AAD #4 ✅

4.9K 193 21
                                    

╭──────────╮
𝑴𝒖𝒏𝒊𝒃'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Munib, Desa Baiturrahman
02 Maret 2018

Aku tersenyum menatap langit langit kamar. Ini sudah pagi, tapi aku masih saja berdiam diatas ranjang.

"Adek!! Ibu berangkat kerja dulu ya. Abang tadi katanya mau main sama temennya, kalau adek udah selesai malesnya nyusul ya ke pabrik." Ibuku muncul dari balik pintu dengan baju kerjanya.

"Siap boss!!" Aku memberikan hormat padanya.

"Ajak Najmi kalau dia mau, kasihan dia." Ibu mengingatkanku lagi.

"Insyaallah Bu." Ibu menunjukkan jempolnya kemudian berlalu. Aku kembali rebahan sambil menatap langit kamar.

Senyuman kembali terbentuk kala anganku membayangkan wajah Najmi ada diatas sana. "Apaan sih muun. Ngebucin sama orang lupa ingatan, awas sakit hati." Aku mengingatkan diriku sendiri.

Aku menghela nafas panjang, rasanya lega karena penantianku selama sepuluh tahun terakhir ini akhirnya membuahkan hasil. Tak sia sia aku mengambil cuti sekolah tahun ini. Akhirnya aku bisa bertemu kembali dengan Najmi.

Mungkin orang lain akan berfikir bahwa aku terlalu berlebihan dalam menunggu Najmi. Tapi entahlah, aku sendiri bahagia dengan penantian ini. Rasanya menyenangkan bisa menunggu kedatangan orang seindah Najmi.

Aku tau, aku berpisah dengannya waktu masih kecil. Dan aku masih mencintainya sampai sekarang, aneh bukan. Andai saja Najmi mengingat semuanya, mungkin sekarang aku sudah berdiri di pelaminan dengannya. Hehe ngawur ah.

Aku berguling lalu memeluk gulingku. "Najmi Najmi." Aku menyebutkan namanya sambil tersenyum.

Aku mencium gulingku. "Andai aku bisa mengungkapkan perasaanku saat ini padanya."

Anganku membayangkan suasana romantis dimana aku ada dipusat perhatian bersama Najmi. "Najmi, maukah kau menikah denganku??" Ucapku sambil mengeluarkan sebuah cincin untuknya.

Sorak Sorai dari penonton yang ikut hanyut dalam suasana yang kubuat menambah keromantisan momen ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorak Sorai dari penonton yang ikut hanyut dalam suasana yang kubuat menambah keromantisan momen ini.

"Munib!!" Suara teriakan memekakan telingaku, membuyarkan semua khayalanku.

"Apaan sih bang!!" Aku menatap sinis seorang pemuda yang hanya beda dua tahun saja denganku.

"Bagi duit. Gua mau main sama pacar gua!!" Dia mengadahkan tangannya.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang