Bagian Delapan

25.4K 1.4K 14
                                    

Suasana kantin yang luar biasa rame memang selalu bertepatan dengan jam istirahat, terutama di stand pak Ojo yang menjual siomay dengan cita rasa yang tidak bisa di pungkiri lagi. saus kacang yang luar biasa enaknya dipadukan dengan siomay yang pas di lidah.

maka dari itu demi sepiring siomay Caca rela berdesakan antri dengan siswa yang lain, sedangkan Fina dan Putri lebih memilih mengantri bakso di stand sebelah. dengan menyebutkan pesanan sepiring siomay dan segelas es jeruk, gadis itu menunggu di kursi tunggu yang berada di sisi kiri stand

selang beberapa menit Caca sudah keluar dari stand dengan membawa pesanan nya. entah sudah berapa lama yang gadis itu habiskan untuk mengantri hingga makanan Fina dan Putri sudah hampir menghabiskan bakso di mangkok putih.

"telaten banget antri kayak gitu, kita aja pilih bakso ketimbang antri sepanjang tembok china gitu" ucap Putri yang di setujui oleh Fina. tapi memang pada dasarnya Caca tidak begitu menyukai makanan bernama bakso, gadis itu lebih menyukai rujak, siomay, batagor dan apapun itu asal bukan bakso

"lo berdua kan tau kalo gue nggak terlalu suka bakso. kecil aja gue hampir kesedak bakso utuh makanya gue kapok" ujar Caca dengan senyum mengembang seolah itu adalah kebanggaan yang perlu di pamerkan. padahal dulu saat berumur 4 tahun Caca menyukai apapun yang nama nya bakso, bentuk bulat bahkan persegi, tapi pernah sekali gadis itu makan bakso waktu berlibur ke Solo bersama dengan saudara kembarnya dan orang tua nya dan nyaris tersedak

"nggak tau ca, kan cuma melalui cerita lo. lagian bakso ini nggak kalah sama bakso yang di restoran" sahut Fina seraya menunjukkan baso yang ditusukkan ke garpu

"tapi gue nggak begitu suka" ucap Caca kemudian menyuapkan sepotong kentang ke dalam mulut nya

"oh ya ca, Rafa kayak jauhin lo gitu. sekarang kayaknya lagi cari pelarian deh. tuh si Mila. ada di belakang lo, tapi lo jangan noleh ya" ucap Putri. Caca hanya mendengus pasrah menurut untuk tidak menoleh meskipun rasa ingin tau itu ada dan rasa sesak itu turut hadir, semua ini memang salah nya yang terlalu menerima perjodohan itu. 

"udah biarin aja, kebahagiaan nyokap bokap kan ini" jawab Caca dengan memaksakan seulas senyum yang melengkung di bibir nya

ketiga nya saling diam, tidak ada yang dibahas setelah itu. mereka lebih memilih terfokus dengan makanan masing-masing di hadapan mereka

"tumbenan si Samudra sama temen-temennya nggak kelihatan. biasanya juga udah rame ini kantin gara-gara dia" ucap Putri setelah meminum habis es teh di gelas nya dan meninggalkan embun dingin di luar gelas

"halah palingan juga tebar pesona di lapangan, anak cheers" sahut Fina yang memang tau tentang kebiasaan itu. bukan kebiasaan Samudra tapi kebiasaan Kelvin dan berakhir semua temannya ikut serta mendukung aksi Kelvin

"beruntung juga itu cowok sinting nggak gangguin gue" timpal Caca membuat kedua teman nya kompak tertawa menanggapi hal itu

                            ****

Panas matahari menyengat jambul Samudra siang ini, harusnya ia duduk anteng di kelas dan ranked bersama team nya bukan malah menemani Kelvin ke lapangan tengah, menyaksikan anggota ekstrakulikuler cheerleaders yang sibuk berlatih. jika bukan karena paksaan, maka Samudra tidak akan pernah berdiri di bawah sinar matahari seperti ini, sementara Kelvin sedang berdiri sendiri di tengah lapangan seperti orang tidak punya kerjaan dan berlaga memberi arahan gaya

"balik aja deh ngapain juga kita panas-panasan disini liatin dia modus" ucap Dimas dengan kesal karena merasa jika keringat sudah membasahi kemeja seragam nya

"astaga gue lupa__ gue duluan" ucap Samudra kemudian berlari kecil ke kantin belakang, Rendy dan Dimas yang merasa aneh pun ikut mengekori dengan berlari kecil mencoba menyeimbangi langkahnya dengan Samudra yang sudah sedikit jauh dari merek.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang