Bagian Lima Puluh Dua

15K 815 6
                                    

"Aturan permainannya gampang, kalo lo kalah main futsal sama gue, karir lo sebagai kapten futsal bakal gue ambil alih" ucap Samudra dengan enteng, untung cowok itu sudah berhasil membujuk pak Ferdi-kepala pelatih tim futsal Salvator

"nggak bisa gitu dong. lo udah menjabat jadi kapten basket, kenapa lo pengen ambil juga posisi gue? jadi orang tuh nggak usah maruk" sinis Rafa yang merasa tak terima dengan pernyataan Samudra barusan, itu terdengar konyol dan tidak masuk di akal

"karena lo udah nyakitin cewek yang gue sayang sampe dia nggak bisa ngomong apa-apa. dia jadi bisu karena lo bego. dan gue harap lo nggak takut kali ini" 

"Caca maksud lo?"

"menurut lo aja lah, cowok songong kayak lo nggak bakalan kapok kalo nggak dikasih pelajaran. lo udah pernah nantangin gue kan dulu karena hasutannya Faiz? sekarang bisa lah gue nantangin lo balik, sebagai manusia yang adil dan sebagai ketos yang baik" ucap Samudra dengan memberi tekanan pada jabatan Rafa di organisasi siswa intra sekolah, dimana dimata Samudra itu hanya posisi yang bisa bergeser sewaktu-waktu

"mungkin gue diem waktu lo nantangin gue, pake acara nonjok-nonjok gak jelas, gue paham lo kebawa emosi. tapi untuk kali ini gue nggak bisa lagi toleran sama apa yang udah lo katain ke Caca, lo rendahin dia hanya karena cemburu yang udah nggak bisa lo tahan, lo terima lah kenyataan kalo Caca emang udah nggak suka sama lo" sambung Samudra yang sukses membuat Rafa diam, cowok berbalut seragam futsal SMA itu tak bergeming sama sekali, ucapan Samudra benar-benar mengunci mulutnya

"lo paham kan konsekuensi apa yang lo tanggung? 5 menit lagi kita mulai, dan jangan coba-coba kabur karena setahu gue lo itu bukan banci yang cuma berani nantangin tanpa berani di tantang. keep calm dan siapin mental lo saat nerima kenyataan bahwa gue yang akan menggeser posisi lo. Pak Ferdi udah setuju sama kesepakatan yang gue kasih. mikir pake otak jangan pakek otot" Ucap Samudra lagi kemudian cowok berbalut seragam Basket Salvator itu beranjak pergi ke tepi lapangan, menghampiri ketiga temannya yang lain

begitu banyak siswa yang belum kembali ke rumahnya meskipun bel sepulang sekolah sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, mereka rela mengorbankan jam tidur siangnya hanya untuk melihat duel maut antara kapten futsal dan kapten basket

Samudra terdiam mengingat betapa susahnya cowok itu untuk membujuk pak Ferdi tadi, bagaimana cara Samudra tanpa menyangkut pautkan marga yang sedang di sandangnya saat ini

*Flashback On*

Setelah mengantar Caca ke kelasnya dengan aman, Samudra sekilas menatap Rafa dengan tajam dan senyum miringnya, kemudian cowok itu langsung berlari kecil ke ruang guru, lebih tepatnya ke meja pak Ferdi yang sedang sibuk berbincang dengan guru bahasa Inggris

"Pak Ferdi, saya bisa bicara?" tanya Samudra dengan sopan. yang di tanya pun menoleh, berpamitan kepada guru bahasa Inggris kemudian mengekor di belakang Samudra yang telah berada di luar ruang guru dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku

"Samudra, ada keperluan apa kamu dengan saya?" tanya pak Ferdi dengan tatapan selidik, Samudra bukanlah anak didiknya baik di kelas ataupun di ekstrakulikuler

"saya mau gantiin Rafa jadi kapten tim futsal" jawab Samudra enteng seolah posisi itu bisa di milikinya hanya dengan membalikkan telapak tangan. Pak Ferdi yang mendengar hal itu langsung membelalakkan matanya tidak percaya, bahkan dulu laki-laki itu pernah membujuk Samudra agar mau memasuki tim futsal saat baru masuk SMA, saat Pak Ferdi tau ada banyak prestasi sepak bola yang dimiliki oleh Samudra, namun di tolak mentah-mentah. malah sekarang yang ada Samudra mendatanginya dan meminta untuk bergabung

"tidak bisa. kamu sudah masuk kapten tim basket" tolak Pak Ferdi tanpa menimbang-nimbang lebih dulu

"bapak yakin nolak saya?"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang