Bagian Empat Puluh Sembilan

16.8K 855 14
                                    

Mobil milik Samudra berhenti tepat di depan pemakaman yang dikunjungi Caca kemarin, gadis itu menurut saat Samudra menariknya kesana kemari, menjelajahi setiap jalanan makam yang terhampar oleh rerumputan hijau yang begitu luas, suasana yang cukup ramai mengingat ini masih sore hari. mereka melewati berbagai makam, bahkan makam milik Carissa pun mereka lewati begitu saja seolah ada tempat peristirahatan lain yang akan mereka kunjungi

Samudra berhenti tepat di bagian pojok makam, begitu juga dengan Caca yang ikut berhenti dan mengikuti arah gerak mata Samudra, entah makam mana yang cowok itu pandang, tapi mata Caca berhenti tepat di nisan dengan nama 'Wilson Samuel Sinaga' kemudian beralih ke makam sisi kiri nya 'Friscilla Inggrid Sinaga'.

Samudra berdeham membuyarkan lamunan Caca, cowok itu harus membuka luka lama yang hampir sembuh karena gadis disampingnya membutuhkan penjelasan agar hubungannya terus berlanjut dan akan membaik kedepannya

"kamu tau ca? kehilangan Samuel, Inggrid dan Carissa adalah mimpi buruk buat aku, kita satu SMP yang sama, kami bersahabat dengan sangat baik meskipun Carissa adalah murid baru, tapi seolah takdir tidak berpihak di persahabatan kita. Samuel menyukai Carissa sudah selama 4 bulan lebih dan baru berani menyampaikan, mereka akhirnya jadian, seperti yang kamu duga bahwa nama Sam dari diary Carissa adalah aku, tapi itu bukan aku. itu Samuel__" ucapan Samudra seperti berjeda karena cowok itu menghembuskan nafas sepanjang-panjangnya

"Samuel punya adik, namanya Friscila Inggrid Sinaga, Inggrid panggilannya. mereka kakak beradik yang baik, berbeda setahun tapi dia juga sahabat kami. akhirnya aku sama Inggrid, kamu tau lah apa maksud aku ca, tapi itu tidak lama. semua seperti musnah begitu saja di terpa oleh badai besar. seperti yang kamu ketahui, Carissa pergi ke New York untuk memberikan cangkok ginjal untuk kamu, dan nyatanya operasi itu malah membuat Carissa kehilangan nyawanya. Betul?" tanya Samudra. Caca yang ditanya langsung mengiyakan pelan, suara nya sudah seperti tercekat. air matanya turun tanpa tau kenapa

"setelah mendengar kabar bahwa Carissa sudah tidak ada karena kegagalan operasi itu, Samuel langsung memesan tiket ke New York, sebagai adik yang baik, Inggrid ikut bersama dengan Samuel. meskipun aku melarangnya untuk ikut. kamu juga ingat, atau mungkin kamu dengar bahwa 2 tahun yang lalu ada tabrakan pesawat di langit New York?" tanya Samudra lagi

Caca mengangguk, gadis itu jelas mendengar kabar itu dari siaran berita televisi di rumah sakit tempatnya dirawat dulu. memori yang terekam jelas ada setidaknya 5 korban berasal dari Indonesia

"Samuel dan Inggrid ada di dalamnya ca, mereka meninggal. maaf, aku pernah menyalahkan kamu dulu tanpa aku ucapkan, bahkan aku pernah membenci kamu sebegitu dalam karena aku menghubung-hubungkan satu hal dengan hal yang lain, aku menganggap bahwa kematian Inggrid adalah karena kematian Carissa, dan kematian Carissa adalah karena kamu. kamu tau, bagaimana rasanya mencintai seseorang dengan begitu dalam tapi malah di tinggalkan untuk selamanya tanpa kembali. itu sakit, sampai aku benar-benar membenci kamu atas kematian mereka bertiga, satu perempuan yang aku cintai juga dua sahabat yang kusayangi, dan berakhir seperti ini, aku malah mencintai kamu ca" sambung Samudra tanpa melepaskan genggaman tangannya dari Caca.

Untuk saat ini bukan hanya 2 rasa bersalah yang Caca tanggung, tapi semuanya. gadis itu merasa bersalah atas Inggrid, Samuel, Carissa dan Samudra. gadis itu terdiam dengan air mata yang mengalir deras. sebuah fakta terungkap yang membuatnya tidak lagi bisa bernafas dengan tenang, di dalam nafasnya ada nafas banyak orang yang harus berkorban.

"mungkin ini adalah takdir mereka, takdirku juga yang harus kehilangan ketiga sahabatku secara bersamaan. tapi biarkan, mereka sudah beristirahat dengan tenang tanpa terganggu oleh permasalahan dunia. mungkin tuhan mengambil mereka demi kebaikan mereka juga, tuhan lebih mencintai mereka daripada kita semua" ucap Samudra kemudian berputar 90 derajat. cowok itu mengusap air mata Caca dengan lembut lalu memeluk gadis dihadapannya dan mengusap lembut punggungnya

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang