AAD #71 ✅

2.1K 55 0
                                    

╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
8 Mei 2018

"Na."

"Mun!!"

Aku meringis lalu menggaruk kepalaku, bisa bisanya barengan. "Kamu duluan aja." Ujarku mempersilahkan.

Munib menggeleng. "Kamu aja dulu."

Aku mengangguk. "Aku lagi deket sama habib loh." Ucapku memulai cerita, sengaja kubilang dekat agar tau apakah dia cemburu atau tidak.

"Habib??" Munib memastikan.

Aku mengangguk antusias. "Dia keponakan habib Umar Al-Haddad."

Munib diam, sepertinya dia tengah mengingat silsilah keluarga habib Umar.

"Palingan juga habib abal abal." Ucap Munib acuh, tangannya mengambil ponselnya lalu membukanya, seakan tak peduli dengan ceritaku hari ini.

"Beneran Mun, semalam aku habis keluar sama dia. Aku juga ketemu habib Umar sama anak anaknya."

"Heleh." Munib masih saja memandangi ponselnya.

Aku berdecak, ikut membuka ponselku lalu mengganti tampilannya ke foto foto yang diambil semalam. "Liat!!"

Munib mengalihkan pandangannya, dia menyipitkan matanya untuk melihat siapa siapa saja yang ada dalam foto grup itu.

"Habib Kahfi??" Tanya Munib setelah melihat sosok yang berdiri disampingku.

Aku mengangguk. "Iya dong." Aku menaik turunkan alisku, merasa bangga dengan pencapaiannku.

"Kok bisa??" Munib sepertinya masih tak percaya denganku.

"Ciee kepo." Ucapku sambil cekikikan.

"Jangan bilang gak sengaja ketemu dijalan terus dia suka sama kamu terus kamu mau diajakin nikah sama dia." Tebakan Munib terdengar seperti kisah klise dalam FTV dengan judul cintaku kepentok mobil pejabat.

"Apaan sih Mun." Aku menatapnya tak suka, bisa bisanya kisah hidupku disamakan dengan sinetron.

"Ya makanya ceritain." Munib terlihat gemas, tentu saja karena aku memang menggemaskan.

"Wani Piro." Aku menggesekkan jempol dan telunjukku.

"Aku beliin eskrim dua ribu." Munib mengeluarkan uang lecek dari kantongnya.

Aku memandanginya dengan tatapan, serius??

"Mau gak??" Munib sudah bersiap memasukkan kembali uangnya ke kantong.

"Minimal dua dong."

"Oke deal." Munib mengeluarkan selembar dua ribuan lagi.

"Coba cerita." Tantangnya kemudian.

Aku menarik nafas memulai bercerita, menceritakan semua yang terjadi tanpa kurang sedikitpun. Tentu saja dengan meloncati cerita tentang surat lusuh dari habib Kahfi. Bisa bisa nanti dia penasaran dengan isi suratnya.

"Kamu tau gak siapa habib Kahfi yang sebenarnya??" Tanya Munib setelah mendengar ceritaku.

"Siapa?? Dia bukan vampir kan?? Atau jangan jangan dia manusia serigala??" Tanyaku dengan mimik wajah serius, bagaimana jika ternyata aku akan menjadi Nayla yang menjadi incaran para vampir dan manusia serigala.

"Hisssh,, bukan lah." Munib masih terlihat serius.

"Terus??"

"Dia itu anak terakhir habib Hasan al-Kaff. Orang yang dirumorkan punya karomah, dan denger denger habib Kahfi turut mewarisi karomah ayahnya. Katanya dia bisa ngobatin orang yang sakit parah cuma dengan air putih."

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang