AAD #66 ✅

2.2K 65 0
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Desa Babad luhur, kota tengah
3 Mei 2018

"Gak usah Najmi." Habib Kahfi berusaha mencegah najmi yang malah membereskan dapurnya.

"Gapapa om, anggep aja balas budi." Najmi tersenyum simpul lalu melanjutkan pekerjaannya.

Habib Kahfi berdecak, kalau sudah begini maka mau tak mau dia harus ikut membantu najmi. Karena tak mungkin membiarkannya membereskan rumah ini seorang diri.

Habib Kahfi mengambil lap lalu mulai membersihkan semua hal di rumahnya. Biasanya ada seseorang yang bertugas membersihkan rumah ini seminggu sekali, tapi orang itu baru datang besok.

Keduanya terlihat sibuk walau terkadang habib Kahfi curi curi pandang pada Najmi. Habib Kahfi menghela nafas, lelah dengan yang dia kerjakan. Lalu duduk sebentar di kursi.

"Rajin kamu ya." Habib Kahfi memuji Najmi.

"Bukan rajin ini mah, tapi memang sudah tugasnya perempuan." Najmi berucap acuh.

"Kata siapa??" Habib Kahfi mengangkat kepalanya, menunggu jawaban Najmi.

"Kata bapakku."

Habib Kahfi mengernyit, dari aliran mana gadis ini berasal. "Bebersih adalah salah satu tugas seorang suami."

Najmi menoleh, "serius??" Najmi penasaran.

Habib Kahfi mengangguk. "Seorang suami bertugas menyiapkan hal pokok dalam rumah tangga, itu berarti dia harus menyiapkan sandang, pangan, dan papan."

Najmi mengangguk membenarkan, kebutuhan pokok dalam pikiran Najmi adalah uang untuk membeli semua itu.

"Sandang, berarti suami harus menyiapkan pakaian. Itu berarti juga mencuci pakaian, melipat, dan semua yang berhubungan dengan pakaian."

"Pangan, berarti suami harus menyiapkan makanan. Itu berarti dia harus membeli makanan, memasak sampai menghidangkan makanan untuk keluarganya."

"Papan, berarti suami harus menyiapkan tempat tinggal, atau rumah untuk keluarganya. Itu berarti suami harus membersihkannya, memastikan rumah itu adalah tempat ternyaman untuk keluarganya tinggal. Faham??"

Najmi mengedipkan matanya, terkejut dengan sebuah fakta yang baru dia dengar. Kemudian dia menyipitkan matanya, memandang habib Kahfi dengan pandangan. Serius??

Setelah ini dia harus bertanya pada Munib, dia meragukan kebenaran yang disampaikan habib Kahfi.

"Terus tugas perempuan apa??"

"Mengandung, melahirkan, dan menyusui."

Najmi mengernyit lagi, itu bukan tugas. Tapi itu adalah hal yang memang hanya bisa dilakukan oleh perempuan. Aneh sekali habib didepannya ini.

Najmi menjatuhkan sapunya, dia menghentikan aktivitasnya secara tiba tiba. Hendak membuktikan ucapan habib Kahfi bukanlah bualan belaka.

"Kenapa berhenti??" Habib Kahfi bertanya keheranan.

"Sampeyan bilang, ini adalah tugas suami."

Jawaban Najmi dihadiahi tawa ringan oleh habib Kahfi. "Tapi saya bukan suami kamu Najmi."

Najmi diam, berusaha mencerna ucapan habib Kahfi. Dia benar, dia bukan suami Najmi. Dan sekarang Najmi harus menanggung malu akibat ucapannya sendiri.

"Atau kamu mau saya menjadi suamimu??" Tanya habib Kahfi sambil tersenyum jahil.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang