Bagian Delapan Puluh Tujuh

12.5K 929 18
                                    

Dengan langkah malas pagi ini Caca berangkat sekolah dengan badan yang kurang fit, selain karena datangnya tamu, jam pertama nanti adalah pelajaran Biologi dari Pak Sulaiman dimana guru yang terkenal lemah lembutnya dan berbicara sedikit itu akan menebarkan virus kantuk di seluruh penjuru kelas

Samudra sudah lebih dulu berangkat sejak jam 6 pagi karena Pak Herdi yang membutuhkan cowok itu untuk acara perekrutan anggota tim basket yang baru. menjadikan Caca berangkat dengan di antar oleh Pak Giono-sopir pribadi kakek, tentu bersama dengan ketiga bodyguard yang telah di pekerjakan kakek selama bertahun-tahun

mungkin bukan hanya kali ini Caca di ikuti oleh laki-laki berpakaian serba hitam begitu, tapi dulu juga pernah saat kematian Carissa, tentu para bodyguard itu diminta untuk menjaga Caca selama 24 jam penuh

"permaisuri sudah datang, mana pangerannya? eh maksudnya calon selir" ucap Elena yang sedang berdiri di ambang tangga penghubung kelas XII IPA

Caca tidak merasakan apapun dalam dirinya, berinteraksi pun tidak. yang dilakukan gadis itu malah nyelonong naik tapi tangannya di tahan oleh Elena

"kenapa? nggak terima?" tanya Elena dengan wajah bangganya

Caca menepis tangan Elena dari pergelangannya kemudian berlalu pergi tanpa mengindahkan teriakan Elena yang meminta Caca kembali, sungguh andai sedang tidak sakit perut pasti Caca akan berbicara panjang lebar tadi, tapi kondisi seperti tidak mengizinkan

"kenapa lo suntuk banget?" tanya Putri saat melihat Caca yang baru datang langsung menenggelamkan wajahnya di atas bangku yang bertumpu dengan lengan

Caca menoleh "dapet" jawabnya singkat lalu menenggelamkan wajahnya lagi. wajah yang biasanya berseri kini berubah menjadi pucat, bibir yang berwarna merah muda alami pun ikut memutih

"ke Uks aja deh ca" saran Fina. yang di ajak bicara menggeleng menolaknya, nilainya di mata pelajaran Biologi bisa rusak jika tercoret dengan adanya huruf 'S'

"dengerin tuh temen lo ngomong, wajah lo udah pucat banget Ca" timpal Putri yang ikut mengkhawatirkan kondisi sahabatnya saat ini

"percuma kalo ngomong sama Caca, yang bisa ngomong sama dia mah sang pangeran tercintanya" ucap Fina kemudian berjalan ke arah Rey yang tengah sibuk dengan ponsel miringnya, apalagi jika bukan mobile legends

"Rey, bilangin sama Samudra, Caca sakit nggak mau ke Uks suruh cepetan kesini" ujar Fina kepada Rey

"Iya nanti"

"itu keburu Pak Sulaiman dateng yang"

"iya ini di chat"

Rey memindah letak ponselnya ke awal dan mengirim chat untuk sepupunya di seberang sana

Rey: Caca sakit

Rey: buruan kesini

setelah mengirim chat kepada Samudra, cowok itu beralih ke game kesayangannya, melakukan ranked yang sangat tidak di sukai kaum hawa, game yang bisa membuat sebuah hubungan menjadi renggang bahkan nyaris patah

selang beberapa waktu Samudra sudah berdiri tegak di samping bangku Caca dengan tangan yang membawa segelas teh hangat mint yang dibelinya dari kantin tadi sebelum datang ke kelas ini

"Ca ayo ke Uks" suruh Samudra seraya duduk di samping Caca

"nggak mau" jawab Caca dengan nada malasnya

"nanti tambah parah sakitnya"

"kamu doain?" Caca bernada sinis kali ini

"mau ke Uks sendiri apa di gendong?" tanya Samudra

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang