Bagian Tiga Puluh Tujuh

17.1K 896 3
                                    

"mau kemana?" tanya Samudra seraya meletakkan secangkir white coffee di hadapannya

"keluar, aku laper" adu Caca dengan suara merengeknya yang begitu khas

"mau di temenin?" tanya Samudra

"mau di timpuk batu nggak? cepet kesini" teriak Caca dengan kesal. Samudra pun menghembuskan nafas sepanjang-panjangnya berharap bahwa gadis di seberang sana bisa mengerti bahwa Samudra cukup malas untuk beranjak dari duduknya

"iya sayang, aku kesana. 15 menit aku sampe, kamu mau dibawain apa?" tanya Samudra

"nggak usah, aku kan bilang kalo aku pengen keluar. cepet kesini deh" sinis Caca membuat Samudra berkeinginan untuk membuang ponselnya jauh-jauh kemudian menghilang dari dunia ini

"ini ambil kunci mobil sayang. udah dulu ya, aku mau berangkat nih" ucap Samudra

"iya buruan nggak usah lama" ketus Caca kemudian memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Samudra akhirnya menatap layar ponsel yang menyala akibat telepon yang sudah terputus, mungkin cowok itu perlu ekstra sabar untuk menghadapi Caca yang tengah kedatangan tamu

Samudra meletakkan ponselnya di atas meja, cowok itu masih menunggu white coffee yang asapnya masih mengepul di atas cangkir agar segera menghangat. Samudra terus memperhatikan siaran televisi yang menyiarkan tentang pertandingan sengit antara Barcelona yang beradu dengan Real Madrid, tayangan tv kali ini lebih menarik ketimbang di luar sana

selang beberapa waktu setelah babak pertama berakhir, ponsel milik Samudra pun bergetar dan menyala secara bersamaan menampilkan nama 'Kanjeng Ratu' di sana. cowok itu langsung terpelonjak kaget karena terlalu terkesima dengan permainan bola di layar kaca hingga melupakan Caca yang sedang menunggunya

Samudra langsung naik ke lantai 2, menyambar jaket dan kunci mobil. cowok itu pun lantas mengendarai mobil dengan kebut-kebutan hingga nyaris menabrak orang yang menimbulkan sumpah serapah di mulut mereka, namun saat ini urusan Caca jauh lebih penting daripada mengurus orang-orang yang jantungnya hampir copot di jalanan

menekan bel rumah beberapa kali kemudian mbak Irma yang berdiri di balik pintu, basa-basi sedikit kemudian memanggilkan Caca yang katanya sedang memakan kastangel di dapur. Samudra tidak paham apa yang akan dihadapinya setelah ini, entah Caca akan marah atau justru mengabaikannya.

setelah mbak Irma masuk, 5 menit kemudian Caca berdiri di hadapan Samudra dengan wajah datar dan cardigan rajut di tangannya.

"jalan dari rumah sampe kesini harus 40 menit ya? muter ke Irak dulu?" tanya Caca dengan ketus. nyaris saja gadis itu tidur di dapur tadi, andai mbak Irma tidak datang tepat waktu dan memberitahunya bahwa Samudra baru saja datang

"muter New York dulu" jawab Samudra asal dengan menunjukkan giginya seperti iklan odol yang sedang bersaing secara ketat di tv

"nggak lucu, udah buruan" sinis Caca kemudian melengos pergi meninggalkan Samudra yang sedang mengusap wajahnya kasar, berkat kecerobohannya yang terlalu fokus melihat pertandingan sengit di tv, padahal pertandingan akan lebih sengit antara dirinya dan Caca

Samudra berjalan gontai ke arah mobilnya, cowok itu harus menghadapi sikap Caca yang akan labil dan tidak akan bisa kembali dengan jangka waktu yang cepat karena keadaan emosi yang tidak stabil, entah kapan akan berakhirnya. tapi inilah yang disebut Perempuan Mode Singa 

"kamu mau makan apa ca?" tanya Samudra saat mobil yang di kendarainya sudah meninggalkan area rumah Caca

"terserah" jawab Caca

ingin rasanya Samudra merubah otak kaum cewek untuk berbalik agar jawaban mereka tidak hanya seputar terserah, gak papa, iya. Memangnya semua cewek seperti itu?? rasanya Samudra itu ingin meledak hanya karena mendengarkannya

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang