Bagian Duapuluh Delapan

20.5K 950 3
                                    

Jam menunjukkan pukul 18:10 saat Caca duduk di sebelah Samudra yang duduk di pos satpam sekolah, gadis itu menenteng koper berwarna merah jambu kepemilikannya sejak 2 tahun yang lalu, sementara Samudra membawa 2 koper warna hitam hari ini

"Fin, Putri nggak ikut?" tanya Caca saat Fina baru sampai di hadapannya bersama dengan Rey

"dia ke Bali, udah berangkat sama yang lain tadi. lo kan tau sendiri ca kalo keluarganya Putri semua di Jogja, jadi setiap taun Putri kan kesana. bosen kali" jawab Fina. Caca hanya ber oh oh ria. 

bagi yang memilih study tour ke Bali memang sudah berangkat sejak sore tadi ke bandara Soekarno-Hatta yang nantinya akan langsung turun di bandara I Gusti Ngurah Rai tanpa perlu transit di Surabaya

"Ayo anak-anak cepat masuk ke bus sekarang juga, kita akan segera berangkat" ucap pak Herdi-guru Biologi yang masuk dalam kategori guru killer dengan tatapan tajam dan sentakan maut pedas seperti cabe keriting yang sudah kering

sementara banyak anak yang berdesakan untuk masuk, Samudra masih menahan Caca disampingnya

"ihhh lepasin nggak? aku mau masuk" ucap tajam Caca saat kopernya di cekal oleh tangan cowok berjambul itu dengan senyum tanpa dosa yang membuat Caca ingin memukulnya

"ngapain sih buru-buru, ada si Rey yang udah aku suruh cari tempat duduk, ngapain juga berdesakan kayak gitu. diem, anteng dan tunggu semuanya tenang. keep calm baby" Ucap Samudra dengan menarik tangan Caca dan mendudukkan tepat disampingnya seperti tadi. pintu bus saat ini masih di penuhi oleh banyaknya siswa yang berebut tempat duduk, toh jika masuk di akhir tetap akan mendapatkan tempat duduk. tidak ada bedanya dengan yang berebut sampai adu mulut

"Baby-baby palamu copot. perlu di telponin rumah sakit jiwa nggak? kayaknya kejiwaan kamu semakin parah dan perlu penanganan" sinis Caca tanpa menoleh ke arah sampingnya. jangankan menoleh, melirik saja tidak

"pedes ka_"

"kalian berdua mau masuk atau di tinggal disini aja? nanti karya tulis kalian ya di sekolah aja" potong pak Herdi dengan ketus. yang di ajak bicara pun langsung memasuki bus 2 dimana Rey dan Fina berada. Caca mendahului Samudra yang masih cengengesan tidak jelas bersama dengan pak Herdi

****

10 jam 58 menit waktu yang di tempuh dari Jakarta ke Daerah Istimewa Yogyakarta. pak Herdi pun langsung membangunkan anak didiknya dengan loadspeaker membuat beberapa anak menjingkat. berbeda dengan Caca yang masih anteng-anteng tidur di bahu dengan telinga yang tersumpal headset Samudra karena mereka duduk bersebelahan.

"Cetlin Pasifik bangun" ucap pak Herdi dengan suara bak toa tapi tidak juga terbangun karena volume terbesar dengan musik rock yang tidak akan mengalahkan suara pak Herdi

"Caitlyn pak bukan cetlin, kalo nggak mau ribet panggil Caca aja" koreksi Fina seraya melepas jaket milik Rey yang nangkring di tubuhnya dan mengembalikannya kepada sang pemilik

Rey yang sadar suasana di kursi sebelahnya pun langsung mendorong tubuh Samudra dengan kakinya

"brengsek siapa sih" gumam Samudra seraya mengucek kedua matanya bergantian. yang dilihatnya pertama kali adalah wajah pak Herdi yang tepat di depan wajahnya membuat cowok itu berjingkat dan efeknya membangunkan Caca yang sebenarnya masih terlelap dalam mimpinya

"e eh pak Herdi, saya cuma pura-pura tidur pak biar di samperin bapak. lagian kapan lagi bangun tidur langsung ngelihat bapak kalo nggak ada acara kayak gini. wah gantengnya mengalihkan duniaku, kumisnya bagai sungai Bengawan Solo" ucap Samudra dengan cengengesan tak berdosa membuat seluruh manusia yang berada di dalam bus pun langsung menggelak tawa nya

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang