Bagian Empat Puluh Tiga

16.9K 867 6
                                    

kelimpungan bukan main saat Caca menyadari bahwa gadis itu tidak membawa baju olahraganya tadi. berkali-kali gadis itu merutuki kelalaiannya yang pasti akan berdampak dengan hukuman kejam dari pak Tomo yang tidak pernah main-main dengan siswa yang dianggap melanggar aturan

dengan langkah gontai Caca akhirnya berjalan di koridor menuju ke lapangan basket outdoor dimana guru olahraga nya sudah berdiri dengan tatapan datar namun menusuk. gadis itu masuk ke area lapangan basket, menghembuskan nafas panjang kemudian berdiri tepat disamping pak Tomo

"dimana seragam kamu?" tanya pak Tomo dengan tangan yang memegang buku absen dan buku nilai

"ketinggalan pak" jawab Caca

"kamu lari__ ini tanggal berapa?" tanya pak Tomo berganti

"tanggal 15 pak" jawab Caca

"kamu lari 15 kali keliling lapangan basket" ucap pak Tomo

Caca pun langsung berlari ke luar lapangan basket yang dibatasi oleh jaring-jaring besi, gadis itu merasa bahwa keberuntungan tidak sedang berpihak padanya, lari 15 kali dan itu sama dengan lari 4,5 km. rasanya Caca ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa

selang beberapa waktu Samudra datang dan ikut berlari disamping Caca, gadis yang merasa bahwa ada manusia di sisinya hanya bersikap acuh sekalipun tau jika itu adalah Samudra, prioritasnya saat ini adalah menyelesaikan lari kemudian beristirahat

"udahan yuk? biar aku yang ngomong sama pak Tomo" ucap Samudra

"nggak usah. ini salah aku, harusnya aku juga tanggung jawab bukan malah lari dari kenyataan. kamu ngapain disini?" tanya Caca seraya mengusap keringat yang keluar dari dahinya

"nemenin kamu. pergi aja yuk? kamu nanti sakit" ucap Samudra

"harusnya aku yang ngomong gitu, kamu kemarin kan baru sakit ta" 

"kalo kamu tetep kolot aku temenin" bantah Samudra. Caca tak menanggapi hal itu lagi, ia cukup tau jika Samudra adalah tipikal orang keras kepala dengan bantahan-bantahan yang bersarang di otaknya

baru 7 kali putaran, Caca sudah merasa bahwa perut bagian kirinya sudah merasa nyeri luar biasa, gadis itu terlalu cepat berlari hingga melupakan fakta bahwa dirinya dulu adalah penderita gagal ginjal. Caca langsung berjongkok di tempatnya, mengatur nafas dan menetralkan rasa sakitnya. ia tidak pernah membawa obat bersamanya beberapa bulan terakhir ini karena tidak pernah terjadi masalah serius yang di bawanya

"ca kamu kenapa?" tanya Samudra dengan panik saat melihat wajah Caca sudah berubah menajdi pucat pasi seperti mayat hidup, mungkin ini lebih parah dari tempo hari. yang ditanya tidak menjawab dan malah menutup wajahnya dengan telapak tangan, menahan sakit yang luar biasa, ini sudah sama halnya dengan dia menyakiti Carissa

"ca jawab jangan diem. ya tuhan" ucap Samudra dengan wajah khawatir yang begitu ketara

"anterin aku pulang" ucap Caca dengan nafas tersengal ia merasa bahwa tubuhnya memerlukan obat

"aku an___ ca bangun ca"ucap Samudra yang tak kalah panik saat menyadari jika Caca sudah tersungkur di atas paving warna merah dengan keadaan pingsan. tanpa menunggu a i u e o atau menunggu pertolongan, Samudra langsung mengangkat tubuh gadis itu

"Rey bawain tas Caca nanti" teriak Samudra di sela larinya yang ditujukan ke arah Rey yang sibuk mengobrol dengan Rafa sampai tidak menyadari saat Caca yang sudah tidak sadarkan diri

 ****

gadis berambut hitam legam terkuncir kuda masih pingsan saat mobil Ferarri milik Samudra terpakir di garasi rumah Mediterania tersebut. cowok itu langsung menggendong Caca ala bridal style dan masuk tanpa memencet bel, beberapa pembantu rumah langsung kaget saat menyadari bahwa majikannya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang