AAD #22 ✅

3.3K 131 0
                                    

╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Desa Baiturrahman
05 April 2018

Hari ini aku sudah bersiap, ada jadwal pengambilan seragam dan kitab hari ini, dan aku harus segera berangkat.

Aku sudah menata hati sejak beberapa hari kemarin, berusaha tetap tenang dan tersenyum. Anggap saja tak pernah ada masalah antara aku dan bang Syarif, lagipula dia tak pernah datang lagi sejak hari itu.

Aku pun berharap tidak bertemu dengannya di pesantren. Aku bahkan sampai tidak masuk mengaji setelah malam perkenalan itu, karena masih takut. Tapi kali ini aku harus hadir, ada masa depan yang menungguku.

"Permisi Bu." Aku mengetuk pintu ruang pengurus.

"Silahkan masuk." Suara dari dalam membuatku berani membuka pintu.

"Assalamualaikum." Aku sedikit menunduk sopan.

"Wa'alikumsalam." Ibu pengurus terlihat sibuk dengan kertas kertas dimejanya.

"Eh Najmi ya??" Ucap ibu pengurus setelah mendongak menatapku.

Aku tersenyum. "Iya Bu."

"Silahkan duduk." Dia menunjuk kursi didepannya.

"Terimakasih." Aku duduk namun diam, bingung harus melakukan apa setelah ini.

"Mau ngambil seragam ya."

"Iya Bu."

Ibu pengurus yang kuketahui bernama Khofifah itu membuka lemari mejanya, mengeluarkan sebuah bungkusan.

"Ini seragam, kitab sama beberapa buku. Ada juga name tag buat kalau ada hari besar, nanti diisi foto ya."

Aku mengangguk paham. "Ngajinya tiap malam boleh hadir. Tapi di malam Selasa Kamis Sabtu ada setoran hafalan."

"Apa hafalan Al-Qur'an itu wajib Bu??" Tanyaku setelah mempertimbangkan hal ini di beberapa hari terakhir.

"Wajib sih tidak, namun alangkah lebih bagusnya jika bisa dihafal."

Aku menunduk, sebenarnya ada besitan hasrat untuk menghafalkan Al-Qur'an, tapi terkadang aku merasa kurang mampu.

"Hafalkan aja semampunya, nanti minta tolong ajar teman yang lain. Gak ada ruginya menghafal ayat Alqur'an."

Aku mengangguk, berhasil membulatkan tekadku.

"Insyaallah jika mampu Bu."

Bu Khofifah tersenyum. "Semoga dimudahkan."

"Aamiin. Ya udah Bu, saya mohon pamit dulu. Assalamualaikum." Aku berdiri, tanganku menggapai bungkusan yang sejak tadi diatas meja.

"Wa'alikumsalam."

Selepas keluar dari ruang pengurus, aku berniat untuk sekedar menyambangi Anggun ke asramanya. Sekalian menilik langsung kehidupan pesantren yang telah lama aku bayangkan.

"Assalamualaikum!!" Aku melambaikan tangan pada kumpulan santri yang tengah sibuk di teras asrama.

"Wa'alikumsalam."

"Hai Najmi!!" Anggun turut melambaikan tangannya.

Aku mendekat lalu duduk di samping anggun.

"Lagi apa??" Tanyaku basa basi.

"Biasa lah,, murojaah doang." Anggun menutup Al-Qur'annya.

"Kamu kemana aja kok gak ngaji??" Tanyanya kemudian.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang