bawa kamera kan?" tanya Caca selidik saat tak melihat benda apapun di genggaman Samudra. yang ada hanya ponsel yang tersedia di saku celananya

"iya ntar aku ambil"

"jangan entar-entar, sekarang dong. aku mau ganti baju dulu"

"iya nyai iya" jawab Samudra "Rey yuk balik, biar Fina sama Caca siap-siap" sambungnya kemudian berlalu pergi

"Ca duluan. kita tunggu di Loby ya" ucap Rey sebelum berangsur pergi. Caca hanya membalas dengan acungan jempol kemudian menutup pintu kamarnya kembali

****

sekitar 10 menit perjalanan dari hotel tempat mereka menginap, mereka berempat sudah sampai di jalan Malioboro. sementara Fina merasa kantuk dan capeknya belum tuntas, justru Caca nampak excited dengan tempatnya menginjakkan kakinya saat ini, sesekali gadis itu juga berseru heboh layaknya anak kecil yang menginginkan kembang gula dari ibunya.

Sepanjang perjalanan, Samudra sama sekali tidak melepaskan genggamannya dari tangan Caca. seolah cowok itu tidak akan melepaskan gadis itu untuk menjauh dari sisinya

"gue sama Fina mau kesana dulu. ngikut nggak? kalo enggak duluan aja nggak papa" tanya Rey seraya menunjuk salah satu restoran gudeg yang berada di seberang jalan

"Enggak" jawab Samudra dan Caca dengan kompak. "kalo mau balik duluan balik aja, kalau mau nyusul ngomong dulu" sambung Caca yang diiyakan oleh Fina dan Rey secara bersamaan

setelah Rey dan Fina sudah hilang tertutupi oleh ribuan orang yang berlalu lalang, Caca langsung menarik Samudra dan meminta cowok itu untuk memfotonya di tulisan jalan Malioboro. dengan tiga kali jepretan, Samudra sudah mendapatkan hasil foto yang terbilang cukup bagus meskipun tangannya masih amatiran

"nggak usah natap gitu, gue tau kalo gue selalu ganteng" ucap Samudra saat dirinya menyadari bahwa Caca sejak tadi sudah menatapnya tanpa disadari oleh gadis itu sendiri

"narsis" cibir Caca kemudian menarik pergelangan Samudra menuju ke salah satu tempat duduk yang cukup strategis untuk melihat indahnya Malioboro yang di dominasi oleh bangunan-bangunan tua yang berdiri megah di sepanjang jalan tersebut. Caca dan Samudra terduduk di bangku besi panjang yang berada di trotoar

"tetaplah menjadi pria yang menyebalkan dan tidak pernah membuatku berhenti jatuh cinta denganmu" ujar Caca tiba-tiba seraya menyandarkan kepalanya ke bahu Samudra yang baginya adalah tempat yang paling bisa membuatnya merasa nyaman dan merasa terlindungi dalam perpaduan yang pas

"tetaplah menjadi pria yang menyebalkan dan tidak pernah membuatku berhenti jatuh cinta denganmu" Samudra menirukan apa yang dikatakan oleh Caca membuat gadis itu terkekeh pelan hanya untuk mendengarkan kalimat yang membuatnya bergidik ngeri "I love you more than anything and anyone ca" sambung Samudra seraya mencium punggung tangan Caca

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang