Pagi ini Samudra sarapan bersama dengan mama papa nya dan juga dengan Rey yang tengah sibuk dengan ponselnya, pasti dengan Fina. keempatnya sarapan dengan diam dan hanya ada suara piring yang beradu dengan kerasnya sendok, nasi goreng buatan mama memang tidak ada duanya.
"ini buat kamu" ucap Papa seraya memberikan lima lembar uang ratusan ribu
"uang jajan kamu habis dra?" tanya Mama dengan aneh, pasalnya perempuan itu baru memberikan uang bulanan Samudra 10 hari yang lalu, dan bukan nominal sedikit
"buat beli buku" "buat bayar wifi" alibi Samudra dan Papa nya yang bersamaan menjawab namun dengan jawaban yang berbeda. lalu keduanya saling menatap mengisyaratkan untuk menjawab dengan jawaban yang digunakan mereka
"jadi yang buat apa?" tanya Natasya dengan kesal. ia mendapati adanya keanehan
"buat bayar wifi" "buat beli buku" jawab Samudra dan Papa nya dari hasil bertukar tatapan mata. sendok dan garpu yang berada di tangan Natasya langsung di lepas landaskan dan menimbulkan bunyi keras
Elang langsung menginjak kaki anaknya, mengingatkan bahwa bencana akan datang dalam hitungan detik dan harus bersiap mendengarkan khutbah panjang. anak dan bapak itu langsung saling bertatap seperti telepati
"ini salah papa"
"ini salah kamu"
"ya salah papa lah"
"jangan jadi anak durhaka Samudra, mau papa kutuk jadi batu kamu?"
"yeee mana ada bapak ngutuk anak, yang ada malah emak ngutuk anaknya"
"terserah Samudra aja, asal Samudra seneng"
"iya lah terserah aku, kan papa yang ngajak taruhan. dan papa juga yang kalah"
"uang habis, habis ini kena khutbah panjang dari permaisuri"
"rasain tuh dimakan mama ntar"
"heh kalian kenapa malah tatap-tatapan kayak gitu?" pertanyaan yang meluncur dari mulut Natasya sukses membuat telepati mereka berhenti dan berganti menatap mama nya dengan tatapan takut
"tante jangan teriak-teriak dong" komentar Rey yang masih asik dengan nasi gorengnya
"gimana tante nggak teriak-teriak kalau punya 2 laki-laki malah seperti ini Rey, ditanya nggak jawab" sahut Natasya dengan kesal kemudian meminum air putihnya hingga meninggalkan setengah gelas
"mereka taruhan nonton bola tadi pagi tan" ceplos Rey
"Rey" intruksi Elang dan Samudra secara bersamaan membuat cowok yang memiliki nama langsung menutup mulutnya. Rey tau jika ada taruhan tentang dukungannya masing-masing dari pihak Samudra dan pihak Papa nya. tapi kali ini mulut Rey benar-benar tidak terkontrol dan Samudra langsung menatap tajam dan kesal terhadap sepupunya itu
"oh jadi tadi pagi nonton bola? waktu tidur nggak disamping mama katanya habis minum" ketus Natasya membuat Elang bergidik ngeri, nada itu seperti ancaman "malam ini tidur di luar, sama bola sana" sambung perempuan berusia 40 tahun tersebut
"ma jangan gitu dong ma" rengek Elang yang meminta agar istrinya tidak menghukum seperti ini
"salah siapa, anak waktunya sekolah malah di ajak nonton bola pagi-pagi" sinis Natasya
"Samudra yang ngajakin" jawab Elang dengan cepat membuat yang namanya disebut langsung menoleh tak terima
"yang ngajakin siapa, kan papa yang ngajakin taruhan dan papa yang kalah, Samudra kan ikutin permainan papa sampe tim yang di dukung papa kalah" Ucap Samudra tak terima dengan pernyataan Papa nya, karena kenyataannya memang Elang lah yang mengajaknya dan malah mengambing hitamkan anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Fiksi RemajaSiapa yang tidak mengenal Samudra Genta Pradipta? Cucu dari pemilik yayasan SMA Salvator, salah satu SMA elite daerah Jakarta. Hidup sempurna? Tentu, Samudra memiliki segalanya. Uang? Kekayaan? Orang tua yang begitu menyayanginya? Samudra memi...