Dibawah langit dan di balkon kamar, Caca dan kedua sahabatnya sedang duduk dan menikmati semilir angin yang berhembus kencang. Fina dan Putri akan tidur di rumah Caca malam ini atas undangan si pemilik rumah.
"jadi?" tanya Putri dengan gemas, pasalnya sedari tadi Caca hanya diam dan tak segera berucap apa maksud dan tujuannya memanggil mereka kemari
"gue bete sama Samudra Fin, Put" jawab Caca
"kenapa? lo berantem sama Samudra ca?" tanya Fina
"masa ada adik kelas Mos yang ngeklaim Samudra jadi calon pacarnya dia, emang sih Samudra nya nggak respon sama ocehan itu anak, tapi dunia itu berputar dan roda itu tidak akan pernah diam di tempat. gimana jadinya kalo Samudra suka sama dia?" Caca mengeluarkan semua uneg-uneg nya yang sudah di pendamnya sejak sore tadi
"jadi masalahnya lo takut kalo Samudra berpaling?" tanya Putri yang mulai paham dengan alur pembicaraan Caca malam ini. yang di tanya mengangguk mengiyakan dengan mata sendu yang tidak di buat
"Emang bener apa yang lo katain Ca, bumi itu berputar dan roda tidak pernah diam. apa menurut lo dengan sikap Samudra, dengan apa yang lo lalui berdua maka Samudra bisa dengan mudahnya berpaling?" tanya Fina
"gini deh Ca, coba lo ilangin ketakutan lo, dan lo rasain sesayang apa Samudra sama lo selama ini. lo balikin lagi semuanya ke awal. kalo menurut gue, Samudra nggak akan pernah berpaling dari lo. kalo dia pengen berpaling kenapa nggak dari dulu-dulu?" tambah Putri yang ikut meyakinkan Caca bahwa semuanya akan baik-baik saja
"lagi pula lo sama Samudra juga udah ada ikatan yang kuat dan ada ikatan pasti buat masa depan, anggap aja cewek kelas Mos yang ngaku jadi calon pacarnya Samudra itu cobaan buat kalian, istilahnya jadi batu sandungan dan selama lo sama Samudra bisa berdiri dan bertahan, batu sandungan itu bukan apa-apa dan nggak akan pernah berpengaruh apa-apa" cerca Fina
"gue harus gimana?" tanya Caca yang masih bingung dengan kecanggungannya. ia harus memaafkan atau terus bersikap datar
"ya lo biasa aja sama Samudra. dia nggak salah apa-apa. dia nggak godain tuh anak juga, jadi nggak usah khawatir soal itu. gue yakin Samudra bakal terus sama lo dan bakal gitu sampe sejauh mungkin" jawab Putri yang ikut memberi arahan dan saran
"lo nggak bisa egois dengan menghakimi Samudra seperti itu, lo nggak bisa marah nggak jelas. kalau lo marah gak jelas kayak gini, lain kali dia jadi takut buat cerita-cerita masalahnya dia ke lo Ca, dia takut lo marah. lo boleh cemburu, tapi cemburu yang berkelas dengan nggak di umbar-umbar" tambah Fina kemudian meminum banana smoothie buatan mbak Irma beserta kastangel nya
"lagipula dengan lo marah nggak jelas gini lo dapat apa? nggak dapat apa-apa kan? dan kalo sampe itu anak Mos tau, dia bakal kegirangan karena udah mulai berhasil bikin hubungan lo retak. ibaratnya aja main catur, lo sama Samudra itu seperti raja dan ratu Ca. bedanya adalah lo raja dan Samudra ratunya, mau gimana pun elo terancam, Samudra bakal ngelindungi elo dari apapun yang mengancam. katakan bahwa gue alay disini dengan perumpamaan itu, tapi kalo gue boleh jujur, gue sama Dimas itu iri sama hubungan kalian yang begitu harmonis seperti nggak pernah terjadi apa-apa" Ucap Putri
Caca diam mengatupkan bibirnya rapat-rapat, apapun yang dikatakan Putri dan Fina memang benar, ia tidak bisa berlaku egois dan malah menyalahkan Samudra atas apa yang sedang di alami cowok itu. Samudra tidak merespon dan itu cukup, Samudra tidak pernah berhenti menyayangi Caca dan itu sangat lebih dari cukup baginya, tidak ada kurangnya dan malah berlebihan
sementara Putri dan Fina tengah memakan kastangel, Caca justru beralih ke ponselnya. jam menunjukkan pukul 10 malam.
Today, 06:58 pm
SamudraGP: Ca udah smpe rumah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionSiapa yang tidak mengenal Samudra Genta Pradipta? Cucu dari pemilik yayasan SMA Salvator, salah satu SMA elite daerah Jakarta. Hidup sempurna? Tentu, Samudra memiliki segalanya. Uang? Kekayaan? Orang tua yang begitu menyayanginya? Samudra memi...