Bagian Empat Puluh Empat

17.5K 873 12
                                    

Seperti biasa seusai memarkirkan mobilnya, Samudra dan Caca akan berjalan beriringan ke loker, mengganti buku pelajaran dan mengambil benda-benda yang dibutuhkan, misalnya saja sekarang Caca sedang mengambil spidol baru persediaannya karena yang lama sudah habis

sementara menunggu Caca yang tengah sibuk dengan loker, Samudra malah sibuk dengan mobile legends yang sudah cukup lama ia tinggalkan. cowok itu ranked bersama teman-teman se-teamnya yang tidak dikenalnya, namun beberapa minggu yang lalu mengadakan kopdar bersama dan mabar di coffe shop daerah Bandung, namun Samudra tidak menghadiri acara itu dengan alasan banyak tugas menumpuk, meskipun nyatanya cowok itu sibuk dengan Caca yang menurutnya ribet. berhubung semua teman se-team nya adalah mahasiswa maka hal itu dapat dikatakan wajar jika kerjaan mereka hanya main, dan sedikit tugas karena mungkin tetap ada banyak tugas lain yang terbengkalai

"ya tuhan pantesan, di sahutin dari tadi nggak noleh juga" ucap Caca dengan gemas saat melihat layar ponsel Samudra yang menampilkan sebuah game dengan nama yang menurut gadis itu sangat aneh

"iya sayang, ada apa?" tanya Samudra tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel dengan jari-jari yang sibuk berjalan kesana kemari

"udah mau masuk astaga" kata Caca kemudian menarik ransel Samudra membuat cowok itu berjalan mundur dengan baik tanpa terhuyung, masalah ranked tim nya jauh lebih penting ketimbang menimpali ucapan Caca pagi ini. ini antara hidup dan matinya di dalam team.

"udah sampe kelas nih, buruan masuk" suruh Caca saat ia sudah mengantarkan Samudra hingga ke depan kelasnya, bukan malah masuk yang dilakukan Samudra justru berdiri di ambang pintu dengan lengan kiri yang ditumpukan ke pintu, andai bisa maka Caca akan membuang ponsel itu jauh-jauh

"aku pergi" sinis Caca kemudian melengos pergi, menaiki satu persatu anak tangga yang akan mengantarkannya hingga ke kelas. gadis itu menghentak-hentakkan kakinya ke ubin, ini masalah dirinya yang kalah dari sebuah game, ingat, catat, garis bawahi kalau perlu direkam, seorang Caca kalah dari sebuah game mobile legends

Caca langsung menghampiri Rey yang sedang duduk bersama dengan Fina, gadis itu langsung menggebrak meja dengan kesal membuat Rey dan Fina menatap gadis itu dengan aneh

"Rey lo harus ajarin gue main mobile legends" ucap Caca dengan semangat membara. jika Samudra bisa berperilaku seperti itu kenapa ia tidak?

"emang bisa?" tanya Rey dengan aneh

yang di tanya justru memutar matanya malas "kalo gue bisa nggak bakal gue minta lo ajarin" semprot Caca dengan muka kesal dan jiwa yang sebal sampai ke ubun-ubunnya, menembus langit ke tujuh bahkan cakrawala dunia 

"lo mau tau nggak siapa yang pinter dan pasti bisa ajarin lo main ML" ucap Rey antusias yang langsung berhadiah toyoran keras dari Caca

"nggak usah mesum deh, gue bilangin Genta nih" ancam Caca dengan mata melotot yang nyaris keluar dari tempatnya

"ML itu singkatan dari mobile legends ca, kalo singkatannya aja lo nggak tau gimana mau main? dan bagaimana lo tau bahasa dalam permainan ML yang belum pernah lo kenali sebelumnya, gimana mau bisa cara mainnya?" celetuk Fina yang ikut angkat bicara

"ayo dong Rey bantuin gue" rengek Caca dengan wajah yang dibuat semelas mungkin agar jiwa iba di diri Reyfaldi akan muncul

"gue nggak pinter main ML, tapi gue tau siapa yang jago dan pasti bisa bikin lo jadi pro nggak cuma noob" ucap Rey serius

"siapa?" tanya Caca, sekalipun gadis itu tidak tau apa karti pro dan apa arti noob

"pengen tau ya?"

"iya. cepet"

"kepo aja apa kepo banget?"

"bawel. buruan ngomong atau gue tampol nih" ucap Caca ketus yang merasa bahwa dirinya yang protagonis langsungberubah peran menjadi antagonis

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang