╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯Rumah Najmi Desa Baiturrahman
12 Mei 2018Hari ini aku mulai berkemas, mungkin besok aku akan benar benar meninggalkan desa ini dan kembali ke kampung yahida dan entah kapan aku akan kembali kesini lagi, atau mungkin tidak pernah sama sekali.
Aku menghela nafas, tiba tiba rasa itu kembali lagi. Perasaan berat hati untuk meninggalkan rumah yang mampu memberiku banyak hal hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Rumah yang mengesankan, begitupun dengan semua orang yang kutemui disini.
Suara ketukan brutal di pintu membuatku bertanya-tanya tentang siapa yang datang pagi pagi layaknya debt kolektor.
"Siapa??" Aku berteriak lalu diam menunggu jawaban dari luar. Tapi hening, membuatku semakin penasaran.
Akhirnya dengan malas aku melangkah keluar kamar, menuju pintu lalu membukanya.
"Mbak Nayla??" Aku menyebut sebuah nama yang kini sedang bersedekap dan memasang wajah tak ramah.
*Plak*
Sebuah tamparan tiba tiba mendarat di pipiku, aku segera mengusapnya untuk menghilangkan rasa perih yang menjalar.
"Dasar jalang." Ucapan mbak Nayla membuatku menatap tajam ke arahnya.
"Maksudnya apa ya mbak?? Datang ke rumah saya pagi pagi, terus tampar saya dan mengatakan saya jalang?? Mbaknya gila atau gimana?? Gak pernah diajarin sopan santun ya??" Aku tak tau darimana keberanianku itu berasal, tapi kelakuannya kali ini memang benar benar tak sopan.
"Gak usah ajarin saya sopan santun!! Harusnya kamu yang belajar sopan santun. Berani beraninya ngaku ngaku jadi calon istri ustadz Anwar!!" Mbak Nayla terlihat tersulut emosi, bahkan aku bisa melihat bayangan asap hitam tipis yang membumbung diatas kepalanya.
Aku mengusap bagian atas hidungku, rupanya rambut halus diantara alisku itu sudah kembali tumbuh.
"Kenapa diem!!" Mbak Nayla mendorong tubuhku, aku sedikit mundur.
Jelas saja aku diam, aku bahkan tidak tau darimana orang ini bisa tau hal itu.
"Mungkin mbaknya salah denger kali, saya gak pernah bilang kayak gitu." Aku berusaha acuh, tak mau memperkeruh keadaan karena aku ingin pulang dengan tenang.
"Kamu mau bilang saya budek?? Berani kamu ya!!" Tangan mbak Nayla tiba tiba menarik jilbabku, dalam hitungan detik tangannya sudah menarik rambutku ke segala arah.
Aku berusaha melepaskan tangan kotor itu dari rambutku, sialnya hal itu sulit dilakukan karena aku juga hilang kendali. Aku ingat!! Aku masih punya kaki, kuarahkan kakiku pada apapun yang ada didepannya.
*Brak*
Jambakan itu terlepas, mbak Nayla sibuk dengan rasa sakit pada tulang keringnya. Aku bernafas lega setelah jambakan itu berakhir, aku mengusap kepalaku yang mulai berdenyut, merapikan sedikit rambutku agar tak terlalu berantakan.
"Sialan kamu! Dasar jalang!! Pelakor!! Lonte!!" Mbak Nayla mengeluarkan semua ucapan kasar dari bibirnya.
"Astaghfirullah al adzim." Aku memandangnya miris, ternyata didikan pondok pesantren tak bisa merubah cara bicaranya.
"Denger ya mbak, aku gak mau memperpanjang masalah gak guna kayak gini. Ustadz Anwar udah pergi, gak ada yang tau dia dimana, dengan siapa, atau bahkan sedang apa. Mungkin aja beliau udah menikah diluar sana, jadi jangan terlalu fanatik deh mbak." Aku berbalik hendak masuk dan menutup pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/144595598-288-k534043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Aku Disini (Lengkap)
Teenfikce#1 Islam dari 14,5 k cerita (12 September 2023) #1 pusaka dari 442 cerita (15 September 2023) #39 kenangan dari 11,3 K cerita (24 Oktober 2023) #2 agama dari 5,35 k cerita (18 Januari 2024) #9 Islam dari 14,7 k cerita (20 Januari 2024) Najmi's Story...