Bagian Lima Puluh Tujuh

15.6K 777 11
                                    

Tepat seusai pulang sekolah Caca langsung mengantarkan Samudra ke barbershop tempat biasa cowok itu memotong rambut dan sudah berlangganan, meskipun Samudra menolak, maka dengan sedikit ancaman cowok itu langsung mengiyakan tanpa banyak protes lagi

"Nggak kerasa ya UKK tinggal seminggu lagi" ucap Caca saat mobil Samudra terjebak di antara ribuan kendaraan lain

"aku udah siapin kemana kita bakal liburan" seru Samudra

"Ukk aja belum udah mikir liburan"

"aku mau ke Labuan Bajo"

"sama siapa?"

"sama kamu Ca"

"aku kan nggak mau"

"ya kamu mau nya apa?"

"di rumah aja"

"liburan macam apa lagi itu"

"nggak usah bawel deh, ngapain liburan jauh-jauh buat nyari foto sama buat momen doang kalau di rumah aja kita bisa bikin momen itu jadi seru"

"nyenengin calon istri sendiri apa salahnya" ketus Samudra yang mengalihkan pandangannya dari Caca ke kaca besar di depannya

"bukan salah atau enggaknya sih, tapi coba kamu jadi cowok itu yang hemat, pandai menabung untuk masa depan"

"iya sayang iya, udahan ya khutbahnya, jangan kayak mama. eh iya besok kota tua mau?"

"boleh. jemput ya?"

"biasanya emangnya nggak dijemput?"

Caca hanya terkekeh menanggapi hal itu.

selang beberapa menit, motor Samudra sudah terparkir rapi di pelataran barbershop yang cukup sepi mengingat jika ini siang hari, beda jika sore atau malam, maka barbershop ini antriannya akan nyaris sama dengan antrian tiket pasar malam

"bro, potong rambut kayak biasanya. nggak pake ngilangin jambul ya" Ucap Samudra kepada pemilik barbershop bernama Bimo yang dikenalnya sudah cukup lama, satu tahunan. mereka berumur yang sama. dan bedanya hanya Bimo lebih memilih tidak melanjutkan ke SMA dengan alasan lebih memilih berbisnis. dan nyatanya bisnis yang di bangunnya cukup berkembang pesat

"udah lama nggak kesini, sibuk apa?" tanya Bimo dengan melirik Caca yang berada di samping Samudra. ia tidak menanyakan apapun mengenai gadis itu ketimbang membuat teman nya menjadi tidak nyaman untuk datang kesini

"sibuk sekolah, biasa. ya kalau gue keseringan kesini yang ada botak rambut gue" kekeh Samudra

"mau gue yang potong atau di potong sama pegawai gue?" tanya Bimo lagi

"ya lo lah. pake nanya. Cuma lo yang ngerti model rambut kriteria gue" jawab Samudra

lantas Bimo menggiring Samudra ke salah satu kursi hitam kosong dan menempelkan celemek lebar menutup badan cowok itu sampai ke leher.

"tumbenan lo bawa cewek kesini, gue kira lo homo" ucap Bimo di sela-sela kegiatan mencukurnya

"sialan lo" kekeh Samudra. memang nyatanya ia tidak pernah membawa Caca saat datang ke barbershop dengan alasan bahwa semua anggota barbershop adalah cowok, dan Samudra sangat tidak ingin jika sampai Caca menjadi tontonan orang banyak

"modelnya kayak biasanya kan?" tanya Bimo

"iyalah bim, gitu aja pake nanya"

"siapa tau lo ganti model"

"Enggak" jawab Samudra dengan datar, pasalnya ia tau jika nyaris semua pegawai Bimo sedang tidak konsentrasi dalam mencukur rambut pelanggannya karena sesekali mereka mencuri pandang ke arah Caca dengan bantuan cermin di hadapannya. dan ketakutan itu terjadi nyata

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang