AAD #1 ✅

8.7K 301 32
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Desa Baiturrahman
28 Februari 2018

Hiruk pikuk kehidupan siang perlahan meredup, seiring meredupnya cahaya matahari karena sang pemilik hendak pulang ke ufuk barat. Suara khas senja mulai terdengar. Dinginnya angin berhembus, mengajak dedaunan kering untuk berdansa bersama. Semburat cahaya jingga dan semilir angin menjadi latar belakang kisah kali ini.

Gadis itu masih disana, kakinya seakan terpaku ke bumi, tak berpindah barang seinchi pun. Dia masih terdiam walau orang disekitarnya tengah bertanya tanya tentang sosoknya. Guratan lelah dan kecewa terpatri jelas di wajahnya. Matanya masih merah, pipinya masih basah, tapi dia masih harus melangkah.

Anak rambutnya berterbangan, menggelitik wajahnya, berharap senyuman dapat hadir namun tak pernah ada. Suara tarkhim mulai terdengar, pertanda adzan Maghrib akan segera berkumandang. Semua orang sudah pulang, bersiap untuk melaksanakan kewajiban seorang hamba pada Tuhannya. Tapi gadis itu tidak, dia masih saja tak mau beranjak.

Dia adalah Najmi, seorang gadis lugu yang baru saja terusir dari rumahnya sendiri. Dan disinilah dia sekarang, didesa yang entah apa namanya. Desa yang dia sendiri tak tau apapun tentangnya. Bahkan dia juga tidak tau kenapa Andra mengirimnya kesini.

Rumah kecil dengan warna biru pudar sudah menanti didepannya. Najmi pun berharap ada sosok manusia yang juga tengah menunggunya. Semoga saja semua berjalan lancar sesuai dengan ekspektasinya.

"Bismillahirrahmanirrahim." Akhirnya Najmi buka suara setelah diam selama hampir setengah jam. Najmi melangkahkan kakinya perlahan, jantungnya berdegup kencang, kakinya juga bergetar, tapi dia harus tetap melangkah. Melangkah di kehidupan baru.

"Bismillahirrahmanirrahim." Gadis itu mengucapkan lagi kata kata ajaibnya.

"Oke,, tinggal ketuk pintu, ucap salam. Terus salaman sama kakek pemilik rumah lalu jelaskan bahwa aku adalah anak pak Hamadi. Setelah itu semuanya akan berjalan seperti biasa dan tinggal menunggu mas Andra menjemputku untuk kembali ke rumah. Ini hanya sementara Najmi, tenanglah." Najmi berusaha tersenyum untuk alur ceritanya sendiri. Tapi kita tidak tau alur cerita apa yang tengah Allah siapkan untuk Najmi.

*Tok...tok..tok...* Najmi mengetuk pintu.

"Assalamualaikum." Najmi bersuara lirih.

Hening,, salamnya tak menemui jawab. Dia mencoba berfikir positif. Suaranya mungkin kurang keras. Dia tersenyum lalu mengangkat tangannya.

*Tok...tok...tok...* Dia kembali mengetuk pintu, kali ini lebih keras.

"Assalamualaikum." Dia mengucap salam dengan suara yang lebih lantang. Namun sayang sekali, salamnya terabaikan lagi.

Bibirnya mulai bergetar, matanya kembali berembun. Hatinya perih sekali. Kata kata penyemangat miliknya hilang semua entah kemana. Air mata itu hampir keluar, namun buru buru ia tahan dengan tangannya.

"Kenapa mas Andra kirim aku jauh jauh kesini kalau ternyata gak ada manusia yang menantiku. Sekarang aku harus gimana?? Kemana lagi aku harus berjalan. Maghrib hampir menjelang, para mahkluk halus juga mulai terlihat berkeliaran." Najmi menatap ponselnya, berharap ada seseorang yang menghubunginya dan menjemputnya saat ini juga.

Dia menghembuskan nafas panjang, sepertinya mustahil untuknya mendapatkan maaf dari keluarganya dan warga kampung yahida. Kesalahannya sudah terlalu dalam. Sekarang tak ada pilihan lagi selain meneruskan langkahnya.

"Assalamualaikum." Najmi mengucapkan salam selantang mungkin. Namun lagi dan lagi, tak ada jawaban dari dalam.

Najmi menunduk, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh. Najmi pun ikut jatuh, tubuhnya luruh menyentuh lantai, dia memeluk lututnya sendiri, ada banyak rasa yang tak bisa ia ucapkan saat ini, tapi satu yang pasti. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang