AAD #79 - END ✅

2.2K 72 0
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Desa Baiturrahman
12 Mei 2018

Malam yang tenang, angin malam berhembus lembut mengajak dedaunan menari perlahan hingga menjatuhkan dirinya sendiri. Bintang bintang mulai menunjukkan dirinya setelah mendung menghilang dari langit.

Tanah masih basah, beberapa rintik air masih terjatuh dari sela sela dedaunan. Suara kodok khas musim hujan pun terdengar diiringi nyanyian sang jangkrik.

Tapi pemuda itu seakan tak bisa menikmati semuanya, tangannya mengetuk meja, kakinya bergoyang menghentak bumi, matanya bahkan tak mau diam barang sejenak.

Beberapa kali sibuk dengan ponselnya, suara nada sambung terdengar walau tak kunjung berubah menjadi sebuah suara. Beberapa kali pula sibuk meneliti jam ditangannya.

Asap rokok berhembus, menembus dinginnya malam. Sesekali dia menyesap minuman kaleng sembari merapatkan jaketnya untuk mengusir dingin.

"Dimana sih kamu dek??" Pemuda itu makin gelisah karena panggilannya selalu memunculkan suara yang sama.

'nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan...'

Pemuda itu menghisap kuat rokoknya lalu melemparkan puntungnya ke segala arah.

"Argghh!! Goblok banget sih ndra!!" Pemuda itu mengacak acak rambutnya, frustasi.

Iya benar, pemuda itu adalah Andra. Kakak kedua Najmi yang begitu amat sangat menyayangi adiknya dalam artian yang keliru.

Selepas kepergian Hanif dan Adrian dari kediamannya, akhirnya Andra memutuskan untuk langsung meluncur ke kota tengah, tepatnya di desa Baiturrahman tempat adiknya berada.

Kekhawatirannya ternyata tak kunjung usai karena Najmi belum dia jumpai walau hampir dua jam menunggu.

Andra melihat jam ditangannya lagi. "Udah jam tujuh malam, kemana Najmi??"

Kepala Andra kini dipenuhi praduga, tentang siapa Kakek yang Najmi kira sebagai kakek Tohari, apakah dia orang baik atau orang jahat??

"Goblok goblok goblok!!" Andra memukulkan tinju pada tembok.

"Gimana kalau selama ini Najmi tinggal dengan seorang kakek cabul yang mantau dia pas lagi tidur??"

"Atau malah kakek cabul yang pasang cctv di dalam kamar mandi buat bikin video porno??"

"Atau jangan jangan kakek itu adalah seorang pedofil gila yang jadiin Najmi sebagai bahan ngocok dia tiap hari??"

"Argghhh!!" Andra menggeram kesal, benci dengan pikirannya sendiri.

"Atau jangan jangan kakek itu sekarang lagi bawa Najmi ke perdagangan manusia karena tau Najmi udah mau pulang ke kampungnya??"

Andra bangkit berjalan mondar mandir dengan penuh pikiran buruk dalam kepalanya.

*Brak*

Andra menendang apapun yang ada didepannya untuk meredam kecemasannya. Tapi sayangnya kaku Andra beradu dengan kaki meja hingga menimbulkan rasa nyeri yang mendalam.

"Mejo jancok!!" Andra menatap sinis pada meja yang kini dijadikan bahan emosinya.

Hingga sebuah nada panggilan menghampiri ponsel Andra, dengan secepat kilat Andra menggeser tombol hijaunya tanpa melihat nama penelpon.

"Halo Najmi!!" Andra langsung menyebutkan nama adiknya.

Tapi sayangnya bukan suara Najmi yang terdengar, melainkan suara lembut yang akhir akhir ini sering menemani Andra.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang